Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 23 Desember 2011

Seputar Kisruh di Universitas Indonesia




From: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>
Subject: Seputar Kisruh di Universitas Indonesia
To:
Date: Friday, December 23, 2011, 12:16 PM

Seputar Kisruh di Universitas Indonesia

Tweet from @ratu_adil
-----------------------------
Bersepeda Dari Pati Untuk Kuliah Di UI, Beasiswa Malah Terancam Dicabut http://t.co/EbJx37Fw

JurNas: Mahasiswa FIB UI Demo Terkait Rencana Dekanat Cabut Beasiswa http://t.co/XuvBuY5s

Rektor UI Enggan Komentari Sanksi Pencabutan Beasiswa http://t.co/dlHqQabo

Mahasiswa FIB UI Kecam Ancaman Pencabutan Beasiswa untuk Maba http://t.co/X5V3DYxN

Kebohongan Rektor dan Skandal Penyadapan http://t.co/TsKmqUtW

@ratu_adil: Yiha, jelang akhir tahun, ada pergolakan di UI #BeasiswaUI

Kemarin lagi main-main ke UI untuk pantau2 situasi disana, #Eh gak taunya lagi ada pergolakan. Ternyata UI yang katanya universitas paling bergengsi, birokratnya masih pakai 'ancaman psikologis' untuk kendalikan mahasiswa. Hasil kasak-kusuk di UI kemarin, para mahasiswa penerima beasiswa mengaku diancam akan dicabut beasiswanya jika langgar aturan

Menurut mereka, Dekanat UI telah membelenggu hak berserikat dan berkumpul dengan ancaman cabut beasiswa. Selain itu, Dekanat UI juga mengancam skorsing bagi kegiatan himpunan mahasiswa yang tidak 'sejalan' dengan visi misi UI

"Maksudnya tidak sejalan?" tanya saya pada para mahasiswa

UI selalu mengijinkan acara dr organisasi2 Tarbiyah, sedangkan acara himpunan mahasiswa yg 'berbeda' cenderung dilarang" ujar mereka. "dan cara mereka (UI) mengekang kami sering dengan ancaman, misalnya ancaman cabut beasiswa, skorsing dan sebagainya" ujar mahasiswa

Ooh, itu mah memang begitu. UI kan memang sudah dikuasai Tarbiyah," ujar saya pada mahasiswa UI

Rupanya banyak juga yg minat sama topik kisruh UI. Oke, kl gitu saya akan ceritakan soal seluk beluk UI dr hasil investigasi saya

Pasca kejatuhan Soeharto 1999, akan digelar pemilu dimana UI rencananya akan menjadi TPS (tempat pemungutan suara). Bakin (sekarang BIN) mengadakan riset tentang siapa partai yg paling diminati mahasiswa UI. Hasilnya mengejutkan, ternyata UI memilih PK (partai Keadilan/sekarang PKS) dan PRD (partai rakyat demokratik)

Bakin pun melapor pada negara, dan negara pun memutuskan batal menjadikan UI sebagai TPS di pemilu 1999

Kenapa demikian?

Karena, UI adalah representatif kaum intelektual Indonesia, sehingga membuka UI jadi TPS akan mengangkat pamor PRD dan PK (skrg PKS). Dan kalau kemenangan PRD dan PK di UI terpublikasi, tentu dana investasi asing ke parpol akan beralih sebagiannya ke PK dan PRD

Negara via Bakin pun memutuskan melancarkan operasi infiltrasi divide et impera, yakni untuk memecah belah PRD dan PK dari dalam. PRD pun, terpecah belah, dalam internal PRD muncul dua kubu (PRD kiri dan PRD kanan). PK pun terbagi dua kubu, yang akhirnya menjadi PKS dan Hizbut Tahrir. Operasi ini terjadi tak hanya di UI, tapi juga di seluruh lini PRD dan PK di indonesia

Berusia singkat, PRD pun bubar, pentolannya kini gabung PDIP. Sedangkan PK jg terbagi menjadi PKS dan Hizbut Tahrir. Di UI, PKS lebih dominan 'menguasai' mahasiswa dan birokrasi ketimbang Hizbut Tahrir. Dan hingga saat ini, negara tidak pernah lagi mengizinkan UI atau kampus lain menjadi TPS dalam pemilu

Sebagai catatan, baik PK dan PRD itu salah satu motor penggeraknya adalah anak jurusan sejarah UI dari fakultas Sastra (skrg FIB UI). So, jangan heran kalau dari dulu sampai sekarang, Fak Sastra atau FIB UI selalu menjadi sumber pemikiran kritis di UI

Hasil pengamatan saya, gejolak pemikiran di UI itu lebih dipacu oleh anak2 Fak Sastra atau FIB UI ketimbang Fisip UI. Itulah sebabnya banyak aktivitas intelijen di FIB UI (termasuk saya)

Bagi yg belum tahu, anak dari Mayjen Gerungan (Rocky Gerung) mantan petinggi Permesta, skrg jadi dosen FIB UI. Dan Rocky Gerung kini menjadi salah satu pionir terdepan Partai SRI bersama beberapa senior2 FIB UI

Organisasi RMS (republik maluku serani) juga tercatat sudah 'memasukkan' sejumlah mahasiswa ke FIB UI

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tak ketinggalan, beberapa 'agen' GAM juga disusupkan ke FIB UI

Data intelijen yg disimpan di Deplu menyebutkan ada sekitar 14 aktivitas intelijen di FIB UI. Dari kelompok kiri, kelompok kanan, kelompok separatis, ikutan memantau FIB UI. Maka tak heran @sudjiwotedjo ketika mampir ke FIB UI salah satu pada pagelaran teater kampus terbesar di Indonesia berkata iri pada FIB UI

Jika anda membandingkan gelora mahasiswa di UI, anda tidak akan menemui gairah pembangkangan yang lebih besar dari FIB UI. Itulah sebabnya saya bilang, UI hanya terbagi 2 kubu, Tarbiyah yg menguasai hampir seluruh Fakultas, versus FIB UI. Tarbiyah UI selalu mencoba menundukkan FIB UI, namun terus dilawan oleh gerakan solidaritas FIB UI

Bagi yg mengetahui, mungkin pernah dengar mahasiswa UI perang lawan Tarbiyah di ajang pemilihan ketua BEM UI. Kejadiannya sekitar tahun 2003-2004, perang yg saya maksud dalam arti harfiah. Pemukulan, lempar batu terjadi di FIB UI. Kemudian pada pemilihan ketua BEM UI tahun berikutnya, mahasiswa FIB UI membakar kotak suara karena menemukan adanya kecurangan Tarbiyah UI

Tahun 2008, seluruh mahasiswa FIB UI bersatu menghadang Dekanat UI lantaran Dekanat membelenggu kebebasan berkumpul mahasiswa non Tarbiyah. Kejadian serupa terulang kemarin, mahasiswa FIB UI bahu membahu mengepung Dekanat karena larangan berserikat dan berkumpul, Dan #LagiLagi, Tarbiyah UI berada di belakang pelarangan berkumpul itu. Tarbiyah UI memang sudah 'menyusup' ke birokrasi UI, dosen-dosen UI hingga BEM UI

Pada peristiwa FIB UI kemarin, kepala jurusan sejarah bernama Abdurahman yg aktif sebagai anggota PKS adlh salah satu dalang pelarangan itu. Pelarangan ini didukung oleh salah satu petinggi Dekanat FIB UI bernama Albert Roring yg menurut cerita mahasiswa selalu menopang Tarbiyah. Albert Roring bahkan mengancam akan mencabut beasiswa mahasiswa baru (Maba), suatu tindakan yang sangat keji yg pernah dilakukan o/h 'Guru'

Untungnya, Roring mengancam seorang Maba Sejarah UI bernama Jalaludin yg namanya sempat ngetop di media massa. Jalaludin ini unik, dia naik sepeda dari Jawa Tengah ke Depok (harfiah) karena diterima di UI. Media sempat ramai memberitakan ini. Ancaman kepada Jalaludin rupanya menjadi 'batu kerikil" bagi Tarbiyah UI. Mahasiswa FIB UI pun memanfaatkan 'keuntungan' itu dengan menggalang aksi protes yg melibatkan media massa

Pantauan saya, pemberitaan itu menjadi salah satu senjata kuat mahasiswa FIB untuk memenangkan pertarungan vs Dekanat-Tarbiyah FIB UI. Kun fayakun! Mahasiswa FIB UI memenangkan pertarungan. Dekanat/Tarbiyah FIB UI batal mencabut beasiswa Jalaludin

Bravo ! Salute buat FIB UI yang #LagiLagi berhasil memukul mundur Tarbiyah UI

Hingga saat ini, satu-satunya fakultas di UI yg masih 'berani' melawan Tarbiyah adalah FIB UI. Tapi tetap perlu diwaspadai, kekuatan Tarbiyah UI disokong oleh Manajoer Kemahasiswaan Rektorat UI bernama Kamaruddin. Melalui Kamaruddin inilah, orang2 Tarbiyah UI berhasil menyusup di birokrasi UI, Albert Roring merupakan salah satu orangnya Kamaruddin

Kekuatan Tarbiyah UI paling kuat di Fakultas MIPA. Nama kantinnya Fakultas MIPA saja DALLAS yg merupakan kependekan dari 'di bawah lindungan Allah SWT'. Nah, pertanyaannya kemudian adalah apakah ada hubungannya antara kisruh rektor UI Gumilar Sumantri dengan Tarbiyah UI?

Ya, betul. Keduanya memang berkaitan. Ada pihak yg ingin menggoyang kekuatan Tarbiyah (PKS) di UI yg disokong oleh Gumilar

Siapakah yg ingin menjatuhkan dominasi Tarbiyah (PKS) di UI via Gumilar?

Ada beberapa pemain disini. Tapi singkatnya, mereka adalah gerakan yg disokong para intelektual UI dari fakultas Kedokteran, Ekonomi, Fisip. Sayangnya, mereka ini memiliki agenda politik tingkat tinggi yg sebetulnya juga tidak memperjuangkan hak-hak mahasiswa UI. Dugaan sementara dari tim intelijen di lapangan, ada kepentingan global di balik gerakan Save UI, juga Pelita UI

Saya belum bisa buka datanya, karena masih harus konfirmasi lebih lanjut soal ini. Tapi sedikit indikasi, ada kelompok mafia berkeley di balik gerakan Save UI juga Pelita UI

Kita mendengar nama Emil Salim (kelompok berkeley) aktif di gerakan Save UI. Kemudian ada nama Gadis Arivia (aktivis partai SRI), istri dari Rick Pollar (petinggi World Bank yg menjembatani Sri Mulyani ke World Bank). Banyak lagi nama yg belum bisa saya buka disini. Sejumlah tim intelijen dari berbagai kepentingan sedang memantau perkembangan kisruh UI

Dua kekuatan besar sedang tarik menarik di UI. Yg satu merapat ke MWA untuk jatuhkan Gumilar, sdgkan Tarbiyah back up via M Nuh (Mendiknas). We'll see lah bagaimana hasil akhirnya. Entah kelompok Berkeley atau Tarbiyah yg menang. Yang jelas, mahasiswa tetap ditunggangi

Mungkin sedikit yang tahu, bahwa setiap pemilihan ketua BEM UI, dana partai berseliweran menyokong kampanye sang calon. Nilai sokongan dana partai ke ketua BEM itu mencapai miliaran lho. Tentunya ada deal antara sang kandidat dengan partai

Lantas, jika saya mahasiswa UI, apa yang harus saya lakukan untuk menghadapi permainan dua kelompok besar ini?

Stay calm, pantau perkembangan isu dan jangan mudah terpengaruh isu yg diboyong dua kelompok ini

Kelompok Berkeley, umumnya menggunakan bahasa2 yg seolah memperjuangkan kebebasan dan demokrasi untuk gaet massa di UI. Sedangkan kelompok Tarbiyah UI (PKS), tentu saja memperjuangkan langgengnya kekuasaan mereka sendiri dgn mengekang hak mahasiswa. Tapi berdasarkan pantauan saya, isu pergolakan yg muncul di FIB UI masih lebih murni berasal dari keresahan terhadap otoritas yg mengekang. Itulah kenapa sejak dulu, sulit bagi kelompok-kelompok yg berkepentingan menguasai UI untuk menduduki FIB UI secara utuh.

Mahasiswa FIB UI boleh bangga dengan semangat yang dimilikinya, meski Tarbiyah UI terus berupaya kuasai, FIB UI tetap tegak.

Menurut cerita mahasiswa FIB UI, ketika seluruh kampus UI melarang merokok di kantin fakultas, hanya FIB UI yg bertahan diperbolehkan. Ketika seluruh kantin fakultas melarang mahasiswa main kartu, hanya FIB UI yang masih bebas. Ketika acara-acara budaya perlahan-lahan dihalangi, FIB UI bergerak secara bawah tanah dan independen

Dahulu sekali, jam kuliah di FIB UI dibuka hingga pukul 21.00 WIB. Sama seperti fakultas-fakultas lain. Jam kuliah yang berlangsung sampai malam, membuka peluang terjadinya konsolidasi kelompok kebebasan di UI untuk rapatkan barisan. Acara-acara digelar hingga lewat tengah malam dan seringkali menjadi wadah penghujatan terhadap ketidakadilan kampus UI. Gerakan kiri pun 'mendompleng' mahasiswa melalui tongkrongan malam di UI

Gelora pembangkangan mengepul dari kantin-kantin di UI. Memang tidak semua, tapi di sejumlah fakultas UI terjadi 2 pengelompokan, kubu kantin (pembangkang) dan musholla (Tarbiyah/PKS). Dan hampir setiap pemilihan ketua senat, terjadi tarik menarik antara kubu Kantin yg mengusung calon non Tarbiyah. Dengan kubu Musholla yang mengusung Tarbiyah UI

Saat ini, hampir semua senat fakultas di UI dipegang Tarbiyah UI, termasuk FIB UI. Tapi, kebanyakan fakultas akhirnya legowo menerima kenyataan Tarbiyah tak terkalahkan di UI. Fisip UI, yg dulunya jadi basis perlawanan mahasiswa UI pun kini cenderung 'nrimo'. Psikologi UI, dulu juga sempat jadi basis perlawanan terhadap Tarbiyah dipimpin salah satu tokohnya 'Bagus Takwin', kini layu

Pantauan saya selama 10 tahun terakhir ini terhadap pergerakan mahasiswa di UI, hanya FIB UI yang masih punya peluang melawan secara nyata. Maka bagi mahasiswa FIB UI, lekaslah bersatu, mumpung Tarbiyah lagi digoyang oleh kelompok Berkeley via gerakan Save UI juga Pelita UI

Saya menyaksikan sendiri bagaimana mahasiswa FIB UI berhasil memukul mundur bentrok, fisik maupun pemikiran melawan kedaulatan Tarbiyah UI. Tapi ingat agar selalu tetap waspada.. belasan aktivitas intelijen di FIB UI masih memantau

Temans2, saya sudahi dulu laporan singkat (namun panjang :p) seputar UI ini

http://www.radaronline.co.id/berita/pembaca/3641/2011/Seputar-Kisruh-Universitas-Indonesia


Selasa, 13 Desember 2011

"Lonely Song" of SBY


 
From: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com

LONELY SONG OF SBY

SBY
semakin bingung harus bersikap apa. Kejadian demi kejadian tidak ada
yang terselesaikan. Malahan bertambah kejadian baru yg makin
mengenaskan.

Sementara skandal Bank Century dimati-surikan, skandal petinggi2 Demokrat mencuat.

Tanggal 23 Mei 2011 ternyata Nazarudin sudah menghadap SBY dan melaporkan semuanya, termasuk keterlibatan Ibas dan Anas, dkk.

Rakornas
Demokrat di Sentul pun berlangsung alot hingga hampir subuh. Keputusan
diambil walau berat. Anas dilengserkan
untuk membersihkan nama PD. Ditugaskan dua orang. Andi Malarangeng
untuk menghadap SBY dan Ahmad Mubarok untuk menyampaikan kepada Anas
sekaligus mencari format yg elegan n bijak bagi semua pihak. Tentu ini
kemauan kubu Marzuki Ali dan Andi Malarangeng yang mau membalas dendam
atas
manipulasi uang yang memenangkan Anas sebelumnya.

Subuh, Andi
Malarangeng sudah di Cikeas. Sarapan pagi bersama SBY dan kebetulan ada
Ibu Sarwo. Baru satu kalimat Andi menyampikan keputusan Rakornas soal
dilengserkannya Anas, tiba-tiba Bu Sarwo nyeletuk: "Nek iku
dilaksanakan, putuku mlebu bui" (Kalau langkah itu diambil, cucuku masuk
penjara). Gagal lah tugas Andi Malarangeng. Semua juga tahu, SBY itu
jongos di keluarga besar Sarwo Edhi, makanya sama sekali tidak bergeming
atas celetukan mertuanya itu.

Konon, akhir2 ini, SBY sering
terdiam merenungi nasibnya yang demikian tragis. Ditinggalkannya istri
(keturunan Filipina) dan kedua anak perempuannya demi meraih cita-cita
masa depan gemilang, namun apa dikata jatuh ke pangkuan ibu Ani yang
menempatkan SBY kayak jongos seumur-umur. Sempat selingkuh sebentar
dengan Sri Mulyani Indrawati, namun terhempas skandal Century yang
mengharuskan SMI diusir ke luar negeri atas perintah Ibu Ani yang
cemburu habis kepada SMI yang cantik dan cerdas. SBY kembali salah
langkah dan kembali ke ketiak Ibu Ani.

Apalagi kalau SBY
merenungi pilihannya pada skenario manipulasi pemilu, yang waktu itu
diambilnya tanpa banyak pemikiran mendalam, SBY makin stres.

Sebagaimana
kebiasaan seorang jongos yang sudah mengabdi kepada isterinya puluhan
tahun, sudah terbiasa tidak bisa menolak, demikian pula waktu memutuskan
skenario pemenangan pemilu itu, hanya pesan Ani Sby yang terngiang2:
"Kalau incumbent tidak menang mutlak, itulah sebodoh2nya orang. Kan
semua kekuasaan ada di tangan". Memang menang mutlak, menghalalkan
segala cara. Sekarang, ibarat nasi sudah menjadi bubur.
Kalau stres, kompensasinya dia mengarang lagu.

"SBY
sudah ditinggalkan kroni2nya. Lebaran tahun sebelumnya, antrian masih
amat, panjang, tapi lebaran kemarin, di ruang VIP, hanya ada saya dan
seorang menteri, itupun kami buru2 pulang, makanan utuh tidak
tersentuh", demikian
seorang jenderal bintang empat, kerabat dekat cikeas menggambarkan.

Di
lingkaran satu pun sudah tinggal beberapa sosok oportunis yg
mengelilinginya, seperti Hartati Murdaya, yg bakalan hancur bersama
hancurnya kekuasaan SBY. "Hartati Murdaya itu yang selalu menyampaikan
yang bagus2 kepada Bu Ani dan Pak Sby shg informasi versi lain dari
kami-kami yg lebih obyektif sudah tidak ada gunanya", demikian salah
seorang kepercayaan Cikeas.

Awalnya, Ani Sby tidak menyetujui
Aliya sebagai menantu. Pacar Ibas di Australia, yg dibelikan Ferari oleh
Anggoro, ketika sama-sama kuliah, dianggap lebih tepat untuk
mendampingi putranya. Aliya dianggap terlalu mandiri dan kurang
"njawani".

Namun apa yang membuat Ani Sby berubah pikiran? Segra meminang Aliya Rajasa?
Pertama,
adalah diagnosa tumor otak di kepala SBY, yg membuatnya pingsan dan
lalu diinfus vitamin C, karena memang tidak ada obatnya. Kalau
dikemoterapi di kepala akan amat
berbahaya.

Maka, tidak heran kalau kemudian RS kecil di dekat
Cikeas segra dibeli dan diperlengkapi dg peralatan tercanggih dg dokter
jaga kepresidenan, untuk berjaga-jaga kalau setiap saat terjadi sesuatu.

Kedua,
tidak ada yg lebih kuat dari ikatan keluarga, apabila terjadi sesuatu.
Apalagi Hatta Rajasa sudah terbukti menyetorkan suara poros tengah
secara bulat. Buy 1 Get 1. Beli Hatta Rajasa dapat juga Amien Rais.
Demikianlah kalkulator di kepala Ani Sby segra bekerja. Tapi kalau tidak
diikat bisa saja menjadi bumerang.

Hatta Rajasa bagai disambar
petir. Untung rambutnya sudah putih semua, seandainya masih ada yg
hitam, kontan langsung jadi putih total. Bagai menghadapi buah
simalakama. Dimakan mati, tidak dimakan ibu mati. Aliya Rajasa, gadis
cerdas itu, akhirnya harus menyetujui dijodohkan dengan Pangeran Teler,
yang diajak ngomong saja tidak nyambung. Adalah Amien Rais yang
menghibur, mungkin saking penginnya berkuasa: "Ambil
saja hikmahnya. Siapa tahu ini Jalan Allah SWT untuk mendapatkan amanah
memimpin NKRI selanjutnya".

Padahal, seandainya tidak ada ikatan
keluarga, jelas manuver Hatta Rajasa dan Poros Tengah akan bisa lebih
leluasa di masa depan. Namun takdir sudah diterima sebagai besan.

Adalah
Hartati Murdaya yang sibuk. Seperti biasa. Bagaimana mengamankan
bisnisnya secara nyata dengan menaruh orang-orang kunci. Seperti Dahlan
Iskan yang sudah membuktikan diri berbakti mengamankan kepentingan
Murdaya di PLN, tugas selanjutnya adalah agar Dahlan mengamankan
kepentingan Murdaya di Telkomsel yang sempat gonjang ganjing.

Apalagi,
kembalinya kroni2 lama Aburizal Bakrie, seperti Djan Faridz dan Cicip
Syarif Sutardjo dalam Kabinet membuat gerah Kelompok Murdaya.

Karena
katakutan kepada ARB, maka langkah beberapa konglomerat menggandeng
Arifin Panigoro untuk menjual Sri Mulyani dengan Partai SRI nya pun
didanai besar2an. Yang digerakkan adalah
para profesional dan akademisi kampus2. Lalu di Jatim mulai masuk ke
Pesantren2 untuk memenangkan Gub Jatim sebagai exercise. Mau mengulangi
keberhasilan Demokrat melalui ujicoba manipulasi sistem pilgub jatim
(Cak Karwo vs chofifah). Termasuk mendorong kakak kandung SMI, yaitu
Nining Susilo untuk maju sbg Ketua IA ITB. Namun kalah.

Hanya
saja, usaha menjual SMI dgn PSRI memang agak berat, karena ada gerakan
tandingan yg begitu santer untuk KPK segra menangkap TRIO perampok Bank
Century dan Pajak Fiktif Puluhan Trilyunan (Boediono, SMI, Darmin
Nasution) yg disponsori oleh Jenderal Sutanto (mantan Ka BIN) yang
dijanjikan oleh SBY untuk menjadi capres PD setelah SBY tidak bisa maju
lagi. Tugasnya menghambat agar SBY bisa aman sampai 2014 atau setidaknya
TRIO itu saja yang diseret. Jangan sampai menyentuh Cikeas.

Kesulitan
menjual SMI dan PSRI, sempat dicoba dilansir dagangan baru oleh kubu
konglomerat yakni menjual Dahlan Iskan. Sempat panas
sebentar, namun ternyata hanya euforia karena banyak kalangan yang tahu
rekam jejak Dahlan Iskan ketika menghabisi Grup Koran ternama di Jatim
dengan mendirikan Jawa Pos yang didukung beberapa pihak yg terganggu
oleh pemberitaan Koran ternama tersebut yang tidak mau berkompromi. "Ini
orang dari dulunya sudah jadi boneka, masak mau dijadikan presiden,
yang bener saja lah. Apa tidak mengulang episode SBY di rewind",
demikian sumber BIN mengatakan.

Bingung mencari jago, akhirnya
beberapa meminta Hutomo Mandala Putra Suharto untuk tampil di 2014.
Hanya saja, HMP tidak ada komentar sampai kini. Usaha membuat Partai
Nasrep yg dimotori Mayjen Edi Waluyo juga tidak menggelora, malah
seperti setengah hati.

Selain Sutanto, Prabowo juga dijanjikan
oleh SBY. Bahwa PD akan bersama Gerindra di 2014 untuk mencalonkan
Prabowo sbg capres. Hanya saja, selain menjanjikan, juga secara
bersamaan, semua bank dikunci agar tidak mengucurkan kredit kepada
Prabowo,
sehingga likuiditas Prabowo tersendat. Ini yg membuat Prabowo takluk
dan mendukung Panja Pajak Pro Demokrat.

Joko Suyanto, sang
Jenderal AU, seangkatan SBY, juga dijanjikan. Namun dia tidak tinggal
diam. Apalagi dia, bersama Hatta Rajasa, sudah jelas sebagai distributor
dana Skandal Century. Selain mau menyelamatkan diri, juga sedang
memanuver agar kekuasaan SBY jatuh sebelum waktunya. Sehingga jatuhnya
ke tangan Menko Polhukam. Untuk selanjutnya akan memudahkan urusan.

Tak
pelak lagi, beberapa Jenderal AD yang dekat kekuasaan menjadi berang
karena berbagai macam isu dilansir untuk menjauhkan SBY dari teman2nya
yang AD. Dengan isu Dewan Jenderal AD, SBY berhasil diisolasi oleh Djoko
Suyanto, sehingga teman2nya Jenderal AD tidak lagi dekat dengan SBY.
Djoko Suyanto bersama para perwira tinggi AU yang siap menduduki Jakarta
melalui jalur udara, sudah menyiapkan skenario semacam "supersemar"
agar jatuhnya kekuasaan SBY ke tangan Djoko
Suyanto. Krn kalau lewat Pemilu normal tidak ada jaminan, nasib dirinya
akan aman. Mengingat semua bisa saling mengkhianati untuk menyelamatkan
diri.

Hal "siaga 3" ini pulalah yang dibahas dalam rapat
terbatas para Jendral purnawirawan AD baik senior maupun yang masih
aktif, karena merasa dikhianati oleh Djoko Suyanto, yang berhasil
mengisolasi SBY. Tidak ada satupun Jenderal AD yang dulu hotline dg SBY,
sekarang semua lewat Djoko Suyanto. Shg bisa discreening.

"Inilah
kebodohan SBY, krn dia orang yg tidak tahu terima kasih. Semua hubungan
selalu berdasar kepentingan semata, dia buta, tidak bisa membedakan
mana kawan, mana lawan. Tidak sedikit orang setia yg dia korbankan. Spt
Kolonel Azis kasus Kedutaaan Indonesia di Korea, Bachtiar Chamzah malah
SBY memilih oportunis/pedagang Si Suryadarma Ali, Hafidz Anshari ketua
KPU sudah disuruh manipulasi macam2 dan sekarang dikorbankan, dll.
Padahal dalam saat kritis dan krisis, kuncinya adalah
teman sejati, dan ini dia tidak punya. Dia kira semua orang punya
kepentingan. Celakalah SBY", demikian seorang Jenderal senior yang
mengenal SBY sejak jaman dulu.

"Memangnya Djoko Suyanto tolol.
Untuk menjadikan dirinya pahlawan, ya kemudian SBY yang akan diadili di
depan rakyat, sekaligus untuk membersihkan diri", demikian lanjutnya
berapi-api.

Bagaimana kekuatan dukungan untuk SBY di POLRI
Jenderal? Dijawab sbb: "POLRI yang penting untung saja. Lihat saja kasus
Gayus. Ito Sumardi sudah ditugaskan oleh SBY, sampai Ito menjemput
Gayus ke Singapore, namun dalam perjalanannya, dengan amat mudah kendali
operasi diambil alih oleh Salempang (wakilnya), sehingga Tim nya Ito
dan Deny Indrayana hancur berantakan, sedangkan Gayus kan bicaranya
tergantung siapa yang menang pertempuran saat itu, ya diatur saja
kalimatnya sesuai pesanan. Polisi itu yang penting dapat Job, ya jalan,
tapi juga harus jelas mengawalnya agar tidak belok kalau dapat
tawaran yg lebih tinggi/ lebih baik. Bohirnya Polisi itu banyak. Tidak
hanya SBY",demikian Sang Jenderal Senior.

Ruhut Situmpul dan
Sutan Butogana yang biasa muncul sebagai corong SBY pun mulai kendor.
Dimintai komentar soal para tokoh DEPAN yang meluncurkan buku berisi
daftar abused pemerintahan SBY-BOED, reaksinya adem ayem saja: "ya
silahkan saja, ini negara demokrasi, semua bebas berekspresi, tidak
seperti biasanya yang banyak membela disana sini. Lebih jelas lagi
adalah Marzuki Ali, sang Ketua DPR yang merasa sbg pendiri Demokrat dari
sejak awal, namun selalu disingkirkan oleh SBY dalam penentuan posisi
menteri, ditambah didzalimi ketika bersaing melawan Anas, sudah siap
siaga berperan sebagai layaknya Harmoko di tahun 1998. Miring sedikit,
akan segera menyeberang. Lebih baik jadi pahlawan daripada sebagai
bersama masuk jurang. Lain lagi Taufik Kiemas. Dia memang oportunis.
Siapa yg menang pasti ikut, apalagi kalau diberi peran. Segra saja
siap beraksi. Yg penting dagangannya (Puan Maharani) jangan
ditinggalkan.

"Jenderal Marciano itu tadinya komandan paspampres.
Hampir tidak punya latar belakang pengalaman dunia intelejen. Di
seluruh dunia, dipahami bahwa dunia intelejen adalah seperti negara
dalam negara. Tidak peduli pemerintah ganti berkali-kali, dunia
intelejen jalan terus. Dan harus dipimpin oleh yang berpengalaman di
bidang intelejen, by training dan by expereince, tidak bisa ujug-ujug.
Kalau ini sih sudah pertanda siaga 3, yang penting Pak Marciano siap
melarikan presiden n keluarganya kalau terjadi apa2. Itu saja fokusnya.
Kalau memimpin BIN, sulitlah. Kalau soal pengamanan presiden n keluarga,
beliau sudah teruji. Ditaruh di BIN krn info A1 adanya di BIN, jd bisa
cepat siap2", salah seorang intel muda menjelaskan.

Kini, kembali
SBY dibikin pusing. Mau berkata apa lagi. Semua langkahnya sudah salah
lagi dan salah lagi. Tiba-tiba dunia dihentakkan seorang mahasiswa
semester akhir Fakultas Hukum UBK yang membakar diri di depan
istananya. Nyawa TKW yang dipancung tidak ada harganya, nyawa korban
jembatan Kutai, tsunami, longsor, tanggul jebol, gempa demi gempa,
gunung meletus, tabrakan, terus korban nyawa, sampai dijuluki Susilo
Bambang Nyudo Nyowo (mengurangi nyawa).

Adalah amat sangat mudah
untuk Abraham Samad menepati janjinya, karena semua bukti2 sudah
komplit. Century tinggal panggil Boed, SMI, Darmin, sebelum mengarah ke
SBY. Bukti2 skandal Petinggi PD juga sudah komplit, tinggal panggil Anas
n Ibas. Nunun juga sudah tertangkap. Cuma butuh keberanian saja. Semoga
arwah Sondang Hutagalung si pemberani, merasuk ke dalam jiwa Abraham
Samad.

Kini SBY menyesali nasibnya tanpa tahu harus berbuat apa, ini salah itu salah:

Sendiri......
Kini aku, sendiri lagi.......

Tiada kawan, tiada teman kutemui
Semua orang menghindari
Siap-siap menyelamatkan diri.
Tinggallah ku
sendiri

Sendiri.........
Kini aku, sendiri lagi ..........

Judul "The Lonely Song of SBY"

DEPAN NEWS
Disarikan dari obrolan informal para tokoh DEPAN dengan berbagai kalangan (Sipil, Militer, Polisi, Intelejen, Cikeas, dll).

Mengutip
pernyataan Prabowo kepada SBY: "Jakarta ini sempit. Kita tahu sama tahu
lah. Ngapain pakai jaim-jaim, sampai kolorpun kita saling tahu. Ndak
usahlah begitu".

__,_._,___

Rhenald Kasali: Perbaiki Sekolah

Perbaiki Sekolah
Rhenald Kasali
Hari Rabu kemarin saya diminta berbicara di hadapan para guru SMA-SMP Kanisius tentang apa yang harus disikapi untuk membentuk generasi baru. Sebelumnya, saya juga sudah berbicara hal yang sama di SMA Al Izhar, High Scope, dan SMAN 1 Gianyar. Apa yang menjadi keprihatinan orang tua dan guru?
Pertama, mereka ingin mengklarifikasi benarkah pendidikan di Indonesia adalah yang terberat di dunia?.
Kedua mereka ingin mengetahui mengapa anak-anak kita hanya berhenti sampai di level juara Olimpiade matematika (dan fisika) saja?
Dan ketiga, apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu pengajaran dan tingkat keberhasilan anak didik.
Terberat – tersarat
Meski tidak tahu apakah kita masuk kategori "ter", saya harus menyampaikan bahwa pendidikan dasar dan menengah kita memang berat.
Saking beratnya, seorang ketua yayasan pada sebuah pendidikan swasta sempat memeriksa isi tas anak-anak TK dan SD Kelas 1 di Jakarta dan ia mengatakan rata-rata seorang bocah kecil membawa beban berupa buku dan alat tulis seberat 2,5 Kilogram.
Selain jumlah pelajaran yang diwajibkan Undang-undang Sisdiknas terlalu banyak (16-20), buku-buku pelajaran yang harus dibeli orang tua dari sekolah rata-rata juga terlalu tebal, dengan kualitas isi yang masih perlu dipertanyakan. Pengalaman saya sebagai orang tua yang membimbing anak sendiri dalam belajar menemukan rumus-rumus yang tidak konsisten dan membingungkan antara halaman yang satu dengan halaman-halaman berikutnya pada buku yang sama. Sudah begitu, sebagian besar guru ternyata mengaku kesulitan memilih rumus mana yang benar?
Jadi rumus yang benar dan salah seringkali sama-sama diajarkan.
Tak banyak guru yang menyadari bahwa 80% isi sebuah buku, intinya hanya berada pada 20% dari jumlah halamannya. Akibat ketidaktahuan ini  jelas fatal, seluruh isi buku dijejalkan pada kepala anak didik. Meski dari 16-20 mata pelajaran yang diajarkan di SMU (seorang tua murid SMK menyebutkan anaknya diberi 28 mata pelajaran) hanya 6 mata pelajaran yang diujikan pada ujian nasional, kesepuluh hingga 14 guru pada mata pelajaran lainnya berebut masuk ke dalam otak anak-anak dengan cara yang sama. Mereka semua ingin mata ajarnya berperan sama kuatnya dengan mata pelajaran yang diuji secara nasional.
Lengkaplah sudah penderitaan anak-anak sekolah Indonesia. Semua guru menganggap pelajarannya penting. Sepenting itulah mereka bisa membuat anak tidak naik kelas hanya karena nilai mata pelajaran geografi di bawah 6, atau harus mengulang. Ada banyak guru yang beranggapan mengulang berarti bodoh, dan nilainya harus di bawah rata-rata murid lainnya. Kalau rata-ratanya 6, yang mengulang otomatis diberi nilai di bawah 6 tanpa diperiksa. Guru-guru kita masih beranggapan kalau murid ditekan maka anak-anak akan menjadi lebih respek, lebih rajin, atau lebih hebat. Padahal itu hanya mencerminkan ego-nya yang teramat besar dan dapat berakibat buruk bagi setiap anak-anak didik.
Mata pelajaran-mata pelajaran yang maaf, harus saya katakan dapat dibuat lebih relax dan fun, telah dirubah menjadi momok  yang menakutkan. Ia dijadikan setara dengan ilmu pasti yang sarat rumus dan adat. Ia berebut perhatian yang sama dengan mata pelajaran–mata pelajaran yang diuji secara nasional. Disajikan terlalu serius dan berakibat hilangnya esensi yang mau dicapai. Untuk mengatasi hal ini saya menyarankan guru-guru pandai memilih esensi dari sebuah buku dan mulai membuat pelajaran-pelajaraNnya disampaikan dengan cara yang lebih fun dan menyenangkan.
Juara Olimpiade
Ini tentu kabar yang menggembirakan. Meski sering kalah dalam bidang-bidang lain, kita sering menyaksikan anak-anak asuhan Prof Yohannes Surya membawa medali emas olimpiade Matematika dan Fisika. Tetapi pertanyaannya kemana setelah itu? Apakah mereka akan mendapatkan hadiah Nobel? Menemukan teori-teori baru?
Meski semua itu dicapai dengan kerja keras, harus saya kabarkan bahwa beban ilmu yang kita berikan di sini memang sangat tinggi. Sekedar Anda ketahui saja, aljabar yang kita pelajari di level SMP di sini, ternyata baru diajarkan pada level SMA di negara-negara lain. Bahkan sewaktu saya mengambil program S3 di Amerika Serikat dan menjadi Asisten Professor dengan mengajar di program S3, saya melihat anak-anak di Amerika Serikat baru mendapatkan differensial dan Integral di tingkat Universitas. Kita mengajarkan topik itu, bersama dengan topik mengenai matrix sejak di bangku SLTA.Seringkali saya ingin mengulangi kalimat yang pernah saya sampaikan bahwa saya tidak komplain kalau sampai dengan ilmu yang sangat tinggi itu kita sudah sampai di Bulan atau di Venus, dan bisa membuat otomatis kelas dunia. Kenyataannya ternyata tidak demikian.
Untuk menjadi penerima hadiah Nobel atau menjadi ahli matematika yang hebat, anak-anak itu harus memiliki keterampilan menulis yang hebat dan kemampuan mengelola rasa frustasi yang kuat. Sayangnya, beberapa sekolah yang sering juara olimpiade malah melarang guru-gurunya mendalami keterampilan menulis. Kalau anak-anak itu hanya jagoan mengolah rumus dan otak kanannya tidak dilatih, mereka juga tidak akan menjadi orang hebat untuk diri mereka sendiri. Mereka akan frustasi, karena tidak ada pengakuan.
Menjadi Manusia Hebat
Akhirnya saya harus menutup tulisan ini dengan mengajak para guru memeriksa kembali, benarkah cara-cara yang ditempuh sekarang akan melahirkan manusia-manusia hebat?
Manusia hebat bukanlah manusia yang memperoleh nilai mata pelajaran yang tinggi-tinggi, melainkan manusia berkarakter kuat, dapat dipercaya, mudah diterima, memiliki growth mindset, berjiwa terbuka, dan pandai mengungkapkan isi pikirannya dengan baik. Kalau ini sudah jelas, buat apa membuang waktu sia-sia?
 (SINDO)
__,_._,___

Senin, 12 Desember 2011

Puluhan buruh siap bakar diri


Puluhan buruh siap bakar diri
Tanggal : 12 Dec 2011
Sumber : Harian Terbit
JAKARTA - Aksi nekad bakar diri karena kecewa dengan pemerintahan SBY mengatasi kemiskinan dan menghabisi koruptor bakal berlanjut. Setelah Sondang Hutagalung, mahasiswa Universitas Bung Karno, puluhan aktivis pembela rakyat tengah siap-siap untuk melakukan aksi tersebut dalam waktu dekat. Mereka siap jadi martir lewat bom bunuh diri.

Demikian pengakuan sejumlah tokoh dan aktivis kepada Harian Terbit di Jakarta, Senin (12/12). Hal ini dibernarkan aktivis Petisi 28, Harsya M dan Indro Tjahyono, keduanya mengaku mendengar puluhan aktivis tengah bersiap melakukan aksi yang sama. Alasannya, mereka kecewa dengan pemerintahan SBY yang tidak prorakyat tapi pro kepada koruptor.

Di samping itu, lanjut Indro, saat ini banyak yang sudah tidak lagi memikirkan dirinya atau rela mengorbankan nyawanya untuk menjadi martir. "Daripada hidup susah di negeri sendiri, apalagi setiap hari menyaksikan penderitaan rakyat, saya kira akan banyak aktivis dan orang-orang biasa yang nekat bunuh diri demi kesejahteraan rakyat," ujar Indro.

Hartsa Mashihul juga membenarkan akan ada puluhan aktivis buruh yang siap melakukan aksi bakar diri seperti yang dilakukan Sondang. Hal itu dilakukan merupakan bentuk kekecewaan dan protes kegagalan SBY memberangus korupsi dan kemiskinan.

"Saya dengar mereka akan melakukan aksi gila karena selama ini SBY buta dengan matanya dan telinganya tuli. Aksi yang dilakukan selama ini tidak didengar dan tidak digubrisnya, sehingga mereka mau mengorbankan diri dan jiwanya dengan membakar diri. Ada juga yang mau melakukan aksi bom bunuh diri," kata Hartsa.

Namun, Hartsa dan Indro lebih setuju dengan tidak membakar diri. Untuk menggulingkan SBY, ujar keduanya, lebih baik dilakukan dengan cara mencegat mobilnya di tengah jalan dan menduduki Istana.

Kecewa
Secara terpisah, psikolog Mintarsih A Latief menjelaskan, di tengah kebingungan mencari jalan keluar atas masalah bangsa yang makin parah, diperkirakan banyak orang yang akan mengikuti jejak Sondang.

"Sama seperti Sondang, mereka akan mengirimkan pesan tragedi bahwa negara dianggap tak lagi bisa diandalkan karena tak mampu menyelesaikan masalah bangsa. Pemimpin negara, terutama presiden, dinilai gagal mengelola negara dan tak bisa mengatasi penderitaan rakyat," kata Mintarsih.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia Nining Elitos mengemukakan, aksi yang dilakukan Sondang merupakan bentuk kekecewaan gerakan rakyat atas pemerintahan SBY yang sudah tidak peduli dan berpihak kepada rakyat.

"Pemerintah dan DPR selama ini telah merampok uang rakyat dan pihak pengusaha mengambil sumber daya alam Indonesia. Aksi bakar diri itu merupakan suatu kewajaran. Kaum buruh akan terus melakukan aksi kekecewaan terhadap pemerintah. Aksi bakar diri lebih efektif untuk melawan pemerintah," papar Nining.

Patriot perubahan
Sementara itu, Dewan Penyantun Universitas Bung Karno, Dr Rizal Ramli mengatakan, aksi bakar diri Sondang merupakan wujud kegeraman seorang warga atas ketidakmampuan pemerintahan SBY-Boediono mengentaskan kemiskinan dan memberantas korupsi.

Rizal berharap dengan aksi Sondang yang berujung pada kematian itu, menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk bisa memerhatikan rakyat kecil.

Menurutnya, Sondang adalah ahasiswa yang memiliki cita-cita mulia. "Bapaknya seorang sopir taksi. Dia berani mengorbankan diri untuk cita-cita perubahan untuk Indonesia bisa lebih baik. Setiap perjuangan ada pengorbanannya, banyak pahlawan seperti Bung Karno, mengorbankan jiwa raga. Reformasi 98, adik-adik mahasiswa dan terjadi perubahan, kami ingin menyatakan, bahwa Sondang a-dalah patriot perubahan," kata Rizal Ramli di Auditorium Universitas Bung Karno, Jakarta Pusat, Minggu (11/12).

Dia menambahkan, Sondang bukanlah mahasiswa yang bodoh. "Mengucapkan bela sungkawa, saya terharu, prestasinya bagus. IPKnya 3,7," tukas-nya dihubungi Senin pagi.

Rizal meminta agar perjuangan Mahasiswa tidak berhenti sampai di sini. "Kita lanjutkan perjuangan, untuk Indonesia yang lebih jaya dan hebat," tandasnya.

Civitas akademika Universitas Bung Karno (UBK), Ahad (11/12), memberi penghormatan terakhir kepada Sondang. Setelah aksi bakar diri yang menghanguskan hampir seluruh tubuhnya, Rabu silam, Sondang meninggal Sabtu kemarin, tepat di saat masyarakat penggiat hak asasi manusia memeringati Hari HAM Sedunia.

Aksi ini ditanggapi Sekretaris Kabinet Dipo Alam. "Aksi Sondang tidak ditirukan oleh pemuda atau mahasiswa lain. Saya menyesalkan aksi mahasiswa UBK itu. Itu cara berjuang yang keliru. Pemuda berjuang harus berani hidup. bukan berani mati," kata mantan Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia di era Presiden Soeharto itu.
(junaedi/dodo)


__,_._,___

Sri Mulyani, SBY dan Kelompok 9 Naga


 
From: Al Faqir Ilmi <alfaqirilmi@yahoo.com>

Tweet from @ratu_adil
-----------------------------
@ratu_adil: Mari mengingat kasus pajak Paulus Tumewu (bos Ramayana) yang kewajiban pajaknya 'diputihkan' oleh Sri Mulyani di 2006-2007. #MenolakLupa

Bos Ramayana (Paulus Tumewu) itu, kebetulan bagian dari para pemimpin 9 Naga, berhutang pajak Rp 399 miliar (nilai pokok). Jika dihitung dengan denda pajak 4 kali lipat (Rp 1,6 triliun), total kewajiban pajak Paulus Tumewu mencapai Rp 2 Triliun 

Paulus Tumewu 'sengaja' tidak mengisi SPT Pajak dgn benar untuk 'memangkas' nilai pajaknya dan merugikan negara Rp 399 Miliar. Ketika itu (2006), penyidikan pajak Paulus Tumewu (Bos Ramayana) sudah mencapai level P21 alias siap maju ke pengadilan. Mendadak, Sri Mulyani (Menkeu) mengeluarkan 'surat sakti' yang kemudian menghentikan penyidikan pajak Paulus Tumewu. Alhasil, pada 27 Januari 2007, Kejaksaan Tinggi Jakarta   pun menghentikan kasus pajak Paulus Tumewu. Thanks to Sri Mulyani

Negara pun kehilangan potensi penerimaan pajak dan denda dari Paulus Tumewu senilai Rp 2 Triliun. Paulus Tumewu pun hanya dikenakan total kewajiban pajak senilai Rp 40 miliar saja. Pertanyaannya, kenapa Sri Mulyani 'melindungi' kasus pajak Paulus Tumewu? 

Dan tahukah kamu, Paulus Tumewu (Bos Ramayana) adalah adik ipar Eddy Tansil si Buronan Rp 1,3 triliun. Dan Paulus Tumewu adalah bagian dari 9 naga yang memang memiliki 'perjanjian khusus' dengan kelompok Demokrat

Perjanjian khusus itu adalah 9 Naga support dana ke Partai Demokrat, sebaliknya Demokrat melindungi bisnis 9 Naga. Itulah kenapa Sri Mulyani begitu melindungi bisnis dan sengketa klan 9 Naga seperti pada kasus pajak Paulus Tumewu 

Sri Mulyani juga telah 'menolong' kasus pajak Asian Agri milik Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas) Dan Sukanto Tanoto yang bernama asli Tan Kang Hoo adalah bagian dari klan 9 Naga. Sukanto Tanoto via Asian Agri memiliki tunggakan pajak senilai Rp 2,6 triliun yang kemudian ditolong Sri Mulyani. Setelah Sukanto Tanoto menghadap SBY pada 2007, semua beres. SRi Mulyani memutihkan pajak Asian Agri 

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga telah menyelamatkan aset-aset milik Budi Sampoerna di Bank Century senilai Rp 900 M. Dari dana nasabah senilai Rp 1 T di Bank Century cabang Surabaya, 90% milik Budi Sampoerna. Ketika Bank Century dalam masalah, Budi Sampoerna 'minta tolong' ke SBY dan Sri Mulyani tentang dana Rp 900 M itu. Alhasil, Sri Mulyani mendesak bail out Bank Century dgn alasan 'Takut terjadi rush', padahal utk selamatkan dana Budi Sampoerna 

Dan jangan lupa, pertanyakan alasan pemerintahan SBY kekeh lindungi Sinarmas dalam kasus ilegal logging versus GreenPeace

Sri Mulyani & SBY telah memberikan perlindungan kpd Paulus Tumewu, Sukanto Tanoto, Budi Sampoerna, Eka Tjipta (Sinarmas)

Eits, tunggu dulu, masih ada lho hubungan Sri Mulyani, SBY dan 9 Naga

Mochtar Riady (Lippo) dan Eka Tjipta (Sinarmas) masuk dalam Daftar Orang Tercela (DOT) Bank Indonesia. DOT Bank Indonesia diberikan pada bankir2 yang bikin negara ini hancur pada krisis 1998. Dan berdasarkan aturan, orang2 yang masuk DOT tidak boleh memiliki bank hingga 20 tahun (tahun 2023) .

Anehnya, Mochtar Riady kini memiliki lagi bank bernama Bank Nobu, atas seizin pemerintah. Eka Tjipta (Sinarmas) pun memiliki lagi bank Sinarmas setelah mengakuisisi Bank Shinta, seizin pemerintah 

Heran?? Biasa ajah, memang ada perjanjian khusus kok antara Sri Mulyani, SBY dengan 9 Naga 

Masih ada lagi doong... Indofood milik grup Salim jangan dilupakan. Grup Indofood milik Salim Grup juga punya kasus pajak Rp 1 Triliun, yang juga 'ditolong' SRi Mulyani. Sejak mulai diselidiki, nggak pernah kedengaran lagi tuh kasus pajak Indofood pas jaman Sri Mulyani jadi Menkeu 

So, sudah berapa Naga tuh yang 'ditolong' kasus pajak dan pengamanan bisnisnya oleh Sri Mulyani?

Mari kita hitung ! 

Paulus Tumewu (Ramayana), Sukanto Tanoto (Asian Agri), Budi Sampoerna (Sampoerna Grup), Eka Tjipta (Sinarmas). Lalu ada Mochtar Riady (Lippo), Keluarga Salim (Indofood), huhuhu.. Banyak yah yang ditolong kasus2nya o/h Sri Mulyani

Oh iya, jangan lupa grup Artha Graha milik Aguan dan asistennya Tommy Winata. Ditolong oleh Sri Mulyani juga lho. Masih ingat kan kasus penangkapan Erik, analis Bahana Securities gara2 proyeksikan 10 bank dalam keadaan bahaya 

Masih ingat kan kasus penangkapan Erik, analis Bahana Securities gara2 proyeksikan 10 bank dalam keadaan bahaya. Erik, menganalisa bank Artha Graha, Century dsb dalam keadaan bahaya dan bisa kolaps (Sebelum kasus Century) Tiba2, kepolisian langsung menangkap Erik karena analisanya itu, tentunya atas perintah Tommy Winata. Padahal, 8 bank dari 10 bank yang dianalisa Erik akan kolaps, BETUL KOLAPS ! termasuk Century 

Jadi, Erik seharusnya tidak DITANGKAP, karena analisanya 80% BETUL. Di tahanan, Erik menolak revisi analisanya karena ia yakin betul secara kelimuan itu akan terjadi. Dan Tommy Winata pun 'hanya' meminta Erik minta maaf dan mencabut analisanya. Erik Bahana tolak minta maaf dan Sri Mulyani pun tidak bisa apa2 dan memilih 'MENDUKUNG' Tommy Winata 

Akhirnya, istri Erik Bahana langsung minta maaf kepada grup Artha Graha, Erik pun dibebaskan asal tdk banyak bicara 

So, jangan heran kalau 9 Naga bisa hidup enak karena dilindungi oleh Sri Mulyani dan SBY. Enak yah jadi anggota klan 9 Naga, selalu dilindungi oleh Sri Mulyani and the gank heheheheh


__,_._,___

Senin, 26 September 2011

Berita Media Pernyataan Sikap ISKA Terkait Bom Gereja di Solo


----- Forwarded Message -----
From: Sekretariat ISKA

1. Media Indonesia
(http://www.mediaindonesia.com/read/2011/09/26/262679/284/1/Bom-Solo-Tindakan-Keji-dan-tidak-Berperikemanusiaan)

Bom Solo, Tindakan Keji dan tidak Berperikemanusiaan

JAKARTA--MICOM: Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP
Iska) mengecam keras tindakan pengeboman yang terjadi di Gereja Bethel
Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/9).

Siaran pers yang diterima, Minggu (25/9), terkait bom Solo itu, PP
Iska mengecam keras tindakan pemboman yang dilakukan di saat
saudara-saudara kami dari Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS)
melaksanakan kegiatan peribadatan.

Hal ini mengingatkan kembali pada peristiwa pemboman tempat ibadah
yang terjadi dalam kurun 1 tahun terkahir ini, di antaranya  rencana
pengeboman di Gereja Katolik Kristus Raja Solo pada Desember 2010 lalu
dan pengeboman masjid Polresta Cirebon pada April 2011 lalu.
Peristiwa-peristiwa ini jelas menunjukkan tidak adanya jaminan
keamanan beribadah bagi pemeluk agama dan kepercayaan sebagaimana
dijamin di dalam UUD 1945.

PP Iska mendesak pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang sangat
besar atas kasus pemboman tempat ibadah ini, dengan

memerintahkan jajaran aparatnya untuk dapat mengusut tuntas dan
menangkap seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap peristiwa
tersebut.

Diingatkan pula ada upaya yang dilakukan secara sistematis untuk
merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Itu dilihat dari kecelakaan lalu lintas yang berujung kerusuhan di
Ambon. Aksi kriminal yang menjadi kasus SARA di Makassar, serta
pembakaran pintu gereja di Poso.

Oleh karenanya, PP Iska mendesak agar aparat keamanan mampu
meningkatkan upaya pendeteksian dini atas upaya perusakan tersebut,
yang saat ini dinilai sangat lemah. (OL-2)

2. Tribunews (http://www.tribunnews.com/2011/09/25/pola-sistematis-rusak-kehidupan-beragama)

Pola Sistematis Rusak Kehidupan Beragama

Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) melihat bom bunuh diri di
Gerjak Kepunton Solo sebagai upaya sistematis untuk merusak kehidupan
berbangsa. Peristiwa bom bunuh diri di Solo mengingatkan kepada
rencana pemboman di Gereja Katolik Kristus Raja Solo pada Desember
2010 lalu dan pemboman masjid Polresta Cirebon pada April 2011.

"Peristiwa-peristiwa ini jelas menunjukkan  mengenai tidak adanya
jaminan keamanan beribadah bagi pemeluk agama dan kepercayaan
sebagaimana dijamin dalam UUD 1945," kata Ketua Umum ISKA,Muliawan
Margadana dalam rilis yang diterima Tribun, Minggu (25/9/2011).

Muliawan mengatakan rentetan peristiwa aksi kekerasan berbau Suku,
Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) seperti  kasus kecelakaan lalu
lintas yang dalam waktu sekejap menjelma menjadi kasus agama di Ambon,
disusul kasus kriminal yang kemudian beralih menjadi kasus SARA di
Makasar dan kasus pembakaran pintu gereja di Poso.

"Oleh karenanya kami mendesak agar aparat keamanan mampu meningkatkan upaya
pendeteksian dini atas upaya perusakan tersebut, yang saat ini dinilai
sangat lemah," imbuhnya.

Muliawan mengatakan meminta aparat keamanan dapat mengusut tuntas dan
menangkap pihak yang terkait dengan aksi keji itu serta
bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. ISKA, lanjut Muliawan, juga
mengajak seluruh masyarakat untuk tetap membangun kewaspadaan akan
adanya kemungkinan kejadian serupa di kemudian hari dan mengimbau agar
tidak ikut memperkeruh suasana dengan membuat praduga-praduga yang
justru hanya akan mengembangkan rasa saling curiga serta tidak
percaya.

"Kami juga menyampaikan keprihatinan mendalam kepada para korban luka
berat dan mendoakan agar mereka segera dipulihkan kesehatannya,"
pungkasnya.

3, Suara Pemabruan (
http://www.suarapembaruan.com/home/hmi-dan-iska-minta-polri-bongkar-jaringan-pelaku-teror-bom/11625)

HMI dan ISKA Minta Polri Bongkar Jaringan Pelaku Teror Bom

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pengurus Pusat
Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA mendesak aparat kepolisian
mengungkap aktor dan jaringan teroris yang melakukan aksi bom bunuh
diri di Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo Jawa Tengah,
Minggu (25/9) siang kemarin.

Mereka juga mengecam keras dan mengutuk pelaku dan aktor di belakang
aksi bom bunuh diri di GBIS tersebut. Bahkan HMI melihat aksi ini
sebagai upaya makar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dengan memprovokasi kondisi keberagaman di Indonesia.

"Kami mendesak Kepala BIN dan Polri untuk segera tanggap dan cekatan
mengusut tuntas persoalan kebangsaan ini," kata Ketua Umum PB HMI,
Noer Fajrieansyah dalam pernyataan sikapnya di Jakarta, Minggu (25/9)
sore.

Pada bagian lain, HMI meminta seluruh ummat beragama di Indonesia
untuk tidak terprovokasi dengan kejadian Bom Bunuh Diri di GBIS,
Kepunton Solo, Jawa Tengah.

PP ISKA dalam pernyataan tertulis yang ditandatangani ketua umumnya
Muliawan Margadana menegaskan, "Hal ini mengingatkan kita kembali pada
peristiwa pemboman tempat ibadah yang terjadi dalam kurun satu tahun
terkahir ini, di antaranya rencana pemboman di Gereja Katolik Kristus
Raja Solo pada Desember 2010 lalu dan pemboman masjid Polresta Cirebon
pada April 2011 lalu. Peristiwa-peristiwa ini jelas menunjukkan kepada
kita, mengenai tidak adanya jaminan KEAMANAN BERIBADAH bagi pemeluk
agama dan kepercayaan sebagaimana dijamin di
dalam UUD 1945," ujar Margadana.

Karena itu mereka mendesak Pemerintah Indonesia memberikan perhatian
yang sangat besar atas kasus pemboman tempat ibadah ini, dengan
memerintahkan jajaran aparatnya untuk dapat mengusut tuntas dan
menangkap seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap peristiwa
tersebut. "Pemerintah sebagai pemegang mandat rakyat, haruslah mampu
menjalankan nilai-nilai luhur bangsa dalam Pancasila, di mana saat ini
pemerintah dinilai banyak mengalami kegagalan karena tidak cukup
menaruh perhatian pada hal-hal mendasar, melainkan hanya disibukkan
dengan isu-isu politik elit," paparnya.

Rentetan peristiwa belakangan ini seperti kasus kecelakaan lalu lintas
yang dalam waktu sekejap menjelma menjadi kasus SARA di Ambon, disusul
kasus kriminal yang kemudian beralih menjadi kasus SARA di makasar dan
kasus pembakaran pintu gereja di Poso, seolah-olah menunjukkan adanya
upaya sistematis untuk merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat.

"Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia, baik kiranya untuk tetap
membangun kewaspadaan akan adanya kemungkinan kejadian serupa di
kemudian hari, dan menghimbau agar tidak ikut memperkeruh suasana
dengan membuat praduga-praduga yang justru hanya akan mengembangkan
rasa saling curiga dan adanya sikap saling tidak percaya di dalam
masyarakat," pungkasnya. [A-21]

4. Investor Dayli
(http://www.investor.co.id/national/iska-pemboman-tempat-ibadah-perbuatan-keji-dan-tak-berperikemanusiaan/20673)

ISKA: Pemboman Tempat Ibadah Perbuatan Keji dan tak Berperikemanusiaan

Keluarga besar Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP
ISKA) menyatakan tindakan pemboman tempat ibadah merupakan perbuatan
keji dan tidak berperikemanusiaan.

"Karena itu kami mengecam keras tindakan pemboman yang dilakukan di
saat saudara-saudara kami dari Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS)
melaksanakan kegiatan peribadatannya," kata Muliawan Margadana Ketua
Umum PP ISKA dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu, menanggapi kasus
ledakan bom bunuh diri yang terjadi di lingkungan GBIS, Kepunton,
Solo, Minggu pagi.

PP ISKA juga menyatakan turut berdukacita dan berbelasungkawa
sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban yang meninggal dalam
peristiwa peledakan bom di lingkungan GBIS, Kepunton, Solo.

"Kami juga menyampaikan keprihatinan mendalam kepada para korban luka
berat dan mendoakan agar mereka segera dipulihkan kesehatannya," kata
Muliawan.

Ia mengatakan, tindakan pemboman yang dilakukan di saat umat  dari
GBIS melaksanakan kegiatan peribadatannya mengingatkan kembali pada
peristiwa pemboman tempat ibadah yang terjadi dalam kurun 1 tahun
terkahir ini, di antaranya rencana pemboman di Gereja Katolik Kristus
Raja Solo pada Desember 2010 lalu dan pemboman masjid Polresta Cirebon
pada April 2011 lalu.

"Peristiwa-peristiwa ini jelas menunjukkan kepada kita, mengenai tidak
adanya jaminan keamanan beribadah bagi pemeluk agama dan kepercayaan
sebagaimana dijamin di dalam UUD 1945," jelasnya.

Untuk itu, PP ISKA mendesak pemerintah Indonesia memberikan perhatian
yang sangat besar atas kasus pemboman tempat ibadah ini, dengan
memerintahkan jajaran aparatnya untuk dapat mengusut tuntas dan
menangkap seluruh pihak yang bertanggung jawab terhadap peristiwa
tersebut.

Menurut dia, pemerintah sebagai pemegang mandat rakyat, haruslah mampu
menjalankan nilai-nilai luhur bangsa dalam Pancasila, di mana saat ini
pemerintah dinilai banyak mengalami kegagalan karena tidak cukup
menaruh perhatian pada hal-hal mendasar, melainkan hanya disibukkan
dengan issue-issue politik elite.

PP ISKA menilai, rentetan peristiwa aksi kekerasan berbau SARA
akhir-akhir ini, seperti adanya kasus kecelakaan lalu lintas yang
dalam waktu sekejap menjelma menjadi kasus SARA di Ambon, disusul
kasus kriminal yang kemudian beralih menjadi kasus SARA di Makassar
dan kasus pembakaran pintu gereja di Poso, seolah2 menunjukkan adanya
upaya yang dilakukan secara sistematis untuk merusak sendi-sendi
kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

"Oleh karenanya kami mendesak agar aparat keamanan mampu meningkatkan
upaya pendeteksian dini atas upaya perusakan tersebut, yang saat ini
dinilai sangat lemah,"  kata Muliawan.

PP ISKA mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk tetap membangun
kewaspadaan akan adanya kemungkinan kejadian serupa di kemudian hari,
dan mengimbau agar tidak ikut memperkeruh suasana dengan membuat
praduga-praduga yang justru hanya akan mengembangkan rasa saling
curiga dan adanya sikap saling tidak percaya di dalam masyarakat.
(*/gor

--
                      Sekretariat
    Ikatan Sarjana Katolik Indonesia

                      Don Sisco

Jl. Sutan Syahrir No 1C/6 Jakarta, 10350

          Http://www.iska-web.org

__,_._,___

Senin, 01 Agustus 2011

Teroris dari Eropa

Jum'at, 29 Juli 2011, 18:29 WIB
Renne R.A Kawilarang
VIVAnews--Di rumah sederhana itu, Jens Stoltenberg, sang Perdana Menteri Norwegia, kini bekerja. Di pekarangan belakang, ada air mancur, taman kecil dan segerumbul bunga Aster ungu sedang mekar. Sejumlah staf tampak sibuk bekerja dengan laptop. Ada pengawal, tapi mereka tak hadir mencolok. Dari rumah itu, Stoltenberg kini memimpin Norwegia. Kantor resminya di Oslo rusak berat, setelah dilantak bom laknat, Jumat, 22 Juli 2011 lalu.

"Rumah ini bicara banyak tentang Norwegia," ujar Stoltenberg, seperti dikutip dari laman TIME.com. Rumah bersahaja itu seperti mengecilkan jarak, antara pemimpin dan rakyat. Dia mengatakan, di Norwegia, pemimpin politik dan rakyat memang dekat. Itu pula yang membeuatnya yakin, bahwa Norwegia segera pulih, setelah aksi gila seorang teroris itu.

Pada pekan Norwegia dirundung duka, Stoltenberg bekerja keras. Dia berkunjung ke komunitas warga, berbicara dan kadang diakhiri dengan airmata, bahwa Norwegia harus diselamatkan dari ketakutan, dan ketidakpastian. Begitu aksi itu diketahui dilakukan oleh warga Norwegia, Stoltenberg paham bahwa dia menghadapi persoalan baru yang berbeda. [Lihat "Ini Sikap Norwegia Menanggapi Teroris"]
Bagi rakyat Norwegia, serangan bom di Oslo, dan penembakan brutal di Pulau Utoya 22 Juli 2011 lalu ibarat mimpi. Semua terjadi dalam hitungan jam. "Ini bukanlah seperti biasa kita saksikan di Norwegia," ujar jurnalis Norwegia, Anne Marte Blindheim. "Bangunan bertingkat tinggi, dan semua jendelanya hancur. Ada darah, kertas bertebaran, sejumlah mobil remuk, dan ada yang habis terbakar," kata Blidnheim, seperti dikutip harian The Telegraph. [Lihat "VIDEO: Situasi Setelah Ledakan Norwegia"]
Oslo, dikenal dunia sebagai tempat tenang, jauh dari kekerasan, dan rutin menggelar penganugerahan Nobel Perdamaian Dunia. Tapi, 22 Juli kemarin, kota berubah bak zona perang, menyusul ledakan bom yang menghancurkan sejumlah gedung, termasuk kantor Perdana Menteri Jens Stoltenberg.

Lebih dari itu, satu aksi brutal terjadi di Pulau Utoya, sekitar 30 km dari Oslo. Saat itu para remaja peserta kamp pelatihan kaum muda Partai Buruh menuruti perintah seorang berpakaian seperti polisi agar berkumpul di lapangan. Mereka diminta berjaga-jaga, agar tak diserang bom seperti penduduk di Oslo beberapa jam sebelumnya.

Tapi, inilah jahanamnya, sesudah anak-anak muda itu berkumpul, si 'polisi' gadungan mengeluarkan senapan mesin. Peluru berdesing, dan puluhan anak muda itu pun romboh bersimbah darah. Ada 68 pemuda Partai Buruh tewas di ladang pembantaian Pulau Utoya. Di Oslo, aksi bom menewaskan 8 jiwa, dan puluhan luka-luka.
Si pelaku, yang menyaru polisi itu, tertangkap. Dia bukan anggota Al-Qaidah seperti dugaan media Barat. Matanya biru, dan rambutnya pirang. Dialah Anders Behring Breivik, lelaki 32 tahun, warga asli Norwegia. Dia pelaku aksi pembantaian di Utoya, dan juga pengebom gedung di Oslo itu. [Baca juga "Breivik, Teroris Anti-Islam Pengebom Oslo"]
Polisi mengangkap Breivik di Pulau Utoya, dan investigasi atas ulahnya dilakukan secara maraton. Prosesnya cepat. Dua hari setelah kejadian, Breivik diseret ke pengadilan. Tuduhannya baginya jelas, melakukan aksi terorisme. Untuk kepentingan investigasi, Breivik juga ditahan selama delapan pekan. Empat pekan pertama, dia harus meringkuk di sel isolasi. Tak boleh menerima surat, atau juga kunjungan.

Selain tuduhan aksi terorisme, tim penuntut juga berencana mendakwa Breivik dengan tuduhan kejahatan atas kemanusiaan yang, menurut undang-undang di Norwegia, berbobot hukuman penjara selama 30 tahun.

Tapi, Breivik tak takut. Bahkan, diseret ke pengadilan sudah menjadi bagian dari rencana selanjutnya. Pada sidang pertama di Pengadilan Oslo, 25 Juli 2011, wajah Breivik terlihat tenang, seperti tak terjadi apa-apa. Dia mengakui segala melakukan perbuatan jahat itu. Tapi pengadilannya tertutup, dan Breivik tak diberi kesempatan berbicara kepada media.

Sebelum tampil di pengadilan, menurut pengacaranya, Breivik terang-terangan menyatakan aksi keji itu dia lakukan karena pandangan anti Islam, anti imigran, dan anti sosialis --pandangan yang jelas bertentangan dengan kebijakan pemerintah Norwegia, di bawah pimpinan Partai Buruh.

Jaringan Eropa?

Kepala Kepolisian Norwegia, Sveinung Sponheim, juga mengungkapkan Breivik adalah seorang berpaham sayap kanan. Rupanya, sebelum beraksi, Breivik pernah mempublikasikan pandangan politiknya, berupa manifesto setebal 1.518 halaman ke internet. Dokumen itu berjudul 2083 – A European Declaration of Independence.

Dokumen itu kini sedang diteliti para penyidik Norwegia, dengan satu penyelidikan ketat untuk memisahkan mana yang fantasi, dan tipu muslihat Breivik. Norwegia juga meminta bantuan Europol, badan polisi Eropa, meskipun negeri itu tak bergabung ke Uni Eropa. Para pejabat intelijen Norwegia juga terbang ke Brussel pada 27 July 2011, untuk membahas sejumlah temuan dengan kolega mereka di Uni Eropa. Terutama, klaim Breivik bahwa dia punya jaringan dengan sel teroris di luar Norwegia.

Tentu saja para pejabat Uni Eropa pun bersiaga. Mereka juga mengulik kaitan Breivik dengan organisasi sayap kanan lainnya di Eropa. Misalnya, Breivik menyatakan dia punya kontak erat dengan English Defence League (EDL). Ini organisasi berbasis di inggris, dan kini giat mencegat kaum Muslim di jalan-jalan di Inggris. Polisi juga menduga EDL punya kaitan dengan organisasi sejenis di Norwegia, yang disebut NDL. [Lihat Infografik: "Gelombang Ekstrim Kanan di Eropa"]

Manifesto ekstrim

Menggunakan nama pena, Andrew Berwick, Breivik menjabarkan segenap pandangan ekstrim: dari supremasi budaya, populisme sayap kanan, anti Islam, dan zionisme ultra kanan. Dia juga menghendaki Eropa harus bersih dari pengaruh Islam, Marxisme, dan multikulturalisme. Manifesto itu juga punya mimpi besar, dan mengancam: dia hendak menjungkalkan demokrasi liberal di Eropa, dan menggantinya dengan otoritas konservatif se-Eropa.

Dalam manifesto itu, Breivik membanggakan diri sebagai "Laskar Kristen" sejati. Tapi, tafsiran arti "Kristiani Sejati," yang diyakininya berbeda jauh dengan ajaran di Kitab Suci. Di sini, Breivik menonjolkan supremasi orang kulit putih Eropa sebagai seorang Kristiani Sejati. "Saat kita menghadapi perang budaya, menjadi seorang Kristiani tak harus membangun hubungan personal dengan Tuhan atau Yesus," tulis Breivik, seperti dikutip laman World Net Daily. "Menjadi Kristiani bisa mengandung banyak hal, yaitu bahwa kita percaya akan dan ingin melindungi warisan budaya Kristen Eropa."

Breivik juga menyerang multikulturalisme di Eropa, yang menjadi dunia terbuka bagi para kaum imigran berbeda agama dan ideologi. "Salah satu manifestasi dari kegilaan di dunia kita ini adalah multikulturalisme," tulis Breivik. Dia juga menyebut proses "Ghetofikasi" tengah melanda Eropa. Sebab, kaum imigran kurang berbaur dengan penduduk setempat.

Dokumen Breivik itu -sebagian berupa hasil diskusi politik, pandangan pribadi, dan juga rencana aksi. Intinya, dia percaya Eropa akan dilanda perang saudara selama puluhan tahun. Perang itu akan berakhir pada 2083. Tandanya adalah musnahnya kaum Marxis Eropa, dan terusirnya kaum Muslim dari benua itu. Entah bagaimana hubungannya, 2083 itu bertepatan 200 tahun meninggalnya Karl Marx, peletak dasar Marxisme.

Pengamat masalah internasional, semisal komentator di SkyNews Tim Marshall, mengatakan manifesto Breivik mirip atau bisa jadi terinspirasi oleh pola pikir neo-Nazi. "Pola pikir neo-Nazi berawal dari premis bahwa Marxisme akan menjangkiti Eropa, yang menyebabkan terkikisnya nasionalisme, dan pada akhirnya muncul liberalisme dan multikulturalisme," kata Marshall.

Manifesto Breivik itu mengadopsi pola pikir demikian. "Pada tingkat lokal, dia menyalahkan Partai Buruh, yang tengah berkuasa, karena menerapkan multikulturalisme di Norwegia yang, menurut dia, akan menghancurkan negerinya. Tulisan dia juga sarat dengan sentimen anti Islam," kata Marshall.

Mengancam Eropa

Kepala Badan Intelijen Domestik Norwegia, Janne Kristiansen, kepada BBC mengaku belum menemukan bukti Breivik berkomplot dengan pihak lain. Tapi menurut pengamat, aksi dan tulisan Breivik itu memperkuat tanda munculnya kembali sayap kanan di Eropa. Ini juga reaksi atas derasnya arus migrasi pendatang Muslim dari Afrika dan Timur Tengah ke Eropa, dan kian kuatnya nilai sosialisme, yang diyakini diadopsi dari ajaran Marx.

Bahkan, pertentangan paham multikulturalisme dengan gerakan ekstrim kanan di Eropa kian meresahkan pemerintah sejumlah negara Eropa. Mereka khawatir konflik kaum pendatang dan sebagian warga setempat, terutama terkait perbedaan kepercayaan dan agama, membuat multikulturalisme di Eropa bakal gagal.
Suara resah itu sempat terdengar dari Kanselir Jerman, Angela Merkel. Dia pemimpin Eropa pertama yang bicara masalah itu. Jerman dianggap gagal menciptakan masyarakat multikultural. Suasana saling menghormati dan hidup rukun di antara warga Jerman yang berasal dari beragam latar belakang dan budaya masih sulit diwujudkan. [Lihat "Jerman Melawan Neo-Nazi"]

"Multikultural, konsep yang menekankan bahwa 'kita kini bisa hidup berdampingan dan bahagia,' masih belum jalan," kata Merkel seperti dikutip laman Sydney Morning Herald. Saat itu, Merkel berbicara di depan forum kaum muda Partai Uni Demokratik Kristen (CDU) di Postdam pada 16 Oktober 2010. "Pendekatan ini telah gagal total," kata Merkel.

Pernyataan itu tampaknya lebih sebagai rasa frustrasi Merkel karena orang Jerman rupanya belum tulus menerima pendatang. Ada jajak pendapat, orang-orang Jerman masih menganggap sinis kaum pendatang. Para imigran itu dinilai hanya ingin mengeruk keuntungan dari sistem kesejahteraan sosial di Jerman. Mereka harus dipulangkan ke negara asal, saat lahan pekerjaan di negara itu mulai susah didapat.

Pimpinan komunitas Yahudi di Jerman, juga memperingatkan masyarakat dan demokrasi di Jerman kembali terancam pengaruh ekstrimisme. Pekan lalu, pemimpin negara bagian Bavaria dari Partai CDU, Horst Seehofer, menyerukan agar pemerintah menghentikan penerimaan para imigran dari Turki dan negara-negara Arab.

Sebelumnya, mantan pejabat Bank Sentral Jerman (Bundesbank), Thilo Sarrazin, menulis buku mengenai bagaimana sebagian besar dari 16 juta imigran di Jerman gagal berbaur dengan penduduk asli. Hal itu, kata Sarrazin, berperan bagi turunnya performa ekonomi Jerman. Buku yang bersentimen rasial itu membuat Sarrazin dipecat dari Bundesbank.

Perdana Menteri Inggris, David Cameron, awal tahun ini juga menyiratkan semangat multikultural belum berhasil diterima semua masyarakat. "Kita telah mendorong berbagai budaya untuk berbaur, dan saling menghargai, terlepas perbedaan dari satu sama lain," kata Cameron dalam suatu Konferensi Keamanan di Munich, Jerman, 5 Februari lalu. Kegelisahan serupa juga dilontarkan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy.

Di Belanda, ujung tombak ekstremis sayap kanan kini adalah politisi bernama Geert Wilders. Dengan mengusung isu Islamophobia, Wilders berhasil membawa partainya, Partai untuk Kebebasan, meraih 24 kursi di parlemen pada pemilu 2010. Partai itu kini menjadi kekuatan politik nomor tiga di Belanda. Sebelumnya, pada 2007, Wilders dikecam umat Muslim setelah membuat film pendek berdurasi 17 menit, Fitna, yang mendiskreditkan ajaran Islam.

Kini, dengan merebaknya sayap kanan ektstrim, banyak kalangan pesimis dengan politik toleransi di Eropa. Seorang pengamat budaya Eropa Daniel Greenfield bahkan berujar sinis, "Multikulturalisme adalah mitos."(np)
• VIVAnews

Kamis, 21 Juli 2011

Fw:Purnawirawan TNI: SBY Sudah Tak Peduli Kondisi Negara dan Bangsa


Date: Thursday, July 21, 2011, 9:01 AM

JAKARTA (Suara Karya): Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) merasa khawatir terhadap masa depan dan nasib bangsa Indonesia. Mereka menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tidak peduli lagi dengan kondisi negara dan bangsa yang makin kritis.

"Kondisi bangsa dan negara ini makin terancam dan kritis karena
penyelenggaraan negara telah menyimpang dari cita-cita kemerdekaan,"
ujar Ketua Umum PPAD yang juga mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan
Darat (KSAD), Letjen Purn Soerjadi, dalam acara silaturahmi purnawirawan
TNI AD dengan para pimpinan media massa nasional di Jakarta, Selasa
(19/7).

Sekitar 21 purnawirawan ikut dalam silaturahmi itu, di antaranya
mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Zaky Anwar Makarim dan
mantan KSAD Tyasno Sudarto serta mantan Wakil KSAD Kiki Syahnakri. PPAD
membantah para purnawirawan TNI AD sedang menyiapkan penggulingan
Presiden SBY melalui kudeta militer.

Menurut Soerjadi, penyimpangan penyelenggaraan negara terpicu oleh
gaya kepemimpinan yang tidak tegas. Presiden SBY dituding melakukan
kesengajaan dan mengabaikan cita-cita bangsa. Kesengajaan itu dilakukan
SBY untuk kepentingan politik dan kekuasaan. "Dia menggunakan politik
adu domba sehingga menambah kesengsaraan rakyat," ujar dia.

Di sisi lain, program pembangunan yang selalu dikampanyekan SBY
hanya omong kosong belaka karena tanpa implementasi dan realisasi.
Politik adu domba yang dilakukan SBY adalah politik saling sandera
antarpartai koalisi pemerintahan SBY. Tindakan yang sama juga dilakukan
SBY di internal Partai Demokrat.

Contoh keburukan lain, disebutkan Soerjadi, Presiden intensif
membentuk lembaga tinggi negara. "Sekarang ini ada 188 lembaga negara
setingkat menteri yang dibentuk SBY. Tentunya, keberadaan lembaga ini
menjadi muara pemborosan anggaran negara," kata dia.

Namun, Soerjadi tak memungkiri bahwa pembentukan lembaga tinggi
negara itu seiring dengan kompleksitas persoalan di Tanah Air.

Soerjadi mengakui, PPAD didatangi salah satu duta besar dari kedutaan besar asing untuk Indonesia.

Dubes itu meminta dukungan PPAD agar mendukung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

"Sekitar tiga minggu lalu, beberapa perwira tinggi diprovokasi untuk
mencalonkan Sri Mulyani oleh kedutaan asing. Lalu ada embel-embelnya,
nanti didampingi TNI," ujar Soerjadi.

PPAD sendiri secara tegas menolak permintaan itu. Sudah dapat
dipastikan bahwa Sri Mulyani merupakan orang SBY serta titipan Amerika
Serikat dan Australia.

Sementara itu, Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan, ada gejala
bahwa rakyat sudah tidak senang dengan pemerintahan Presiden SBY yang
saat ini dinilai lemah dalam menegakkan keadilan bagi rakyat.

"Jadi, sebagian besar rakyat sudah tidak senang dengan pemerintah
sekarang ini. Hal tersebut terjadi akibat penegakan keadilan untuk
membela rakyat dari pemerintah tidak terlihat nyata," ujar dia.

Menurut dia, pemerintah kelihatannya kurang berpihak kepada rakyat.
Padahal, seharusnya rakyat mendapat pertolongan dari pemerintah, bukan
sebaliknya. "Seperti kejadian banjir di Wasior, Papua Barat, yang tidak
mendapat perhatian dengan baik dari pemerintah. Itu membuktikan bahwa
pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Hal tersebut sangat menyakitkan
bagi rakyat, kenapa dianggap kecil?," ujar dia.

Dia mengatakan, bila menyoroti mulai dari awal menjabat, SBY masih
banyak ditolong dari langkah-langkah pemberian bantuan langsung tunai
(BLT). Seperti halnya bersama Jusuf Kalla dulu kelihatan sigap. "Berbeda
dengan sekarang ini, SBY kelihatan lebih lemah. Bukannya ada perbaikan,
tapi justru kemunduran yang terjadi sekarang ini," ujar Tyasno.

Permainan Asing

Kiki menyatakan, PPAD sudah tak sabar lagi untuk menunggu Pilpres
2014. "Harus ada pemimpin baru yang mampu membawa Indonesia dari krisis
berkepanjangan ini," kata dia.

Ia menambahkan, 2010 dan 2011 merupakan kehancuran ekonomi di
Indonesia. Kedaulatan ekonomi bangsa sama sekali tak dipandang lagi oleh
dunia internasional. Indonesia menjadi bulan-bulanan permainan asing.
"Tapi, 2014 diharapkan menjadi pintu untuk kebangkitan ekonomi," kata
dia.

Zacky menyebutkan, kekuatan Indonesia bukanlah pada kepemilikan
alutsista. Setidaknya hal tersebut diakui oleh Singapura yang mengakui
persatuan dan kesatuan serta kenekatan warga negara Indonesia.
Sayangnya, terjadi pelemahan persatuan dan kesatuan melalui politik
hingga mengakibatkan pergeseran UUD 1945.

Beberapa contoh terjadinya pelemahan persatuan dan kesatuan di
antaranya terlihat pada sektor perbankan, energi, dan retail, yang mana
sebagian besar dikuasai oleh asing.

"Mengutip ucapan Hillary Clinton, soft power ditambah hard power
sama dengan smart power. Penguasaan lewat uang dan komoditas," kata
Zacky.

Contoh lain menurut Zacky terlihat dalam hal pendidikan. Mereka yang
menempa pendidikan di Amerika dan menjadi 10 lulusan terbaik langsung
disodorkan formulir menjadi agen CIA.

Lebih jauh dirinya menilai, pelemahan persatuan juga terlihat pada sektor media massa.

"Saat ini muncul konglomerasi media. Tergantung kepentingan," kata
mantan Ka BAIS ini. Sedangkan di luar negeri, bahkan di negara liberal
seperti Amerika muncul patriot journalism.

"Media massa ramai mengkritik ketika Amerika hendak menjual dermaga
ke Dubai. Di sini, ketika Indosat dijual, hanya kritikan kecil yang
terdengar," katanya.
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=283180

Rabu, 20 Juli 2011

JAKARTA (Suara Karya): Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD)
merasa khawatir terhadap masa depan dan nasib bangsa Indonesia. Mereka
menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah tidak peduli lagi
dengan kondisi negara dan bangsa yang makin kritis.

"Kondisi bangsa dan negara ini makin terancam dan kritis karena
penyelenggaraan negara telah menyimpang dari cita-cita kemerdekaan,"
ujar Ketua Umum PPAD yang juga mantan Wakil Kepala Staf TNI Angkatan
Darat (KSAD), Letjen Purn Soerjadi, dalam acara silaturahmi purnawirawan
TNI AD dengan para pimpinan media massa nasional di Jakarta, Selasa
(19/7).

Sekitar 21 purnawirawan ikut dalam silaturahmi itu, di antaranya
mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) Zaky Anwar Makarim dan
mantan KSAD Tyasno Sudarto serta mantan Wakil KSAD Kiki Syahnakri. PPAD
membantah para purnawirawan TNI AD sedang menyiapkan penggulingan
Presiden SBY melalui kudeta militer.

Menurut Soerjadi, penyimpangan penyelenggaraan negara terpicu oleh
gaya kepemimpinan yang tidak tegas. Presiden SBY dituding melakukan
kesengajaan dan mengabaikan cita-cita bangsa. Kesengajaan itu dilakukan
SBY untuk kepentingan politik dan kekuasaan. "Dia menggunakan politik
adu domba sehingga menambah kesengsaraan rakyat," ujar dia.

Di sisi lain, program pembangunan yang selalu dikampanyekan SBY
hanya omong kosong belaka karena tanpa implementasi dan realisasi.
Politik adu domba yang dilakukan SBY adalah politik saling sandera
antarpartai koalisi pemerintahan SBY. Tindakan yang sama juga dilakukan
SBY di internal Partai Demokrat.

Contoh keburukan lain, disebutkan Soerjadi, Presiden intensif
membentuk lembaga tinggi negara. "Sekarang ini ada 188 lembaga negara
setingkat menteri yang dibentuk SBY. Tentunya, keberadaan lembaga ini
menjadi muara pemborosan anggaran negara," kata dia.

Namun, Soerjadi tak memungkiri bahwa pembentukan lembaga tinggi
negara itu seiring dengan kompleksitas persoalan di Tanah Air.

Soerjadi mengakui, PPAD didatangi salah satu duta besar dari kedutaan besar asing untuk Indonesia.

Dubes itu meminta dukungan PPAD agar mendukung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

"Sekitar tiga minggu lalu, beberapa perwira tinggi diprovokasi untuk
mencalonkan Sri Mulyani oleh kedutaan asing. Lalu ada embel-embelnya,
nanti didampingi TNI," ujar Soerjadi.

PPAD sendiri secara tegas menolak permintaan itu. Sudah dapat
dipastikan bahwa Sri Mulyani merupakan orang SBY serta titipan Amerika
Serikat dan Australia.

Sementara itu, Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto mengatakan, ada gejala
bahwa rakyat sudah tidak senang dengan pemerintahan Presiden SBY yang
saat ini dinilai lemah dalam menegakkan keadilan bagi rakyat.

"Jadi, sebagian besar rakyat sudah tidak senang dengan pemerintah
sekarang ini. Hal tersebut terjadi akibat penegakan keadilan untuk
membela rakyat dari pemerintah tidak terlihat nyata," ujar dia.

Menurut dia, pemerintah kelihatannya kurang berpihak kepada rakyat.
Padahal, seharusnya rakyat mendapat pertolongan dari pemerintah, bukan
sebaliknya. "Seperti kejadian banjir di Wasior, Papua Barat, yang tidak
mendapat perhatian dengan baik dari pemerintah. Itu membuktikan bahwa
pemerintah tidak berpihak kepada rakyat. Hal tersebut sangat menyakitkan
bagi rakyat, kenapa dianggap kecil?," ujar dia.

Dia mengatakan, bila menyoroti mulai dari awal menjabat, SBY masih
banyak ditolong dari langkah-langkah pemberian bantuan langsung tunai
(BLT). Seperti halnya bersama Jusuf Kalla dulu kelihatan sigap. "Berbeda
dengan sekarang ini, SBY kelihatan lebih lemah. Bukannya ada perbaikan,
tapi justru kemunduran yang terjadi sekarang ini," ujar Tyasno.

Permainan Asing

Kiki menyatakan, PPAD sudah tak sabar lagi untuk menunggu Pilpres
2014. "Harus ada pemimpin baru yang mampu membawa Indonesia dari krisis
berkepanjangan ini," kata dia.

Ia menambahkan, 2010 dan 2011 merupakan kehancuran ekonomi di
Indonesia. Kedaulatan ekonomi bangsa sama sekali tak dipandang lagi oleh
dunia internasional. Indonesia menjadi bulan-bulanan permainan asing.
"Tapi, 2014 diharapkan menjadi pintu untuk kebangkitan ekonomi," kata
dia.

Zacky menyebutkan, kekuatan Indonesia bukanlah pada kepemilikan
alutsista. Setidaknya hal tersebut diakui oleh Singapura yang mengakui
persatuan dan kesatuan serta kenekatan warga negara Indonesia.
Sayangnya, terjadi pelemahan persatuan dan kesatuan melalui politik
hingga mengakibatkan pergeseran UUD 1945.

Beberapa contoh terjadinya pelemahan persatuan dan kesatuan di
antaranya terlihat pada sektor perbankan, energi, dan retail, yang mana
sebagian besar dikuasai oleh asing.

"Mengutip ucapan Hillary Clinton, soft power ditambah hard power
sama dengan smart power. Penguasaan lewat uang dan komoditas," kata
Zacky.

Contoh lain menurut Zacky terlihat dalam hal pendidikan. Mereka yang
menempa pendidikan di Amerika dan menjadi 10 lulusan terbaik langsung
disodorkan formulir menjadi agen CIA.

Lebih jauh dirinya menilai, pelemahan persatuan juga terlihat pada sektor media massa.

"Saat ini muncul konglomerasi media. Tergantung kepentingan," kata
mantan Ka BAIS ini. Sedangkan di luar negeri, bahkan di negara liberal
seperti Amerika muncul patriot journalism.

"Media massa ramai mengkritik ketika Amerika hendak menjual dermaga
ke Dubai. Di sini, ketika Indosat dijual, hanya kritikan kecil yang
terdengar," katanya.
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=283180


__._,_.___

Selasa, 19 Juli 2011

George Junus: Harusnya Pemilu Diulang

George Junus Adicondro (Rahmad Hidayat/Tribunnews.com)

Tribunnews.com - Selasa, 19 Juli 2011 15:02 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua buku Gurita Cikeas yang dibuat, seakan menjadi kebanggaan tersendiri bagi sang penulis, Georg Junus Aditjondro. Apa yang ia ungkap, katanya kemudian makin dikukuhkan kebenarannya atas apa yang diungkap oleh Wikileaks dan dimuat di media Australia. Ia kemudian, apa yang ia ungkap terkait oligarki kekuasaan, seharusnya pelaksanaan Pemilu diulang.

Buku pertama membongkar gurita cikeas, kemudian banyak hal dipertegas dalam wikileaks. Isu ini yang awalnya menjadi domestic warming menjadi global warning," kata George dalam diskusi bukunya yang terbaru Cikeas Makin Menggurita di DPR, Selasa (19/07/2011).

Menurutnya, ada beberapa hal baru dalam bukunya ini yang menjadi kelanjutan dalam mengungkap skandal pemberian bailout ke Bank Century. Yang belum terungkap, kata George, salah satunya soal laporan dari PPATK.

Buku pertama, memberi dorongan kepada media, menggali soal perusahaan milik keluarga Cikeas yang bergerak di penebangan hutan, milik kakak Bu Ani, Wiwik yang menjabat sebagai komisaris di perusahaan Wanatirta. Bagaimana intervensi Wiwiek, kemudian para pelaku ileegal loging bebas dari polisi," George mengungkap.

Dalam buku terbarunya, aku George juga mendalami terkait dugaan adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2009 lalu.
Daftar pelanggar pemilu di buku kedua, George menegaskan, lebih lengkap, terkait keberpihakan KPU yang menurutnya, seakan dikukuhkan atas kasus Andi Nurpati saat ini.

Kemudian bagaiman terungkapnya soal penghitungan suara di Sumatera Utara, di rumah Kapolsek yang melanggar aturan. Kemudian bagaimana adanya keterlibatan dana-dana asing dalam pemilu," cerita George seraya menyatakan kebobrokan Pemilu ini yang kemudian menjebloskan mantan Ketua KPK Antasari Azhar, hanya karena ingin mengungkap soal IT KPU.

"Gong dari buku ini adalah mempertanyakan kemenangan Demokrat dan kemenangan SBY, tidak sah. Pemilu harus pemilu ulang, dan pelaku-pelakunya harus didiskualifikasi," George menegaskan.

Penulis: Rachmat Hidayat | Editor: Johnson Simanjuntak
http://www.tribunnews.com/2011/07/19...pemilu-diulang

Banyak Cara Mengemplang Suara Rakyat


Suasana Penghitungan Suara Pemililu 2004 di salahsatu TPS (Dok FORUM)

majalah forum NO. 09 TAHUN XX/20 - 26 JUNI 2011
Salah satu pintu pavorit mencuri suara adalah saat input data. Calon yang sudah pasti kalah menjual suara agar bisa mengembalikan sebagian modal. Bagi oknum KPU, mempermudah jual beli selain bisa memberikan keuntungan finansial, juga bisa memberikan keuntungan perlindungan bila kemudian ada masalah hukum.

Kasus pemalsuan dokumen keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dilakukan Andi Nurpati ketika menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) kini terancam menjadi bola liar politik. Kasus tersebut tidak saja berkonsekuensi pidana bagi politisi Partai Demokrat tersebut, juga mengancam keabsahan kursi yang diduduki para legislator di DPR RI dan DPRD.

Pasalnya, perbuatan yang dilakukan Andi Nurpati dalam kasus sengketa pemilu di daerah pemilihan Sulawesi Selatan antara Dewi Yasin Limpo dari Hanura dengan Mestariani Habie dari Gerindra tersebut, diduga bukan satu-satunya kasus yang terjadi dalam Pemilu Legislatif 2009 lalu. Selain kasus Dewi-Mestariani, juga ada kasus serupa yang jumlah konon kabarnya mencapai seratus kasus lebih.

Benarkah jumlah kasus serupa Dewi-Mestariani lebih dari seratus kasus? Kordinator Komite Pemilih Indonesia (TEPI), Jerry Sumampouw, yang menjadi salah satu pemantau sengketa Pemilu Legislatif 2009 mengaku tidak tahu pasti. Namun ia mengatakan, sepanjang pemantauan yang dilakukan pihaknya, sedikitnya ada 16 kasus sengketa Pemilu Legislatif yang masuk ke MK.

"Yang kita catat, tidak sampai 100 kasus. Yang jelas, dari pantauan kami, rekapitulasi hasil dan pengumuman hasil pemilu 2009 adalah yang paling buruk pada tiga kali pemilu sejak reformasi. Papua itu salah satu daerah yang terlambat ditetapkan hasilnya karena suara belum selesai dihitung," ujarnya saat ditemui FORUM di kantornya di Gedung Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Jalan Salemba Raya, Jakarta, Rabu pekan lalu.

Menurutnya, terlambatnya Papua tersebut mencurigakan. Keterlambatan dalam waktu cukup lama tersebut rawan dimanipulasi atau dijadikan ajang permainan. Sebab, terlalu lamanya suara dihitung akan menyebabkan pengawasan masyarakat akan menjadi kendor. Dan, kendornya pengawasan memberikan kesempatan lebih besar kepada KPU bermain dengan calon legislatif (caleg) dan partai peserta pemilu.

Dugaan KPU bermain mata dengan caleg dan parpol di daerah-daerah yang pengawasan tak seketat Jakarta memang tak bisa dipandang remeh. Pasalnya, untuk daerah Jakarta saja, KPU pernah dicurigai melakukan percobaan manipulasi. Dimana ketika itu, menurutnya, KPU sempat menetapkan Agung Laksono terpilih sebagai calon legislatif DPR Pusat. "Setelah kasus itu heboh, putusan itu dianulir dengan alasan yang jelas," ujarnya.

Sambil menyeruput kopi, lelaki ini memaparkan keputusan kacau KPU lainnya karena salah hitung. Diantaranya, kasus AS Hikam yang sudah sempat ditetapkan yang mendapat kursi dari Hanura. Tetapi keputusan itu kemudian dianulir lagi setelah keputusan tersebut dipermasalahkan dan KPU mengakui kekeliruan tersebut dan beralasan telah terjadi salah hitung yang dilakukan petugas mereka.

"Di Dapil Jatiml I dan Jatim IX perolehan suara seorang caleg berkurang, dari 49 ribu menjadi 40 ribu. Setelah kasus itu menjadi ribut, akhirnya ketahuan sumber masalahnya karena ada kekeliruan input. KPU saat itu berdalinh salah input itu karena di komputer itu angka 0 dan 9 berdekatan. Karena data yang diinput banyak sehingga berpengaruh banyak pada suara," terangnya.

Di daerah pemilihan Sumsel I, lanjutnya, sengketa di internal PPP antara Ahmad Yani dengan rekannya, juga terjadi. Ahmad Yani, bukan orang yang sebarnya memiliki suara lebih banyak, tapi yang masuk ke DPR justru dirinya. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi tapi tak jelas kelanjutannya. "Ini artinya, banyak persoalan hasil penetapan pemilu yang waktu itu tidak bisa diklarifikasi. Kami yakin sekali ada persoalan dengan KPU kita," jelasnya.

Jerry juga mengatakan bahwa penggunaan IT pada pemilu 2009, juga menjadi pintu permainan suara. Proyek pengadaan IT KPU yang kabarnya dikerjakan keluarga petinggi salah satu parpol tersebut sudah lama dicurigai sebagai salah scara mendapatkan kursi haram. Alhasil, pelaku tidak saja diduga mencuri uang negara dari pengadaan yang sempat hendak diusut KPK tersebut, tapi juga mencuri suara rakyat. ()

Ini sebabnya, Jerry menyebutkan bahwa salah satu titik paling pavorit bagi mafia pemilu untuk mengemplang suara rakyat adalah ketika dilakukan input data di KPU. Apalagi saat dilakukan input data tersebut pengawasan tidak lagi sebagaimana perhitungan suara di Tempat Pemilihan Suara (TPS) yang ikut juga disaksikan masyarakat luas. Sementara saat input data yang ada hanya petugas KPU dan saksi yang bisa dibeli.

Apa yang diungkapkan Jerry tersebut dibenarkan seorang mantan anggota tim sukses calon pemilihan kepala daerah (pilkada). Menurut anggota tim sukses yang pernah memenangkan sebuah kepala daerah di daerah Jawa Barat tersebut, modus menaikkan jumlah suara dalam pilkada sama seperti yang terjadi di Pemilu Legislatif atau pun Pemilihan Presiden.

Disebutkannya, ketika hendak dilakukan input data, hasil perhitungan suara sebenarnya sudah diketahui. Nah saat itu tim sukses calon yang hendak menang bernegosiasi dengan calon yang jumlah perolehan suaranya sedikit agar dilimpahkan saja ke hasil suaranya. "Biasanya calon yang sudah pasti kalah mau menjual suara tersebut. Hitung-hitung mengembalikan sebagian modal,"tuturnya.

Setelah sepakat, calon yang memberi suara dan yang menjual suara menyampaikan kepada petugas yang menginput data. Menurutnya, cara yang paling halus biasa dilakukan dengan tidak menghabiskan jumlah suara calon yang dibeli agar tidak ketahuan karena mencolok. "Permainan paling aman bila beda suaranya tidak terlalu jauh. Itu sebabnya, suara kadang tidak cukup dibeli hanya dari satu calon lain saja," jelasnya.

Kembali kepada Jerry, dalam permainan-permainan tersebut, ada anggota KPU mendapatkan keuntungan finansial. "Walau sulit dibuktikan, tapi ada indikasi-indikasi dari pelanggaran etik yang bisa kita lihat secara kasat mata. Misalnya, orang-orang KPU sering bertemu dengan orang-orang partai politik. Padahal itu seharusnya dihindari selama pemilu. Tapi, orang-orang KPU sangat senang sekali bertemu dengan partai-partai politik."

Keuntungan lain adalah akses. Menurutnya, kasus Andi Nurpati yang pindah ke Demokrat adalah salah satu contoh. Dengan memberikan kemudahan kepada partai politik tertentu, mereka punya jaminan kemudahan bergabung dalam satu waktu tertentu. "Misalnya bila sudah berhenti menjadi anggota KPU atau karena keadaan tertentu, terdesak, seperti Andi Nurpati, masuk ke Demokrat sehingga secara politik agar dapat perlindungan politik," jelasnya.


Oleh : Syamsul Mahmuddin dan Zulkarmedi Siregar
http://majalahforum.com/forum-utama.php?tid=298

__._,_.___
Powered By Blogger