Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 14 Juli 2015

Tim Pengawas BIN//Target Listrik 35.000 MW//Sepatu Merek Palsu (Surat Pembaca Kompas)

Tim Pengawas BIN

Kepala Badan Intelijen Negara telah dilantik Presiden Joko Widodo. Agar lembaga ini dapat berjalan dengan baik untuk kepentingan bangsa dan tidak disalahgunakan, perlu tim yang mengawasinya.

DPR telah menetapkan Tim Pengawas yang terdiri dari unsur pemimpin Komisi I serta 10 orang dari perwakilan fraksi di DPR. Saya ingin mengungkapkan keberatan saya terhadap susunan anggota Tim Pengawas itu dengan alasan berikut.

Pertama, BIN adalah lembaga negara yang bertujuan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia dan ideologi negara Pancasila, sedangkan unsur pemimpin Komisi I ada yang berasal dari partai yang asas organisasinya bukan Pancasila. Kedua, keabsahan unsur pemimpin Komisi I sebagai hasil kongkalikong kelompok yang kalah dalam Pemilu Presiden 2014 dan hanya menempatkan orang-orang dari kelompok mereka patut dipertanyakan. Misalnya, apakah ada kepentingan tertentu dalam mengawasi BIN? Ketiga, bagaimana dengan informasi yang sifatnya rahasia? Haruskah disampaikan kepada Tim Pengawas yang semuanya berasal dari lembaga dengan tingkat kepercayaan publik yang sangat rendah?

Saya lebih menyetujui saran aktivis Kontras agar Tim Pengawas diisi orang nirpartai/independen, integritasnya teruji, memiliki kemampuan baik di bidang intelijen, serta memiliki komitmen kuat dan teruji terkait Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, serta hak-hak asasi manusia.

RICARDO PASARIBU, TEGALSARI, SURABAYA


Target Listrik 35.000 MW

Target Presiden Joko Widodo membangun 35.000 MW daya listrik Indonesia merupakan program pembangunan infrastruktur amat mendasar serta berdampak pada penggandaan pertumbuhan dan pembangunan industri/ekonomi Indonesia.

Berkenaan dengan kendala dalam melaksanakan program itu (pengurusan izin investasi perusahaan modal dalam negeri dan perusahaan modal asing yang masih berlarut-larut, peraturan perusahaan pembangkit independen PLN yang kaku dan berbelit-belit, harga gas PGN dan Pertamina yang mahal meski telah dilakukan tender perubahan) adalah rendahnya penghitungan harga beli daya listrik oleh PLN sehingga sangat tidak merangsang minat investor bidang pembangkit listrik.

Presiden Jokowi (dalam hal ini Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) sangat diharapkan meninjau kebijakan investasi bidang pembangkit listrik secara komprehensif, terutama untuk menarik investor swasta asing.

Dengan kondisi ekonomi/keuangan Indonesia saat ini, investor nasional tak dapat diharapkan partisipasinya. Harapan bertumpu pada investor asing, yang perlu digairahkan melalui revisi kebijakan kelistrikan.

Menteri ESDM sangat diharapkan mengeluarkan kebijakan tepat guna demi percepatan realisasi program 35.000 MW. Salah satunya adalah dengan kebijakan perizinan untuk pemasukan relokasi unit pembangkit listrik tenaga gas (PLTG).

Relokasi yang dimaksud adalah pemindahan unit PLTG lengkap yang terpasang di luar negeri, berada dalam kondisi baru/layak, terawat, besertifikat pabrik, dan dijamin mampu berproduksi selama 20 tahun.

Seperti diketahui, di India, Jerman, dan beberapa negara Eropa, banyak unit PLTG lengkap yang telanjur dibangun, tetapi tak beroperasi karena perubahan kondisi ekonomi, politik, ataupun kebijakan setempat.

Perusahaan-perusahaan tersebut sangat berminat untuk merelokasi unit PLTG yang sudah terpasang lengkap, tetapi belum sempat dioperasikan, ke Indonesia. Unit-unit itu dalam kondisi sangat terawat yang umumnyacommissioned di lokasi masing-masing pada 2011/2012 dan masih memilikiwarranty certificate dari pabrik terkait.

Semoga informasi ini dapat menjadi pertimbangan.

RULYADI HADINOTO, KOMPLEKS CEMPAKA PUTIH PERMAI C-20, JALAN LETJEN SUPRAPTO, JAKARTA PUSAT


Sepatu Merek Palsu

Tertarik promosi blue fins sepatu Nike Rp 1,2 juta yang didiskon menjadi Rp 570.000, saya memesan ke Lazada dengan nomor order 363398412.

Ternyata yang dikirim barang serupa sepatu Nike palsu yang sering dijual di pinggir jalan Rp 150.000. Saya merasa tertipu dengan promosi ini.

Apakah Lazada menjual barang palsu? Saya berkali-kali menelepon dan mengirim surat elektronik ke Lazada, tetapi tidak ada tanggapan.

BUDI, ATAKKAE, WAJO, SULAWESI SELATAN

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 14 Juli 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat kepada Redaksi ".


Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger