Meskipun mulai memasuki masa panen, harga beras yang masih bergejolak memerlukan perhatian dengan mengenali penyebabnya.

Petani di Bakalanpule, Kecamatan Tikung. Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Kamis (8/2) panen padi. Harga di tingkat petani Rp 4800 per kilogram turun dibanding Januari lalu Rp 5200 per kg gabah kering panen.
ADI SUCIPTO

Petani di Bakalanpule, Kecamatan Tikung. Kabupaten Lamongan, Jawa Timur Kamis (8/2) panen padi. Harga di tingkat petani Rp 4800 per kilogram turun dibanding Januari lalu Rp 5200 per kg gabah kering panen.

Pemerintah telah berupaya mencegah terjadinya penimbunan beras oleh pedagang yang ingin mengambil keuntungan berlebih. Meski demikian, harga belum juga stabil. Hal ini mengisyaratkan perhatian harus diarahkan pada pasokan dan distribusi.

Bulan Februari ini, menurut Kementerian Pertanian, memasuki masa panen dan mencapai puncak pada Maret. Meskipun panen terjadi berbarengan dengan musim hujan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman yakin tidak akan terjadi masalah dalam pengolahan dari gabah menjadi beras.

Beras masih menjadi kebutuhan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Kenaikan harga pada akhir tahun lalu dan awal tahun ini menyumbang secara nyata pada inflasi bulanan.

Setiap kali tiba panen raya selalu muncul persoalan sama, yaitu kekhawatiran gabah petani tidak terserap pasar karena produksi berlimpah dan kualitas gabah tidak memenuhi syarat akibat panen berbarengan dengan puncak musim hujan. Akibatnya, harga gabah jatuh dan petani kembali merugi.

Sementara itu, pada saat bersamaan pemerintah juga mengimpor beras dengan alasan stok Bulog pada Januari lalu tinggal 900.000 ton dan sekaligus harus melakukan operasi pasar untuk menekan harga yang meningkat. Bulog berulang kali menekankan beras impor yang tiba di Indonesia mulai pertengahan Februari hingga awal Maret tidak akan dilempar ke pasar.

Mengatasi tantangan produksi beras harus terintegrasi dari hulu hingga hilir, yaitu dari produksi hingga ke distribusi kepada konsumen, termasuk kelompok masyarakat miskin yang menjadi sasaran bantuan pemerintah.

Saat sisi produksi memasuki panen raya dengan masalah yang sama berulang setiap tahun, ada baiknya kita memilah persoalan di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten. Begitu pula dalam mencari jalan keluar ada yang bersifat jangka panjang, berupa strategi dan kebijakan perberasan yang menjadi bagian dari kebijakan pangan, solusi jangka menengah, dan jangka pendek berupa program atau proyek.

Saat ini panen terjadi belum serempak, terlihat dari pasokan yang terbatas dan tecermin pada harga yang masih berfluktuasi. Karena itu, persoalan ada yang dapat diatasi di tingkat lokal. Namun, ada masalah yang terjadi merata di berbagai tempat.

Kita berharap petani mendapat harga yang baik saat musim panen raya. Untuk mendapat harga yang baik, syarat kualitas gabah harus terpenuhi. Solusi jangka pendek adalah selain panen tepat waktu, gabah juga harus dapat dikeringkan dengan baik agar tidak terlalu banyak susut saat digiling. Untuk itu diperlukan teknologi tepat guna untuk menaikkan kualitas beras petani tanpa menimbulkan biaya yang membebani petani.