Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 29 November 2019

TAJUK RENCANA: Menyoal Target dan Medali (Kompas)


KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

Sejumlah atlet Kontingen Indonesia menguki acara Pengukuhan Tim Indonesia SEA Games XXX 2019 Manila di Hall Basket Gelora Bung Karno, Jakarta, Rabu (27/11/2019). Pengukuhan ini oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali yang dilakukan secara simbolis kepada Ketua Delegasi Kontingen (Chief de Mission) Harry Warganegara. Kontingen Indonesia memberangkatkan 1.311 orang yang terdiri dari 841 atlet, 415 ofisial, dan 55 orang anggota tambahan. Dalam SEA Games 2019 ini Indonesia akan berlaga pada 52 cabang olahraga.

Namun, kesadaran itu harus diikuti strategi pembinaan dan pembiayaan yang tepat serta menentukan prioritas cabang olahraga yang diharapkan bisa berprestasi dalam jangka panjang. Seusai pergelaran Asian Games lalu, Indonesia mulai menerapkan anggaran pelatnas dengan sistem kluster, cabang olahraga yang berprestasi tinggi mendapat alokasi dana lebih banyak dibandingkan dengan cabang yang kurang berprestasi.

Sistem pendanaan baru memang menyulitkan pemunculan atlet andalan baru dari cabang olahraga di kluster rendah. Akan tetapi, sistem ini sudah jamak di dunia. Pengurus olahraga kluster rendah harus kreatif mencari sumber pendanaan demi perbaikan prestasi atlet mereka.

Khusus untuk SEA Games yang kini ditetapkan menjadi ajang regenerasi dan pengembangan atlet muda, masih terlihat kurang sinkron dengan target medali emas. Target inilah yang sering membuat pengurus menggunakan segala cara untuk mencapainya meski kadang lewat tindakan kurang sportif.

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Kontingen Indonesia yang akan berlaga dalam ajang Sea Games XXX 2019 meneriakkan yel-yel saat pelepasan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/11/2019). Sebanyak 841 atlet Indonesia akan berlaga di Sea Games XXX di Manila, Filipina. Dalam sambutannya, Joko Widodo meminta semua atlet berjuang maksimal sehingga bisa meraih posisi dua besar.

Kita mendukung SEA Games sebagai ajang multi-event di kawasan Asia Tenggara, menjadi pijakan untuk meraih prestasi lebih tinggi, seperti Asian Games, bahkan Olimpiade. Namun, apakah kita perlu memiliki target di arena multi-event itu, perlu dibuat kesepakatan bersama.

Apakah target cabang olahraga tertentu dapat dialihkan dari ajang multi-event ke single event seperti kejuaraan Asia atau dunia? Kesepakatan ini penting sehingga sejak awal masyarakat tahu cabang olahraga apa yang prestasinya bisa mencapai tingkat dunia, atau Asia, atau mungkin hanya di tingkat Asia Tenggara.

Ada yang bilang hanya cabang terukur seperti atletik dan renang, yang prestasinya bisa diprediksi, berbeda dengan olahraga permainan yang agak susah diprediksi. Pernyataan itu bisa dibilang ketinggalan zaman, mengingat hampir semua olahraga permainan punya kalender tahunan yang terjadwal sehingga prestasi atlet bisa dilihat dan dipantau setiap saat.

KOMPAS/DENTY PIAWAI NASTITIE

Pemain polo air Indonesia Ridjkie Mulia berusaha melempar bola dalam pertandingan polo air Indonesia lawan Thailand di Sea Games 2019. Pertandingan berlangsung di New Clark City, Rabu (27/11/2019).

Kita juga harus ingat bahwa olahraga tak lagi bisa dipisahkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Bahkan, sentuhan iptek terasa dominan pada beberapa cabang olahraga tertentu. Inilah yang masih menjadi kendala mengingat sebagian pelatih kita kerap lebih mengandalkan pengalaman saat menjadi atlet ketika mereka berkarier sebagai pelatih.

Pada SEA Games Filipina ini, kita memilih untuk memberangkatkan 60 persen atlet muda dari total 841 atlet yang berangkat. Mereka akan turun di 424 nomor pertandingan dari 52 cabang, dengan target 45 medali emas.

Dibandingkan jumlah nomor yang masing-masing menyediakan medali emas, target itu boleh dibilang ringan. Namun, yang harus diingat, SEA Games hanya menjadi sasaran antara, dan para atlet muda itu butuh pengalaman bertanding untuk mencapai prestasi yang diinginkan. Kita tak perlu buru-buru menyalahkan mereka jika target ini tidak tercapai.

ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN

Pemain Timnas U-22 Indonesia Osvaldo Haay (kanan) merayakan gol bersama rekannya Saddil Ramdani dalam pertandingan Grup B SEA Games 2019 di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina, Kamis (28/11/2019).


Kompas, 29 November 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger