Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 23 Januari 2019

Kapan Jakarta Kota Cerdas?//Menukar Garudamiles//Tanggapan Transjakarta (Surat Pembaca Kompas)


Kapan Jakarta Kota Cerdas?

Selama enam dasawarsa, dari sembilan gubernur DKI yang telah menjabat, belum ada satu pun yang berhasil membuat DKI sebagai kota cerdas, kota nyaman dan aman, bagi warganya.

Empat kota dalam penilaian dan pembobotan kota dalam Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 adalah Surabaya untuk kota metropolitan, Denpasar untuk kota besar, Manado untuk kota sedang, dan Padang Panjang untuk kota kecil.

Hingga saat ini, di sejumlah wilayah Jakarta sering terjadi tawuran antarwarga dan antarpelajar. Kerap pula terberitakan perampokan, pembunuhan, dan kecelakaan lalu lintas akibat tidak tertib dan tidak berdisiplin di jalan. Pengendara roda dua menyalip atau melawan arus. Banyak jalan berlubang yang dibiarkan. Rambu-rambu peringatan tidak diindahkan dan jarang ada petugas yang menindak pelanggaran-pelanggaran ini.

Pengemis dan pengamen yang beraksi di perempatan lampu lalu lintas bahkan beroperasi di angkot, membuat warga—terutama perempuan dan kaum lansia—tidak merasa aman dan nyaman dalam perjalanan. Beberapa penumpang malah menjadi korban perampokan dan pemerkosaan.

Di samping menjadikan Ibu Kota sebagai kota cerdas seperti empat kota di atas, Gubernur DKI Jakarta saat ini diharapkan fokus bekerja keras: menata dan membangun kota ini. Apalagi, anggaran yang tersedia begitu besar, Rp 78 triliun. Gubernur juga diharapkan mencetak prestasi membangun infrastruktur vital seperti yang telah diwariskan pendahulunya.

Arifin Pasaribu
Kompleks PTHII, Kelapa Gading Timur,
Jakarta Utara


Menukar Garudamiles

Saya nasabah Citibank pemegang kartu kredit Citibank Garuda dengan nomor Garudamiles 590651261. Pada 3 Januari 2019, saya membeli tiket Garuda dengan menukarkan Garudamiles: kode pemesanan SZQHP8, rute Kualanamu-Cengkareng, 13 Januari 2019, penerbangan GA187 pukul 12.25.

Pada 12 Januari 2019 sekitar pukul 12.25, saya mencoba untuk check in daring. Ketika memilih tempat duduk, saya bingung karena tidak bisa memilih tempat mana pun selain yang sudah dialokasikan.

Saya menghubungi call center. Semula petugas menyebutkan bahwa semua tempat duduk dalam kondisi terkunci dan saya harus datang ke bandara jika ingin mengubah tempat duduk.

Saya jelaskan bahwa saya tak bisa pilih tempat duduk karena membeli tiket dengan menukar miles. Ketika saya tekankan bahwa saya sudah sering menukar miles dan baru kali ini tak bisa memilih tempat duduk, petugas mengubah penjelasan.

Dia mengatakan, hal itu terjadi karena saya pemegang kartu kredit Citibank Garuda. Saya mohon penjelasan Citibank dan Garuda mengenai ini. Nomor telepon saya tercantum di keanggotaan kartu kredit Citibank Garuda saya.

Dio
Setiabudi,
Jakarta Selatan

Tanggapan Transjakarta

Sehubungan dengan informasi Bapak Sugeng Hartono di surat pembaca (12/1/2019), "Transjakarta Lebak Bulus-Senen", manajemen PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyampaikan terima kasih atas perhatiannya.

Memang rute Lebak Bulus- Senen dilayani bus berukuran sedang dengan operator moda transportasi kopaja. Rute ini merupakan layanan yang sebelumnya dioperasikan Kopaja P20 berukuran sedang. Demi memenuhi animo masyarakat yang kian luas memanfaatkan layanan itu, Transjakarta akan menambah jumlah bus berukuran besar.

Hal itu diharapkan bisa meningkatkan kenyamanan pelanggan Transjakarta dengan penambahan kapasitas.

Daud Joseph
Direktur Operasional PT Transportasi Jakarta,

Jalan Mayjen Sutoyo 1, Jaktim

Kompas, 23 Januari 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger