Masyarakat pers Indonesia kembali merayakan Hari Pers Nasional, hari ini, dengan sejumlah perubahan besar yang menggugat makna media.
Tantangan terbesar media konvensional—koran, televisi, dan radio—adalah tetap relevan di tengah banjir informasi yang tersebar secara digital. Kehadiran media digital telah membuat informasi hadir tanpa batas dan dapat diakses dengan bebas. Hal lain adalah kehadiran berbagai aplikasi media sosial yang lahir bersamaan dengan telepon pintar. Teknologi tersebut semakin memudahkan setiap orang menyebarkan pendapat dan informasi dengan bebas. Sempat lahir istilah jurnalisme warga, setiap orang dapat menghadirkan informasi berdasarkan fakta di dekatnya.
Pada sisi lain, teknologi digital ikut mempercepat menyebarnya fenomena post truth: tarikan emosi dan keyakinan pribadi lebih berpengaruh dalam membentuk opini publik dibandingkan dengan fakta obyektif. Terkadang opini pribadi bahkan menjadi lebih lantang daripada fakta dan mempertanyakan opini tersebut dianggap menyerang pribadi.
Pers di mana-mana di dunia mencoba merespons perubahan tersebut. Media konvensional meluaskan medium penyampaian beritanya ke platform digital. Seperti disebutkan Marshall McLuhan, ilmuwan komunikasi, setiap medium membawa pesannya sendiri dan isi suatu medium adalah medium yang lain. Isi atau konten media cetak, misalnya, adalah kata-kata tertulis dan isi dari kata-kata tertulis adalah hasil suatu proses berpikir yang dituangkan secara nonverbal.
Dengan mengikuti logika tersebut, media konvensional dan media digital memiliki tempatnya sendiri sebagai medium penyampai pesan atau isi. Sebagian orang menganggap media konvensional, koran terutama, belum tergantikan dalam menyampaikan pesan karena sifatnya yang memiliki kedalaman, menyajikan informasi secara lengkap, dan sudah melakukan uji terhadap kebenaran pada fakta yang disajikan. Sedangkan media digital, yang karena sifat mediumnya, mendahulukan informasi dengan cepat, pendek, segera tahu faktanya.
Masyarakat tetap mengharapkan pers memenuhi panggilan tugas profesinya, yaitu menyajikan informasi yang dapat dipercaya. Informasi yang digali lengkap dari lapangan menemukan fakta obyektif, memberikan makna dalam kerangka editorial, tidak hanyut dalam informasi yang diciptakan. Masyarakat menginginkan media melakukan fungsi edukasi, menjelaskan duduk soal, konteks, perspektif tentang isu-isu penting, membantu audiens mengambil keputusan tentang hidup yang baik. Media juga dituntut tetap independen serta menjaga etika jurnalistik dan nilai-nilai kemanusiaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar