Anehnya, Filipina yang selama ini selalu memprotes pembangunan pulau buatan di Laut Tiongkok Selatan menyatakan tidak akan protes. Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay menyatakan, Filipina akan menyampaikan protes secara lisan.
Lembaga kajian di AS, The Center for Strategic and International Studies (CSIS), menyatakan, pembangunan persenjataan di pulau buatan di Laut Tiongkok Selatan menunjukkan keseriusan Beijing mempertahankan pulau-pulau tersebut. Bahkan, CSIS melihat fasilitas itu bisa menjadi pertahanan akhir menghadapi rudal AS atau negara lain (Kompas, 16/12/2016).
Namun, dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri Tiongkok menegaskan, pulau-pulau buatan di Laut Tiongkok Selatan itu termasuk wilayah Tiongkok. Pembangunan fasilitas pertahanan nasional di wilayah Tiongkok itu sendiri normal dilakukan satu negara.
CSIS mengungkap temuan itu bisa dipandang dari dua sisi. Sisi pertama terkait dengan kebijakan "One China" yang mulai ditinggalkan oleh presiden terpilih AS, Donald Trump. Di sisi lain, CSIS ingin memberi peringatan kepada presiden terpilih itu untuk memperhatikan pergerakan Tiongkok dengan lebih saksama.
Sejak Trump berbicara per telepon dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Tiongkok langsung menerbangkan pesawat militer mendekati perbatasan Jepang. Pesawat itu mengelilingi wilayah sengketa, dekat Teluk Miyako.
Senator Partai Republik, John McCain, mengatakan, gambar yang dirilis CSIS menunjukkan bahwa Tiongkok telah melakukan militerisasi di Laut Tiongkok Selatan. Dia meminta Pemerintah AS dan koalisinya memberi respons tegas.
Menurut McCain, AS harus mengambil langkah untuk menunjukkan komitmen yang kokoh pada kebebasan di laut dan mengukuhkan perimbangan kekuatan kawasan. Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brunei saling klaim wilayah di kawasan yang menjadi lalu lintas perdagangan dunia dengan nilai sekitar 5 triliun dollar AS per tahun.
Untuk mengalihkan perhatian dunia, sebagian pengamat menduga Tiongkok mulai membangun persenjataan di pulau-pulau buatan itu dengan mendorong Korea Utara melakukan beberapa kali uji coba nuklir. Memang, Korea Utara membuat pusing dunia dalam dua tahun terakhir ini dengan menggelar banyak uji coba nuklir.
Menanam persenjataan di pulau-pulau buatan bisa kembali membuat perlombaan senjata dunia makin marak. Indonesia bisa terseret jika tidak hati-hati dalam membuat kebijakan luar negeri yang tetap berpegang teguh pada prinsip bebas aktif.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar