PRESS CONFERENCE KURIKULUM 2013
Insan Pendidikan Kristen dan Katolik di Indonesia Tentang Kurikulum 2013
Kami, insan Pendidikan Kristen dan Katolik di Indonesia menggelar Press Conference dalam rangka penyikapan terhadap Kurikulum 2013.
Berdasarkan pengamatan kami tentang rencana implementasi Kurikulum 2013 oleh pemerintah, pada dasarnya kami sangat menghargai usaha pemerintah untuk memajukan pendidikan dengan berbagai cara. Namun demikian, kami melihat ada beberapa persoalan yang seharusnya oleh pemerintah disikapi dengan bijaksana, dimana sebagai warga negara kami merasa mempunyai tanggung jawab moral untuk menyampaikan catatan mengenai hal-hal tersebut, yaitu:
1. Proses pembuatan kurikulum adalah tanpa perencanaan yang matang dan studievaluasi terhadap efektifitas atau kegagalan KTSP. Sebenarnya untuk merubah sebuah kurikulum perlu didahului dengan penelitian dan studi yang komprehensif, bukan asumsi dan opini dari segelintir orang yang berkuasa. Cara berpikir ini membuat pendidikan kita tidak maju, karena selalu dipasung oleh kekuasaan. Kami minta pengambil kebijakan secara bijaksana merenungkan kembali hakikat perubahan Kurikulum 2013, apakah didasari oleh motif kekuasaan atau proses pencerdasan bangsa.
2. Dampak Kurikulum 2013 bagi Guru dan rendahnya mutu guru di Indonesia yang tidak siap mengimplementasikan Kurikulum 2013, karena di lapangan kami mendapatkan fakta bahwa guru belum mengerti dan memahami kurikulum 2013, sedangkan waktu untuk rencana implementasi sangat pendek. Kami memandang waktu dua bulan tidak realistis untuk melaksanakan Kurikulum baru yang isinya berubah total dari kurikulum KTSP.
3. Dampak pelaksanaan kKurikulum 2013 yang tergesa-gesa tanpa dipersiapkan dengan matang dan disosialisasikan secara massal, akan mengakibatkan peserta didik menjadi korban dari kebijakan pemerintah yang tidak memahami esensi bahwa pendidikan itu adalah proses menjadi manusia yang cerdas, rasional dan dewasa. Kami melihat materi-materi dalam kurikulum 2013 mereduksi akal sehat ke dalam ketaatan yang buta. Oleh karena itu kami memandang perlunya direvisi ulang materi-materi dalam kurikulum 2013 yang bertolak belakang satu sama lain dengan logika akal sehat.
4. Dampak implementasi Kurikulum 2013 adalah adanya kebijakan menghapus beberapa mata pelajaran di jenjang SD, SMP, dan SMA/SMKK yang dapat mengakibatkan para guru kehilangan pekerjaan, kesempatan berkarier, kesempatan mengembangkan pengetahuan dan kehilangan tunjangan profesi pendidikan. Adalah tidak masuk akal kalau mereka diharuskan mengajar mata pelajaran yang bukan bidang keahliannya. Hal ini akan menyembabkan peserta didik menjadi korban. Pertimbangan pemerintah yang memberi jaminan para guru tidak kehilangan pekerjaan, menurut hemat kami adalah cara berpikir yang menyederhanakan persoalan, karena mengabaikan fakta adanya spesialisasi dari guru untuk mengampu mata-mata pelajaran tertentu.
5. Konsep pendidikan yang integratif didasari oleh filosofi pendidikan yang memerdekakan peserta didik untuk mampu mengeksplorasi, kreatif dan menjadi dirinya sendiri, membutuhkan sebuah proses menjadi manusia yang merdeka itu. Dalam kaitannya dengan itu, dibutuhkan perubahan paradigma guru sebagai teman, rekan, partner dalam belajar, bukan sebagai pawang atau mentor. Kami memandang bahwa saat ini perubahan paradigma guru lebih prioritas dibandingkan perubahan kurikulum. Kami berharap daripada diperuntukkan bagi perubahan Kurikulum yang dibuat tergesa-gesa, anggaran dapat dialokasikan untuk pusat-pusat training para guru agar guru memiliki perubahan paradigma yang signifikan dalam mengajar. Tanpa perubahan paradigma, perubahan kurikulum tidak ada artinya, dan hanya sekadar menghabiskan anggaran negara.
Berdasarkan realitas yang kami kemukakan di atas, kami atas nama Insan Pendidikan Kristen dan Katolik di Indonesia meminta pemerintah dan DPR untuk menunda pelaksanaan Kurikulum 2013 demi kebaikan bersama.
Menurut hemat kami lebih baik waktu yang ada dipakai untuk menyempurnakan Kurikulum 2013 dengan pematangan infrastruktur yang dibutuhkan, agar perubahan Kurikulum dapat menyumbang secara optimal bagi proses pendidikan bangsa.
(Sumber: Milist Pendidikan Katolik)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar