Tanggal: Kamis, 30 Juni, 2011, 2:46 AM Data & Fakta Kecurangan Pilpres 2009, Kemenangan SBY-Boed Konspirasi AS dan Komplotan Bandit Politik HMINEWS – Pemilu 2009 lalu, pasangan capres/cawapres Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto enggan menandatangani hasil pemilihan presiden/wapres (Pilpres). Pasalnya, ada dugaan kecurangan penghitungan dan pemungutan suara pada Pilpres. Bahkan, bahan-bahan kejadian kecurangan Pilpres yang dikumpulkan PDI-P saat itu, sudah diserahkan Prof Gayus Lumbuun SH ke Mahkamah Konstitusi (MK). Meski jelas-jelas bukti-bukti adanya pelanggaran berat kecurangan pemilu/pilpres sudah diserahkan ke MK, namun lembaga pimpinan Mahfud MD akhinrya tetap saja mensahkan hail Pilpres? Ada apa sebenarnya? Kabarnya, ada kejanggalan dalam putusan MK saat pengesahan hasil Pilpres 2009? Tokoh senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) AP Batubara, memberi 'kesaksian' mengejutkan terkait praktik dugaan kecurangan Pemilu/Pilpres 2009 lalu itu. "Menjelang pengumuman hasil Pilpres 2009 waktu itu, mulanya Saya dengar akan ada keputusan MK bahwa Pilpres tidak sah. Hasil penghitungan suara Pilpres dibatalkan," kisah AP, panggilan AP Batubara seperti diungkapkan kepada jakartapress.com. Kejanggalan yang dimaksud, adalah salah satu poin dalam konsideran putusan MK menyatakan ada kecurangan dalam Pilpres 2009. "Sehingga. kalau akhirnya diputuskan 'paksa' bahwa Pilpres 2009 sah, itu tidak nyambung dengan konsiderannya," ungkap Anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP ini. Kenapa sampai terjadi 'pemaksaan' hasil Pilpres sah waktu itu? Apa mencurigai ada dugaan campur tangan pihak Amerika Serikat (AS) terhadap Pilpres dalam negeri kita untuk memenangkan capres tertentu. "Saya curiga saat itu, sebelum hasil keputusan MK diumumkan esok hari, malamnya Dubes AS ketemu dengan Presiden SBY dan Ketua MK Mahfud MD di Cikeas. Langsung paginya, MK putuskan Pilpres hasilnya sah," duga AP. Penasihat politik Megawati Soekarnoputri ini pun menganalisa, keputusan MK itu baru nyambung dengan konsideran kalau hasil Pilpres justeru dinyatakan tidak sah, yakni harus dilakukan Pilpres ulang. "Tapi anehnya kok disebut Pilpres sah setelah Dubes AS ke Cikeas. Sebab, berdasarkonsideran, Pilpres harus diulang," kenangnya. Kalau publik ada yang menyangsikan adanya dugaan kecurangan dalam Pilpres lalu, diminta membaca lagi konsideran dalam putusan MK tentang Pilpres 2009 dan membawanya ke ahli hokum. "Baca konideran dalam putusan yang dikeluarkan MK, kalau diputuskan Pilpres sah, maka itu gak nyambung!" seru sesepuh PDIP ini. Makanya, menurut AP, Megawati dulu bilang 'saya tidak kalah, tapi dikalahkan'. Mega pun sadar kalau 'borok' kecurangan Pilpres 2009 itu terungkap dan ketahuan publik, maka hancurlah negara ini. Jadinya, Mega memegang erat rahasia kecurangan Pilpres tersebut, hingga kini. "Ini karena Mega terlalu besar kecintaannya terhadap bangsa ini, meski dirinya dirugikan," papar ketua umum Yayasan Proklamasi 17 Agustus 1945 ini. Sikap jiwa besar Mega ini diangapnya meniru bapaknya, Presiden Soekarno yang tidak reaksi keras saat tahu akan dikudeta Soeharto yang menjadi Pangkostrad saat itu. "Sama dengan Bung Karno dulu sebenarnya bisa bilang langsung, tangkap Soeharto! Apalagi seluruh Pangdam masih setia dengan Bungkar Karno, seperti Pangdam Siliwangi Ibrahim Adjie, Pangdam Sriwijaya Makmun Murod, Pangdam Bukit Barisan, Pangdam Diponegoro, Pangdam Brawijaya dan lainnya mendukung Bung Karno," ungkap AP. "Cuma Soeharto yang bergerak melalui Kostrad mau merebut kekuasaan dari Bung Karno. Jadi, Soeharto itu licik. Mula-mula dia datangi Nasution yang menjabat Menko Polkam saat itu. Nasution pun menolak maksud Soeharto. Jadi, SBY juga belajar dari gayanya Soeharto minus Opsus," bebernya pula. AP pun menilai, Bung Karno sebagai pemimpin dengan hati yang jujur dan bersih, saat itu memberikan Surat Perintah 11 Maret kepada Soeharto untuk mengamankan keadaan, bukan untuk kudeta dirinya. Dengan harapan kalau situasi sudah aman, kewenangan dikembalikan kepada Bung Karno. "Tapi, dasar Soeharto licik, malah kudeta Bung Karno. Super Semar tidak jelas di tangan Soeharto. Akhirnya, Nasution dijadikan ketua MPRS. Ada ketua-ketua Badan Pekerja MPRS. Saya ketua Badan Pekerja MPRS bidang polkam dan hubungan luar negeri. Wakil saya itu Subhan," cerita AP. Dikisahkan, saat itu setiap hari MPRS kumpul rapat dan enam bulan sekali rapat khusus untuk mengevaluasi jalannya pemerintahan yang dipegang Soeharto. "Kemudian MPRS ketemu Soeharto untuk berikan penilaian. Ini keputusan rapat MPRS tetapi Soeharto terganggu serta merasa diawasi. Akibatnya, Soeharto tidak senang dengan Nasution. Karena merasa terganggu dengan kewenangan yang dipegangnya dari kudeta Bung Karno. Akhirnya, soeharto membubarkan MPRS. Nasution pun dicopot Soeharto. Sejak saat itulah negara dan idealisme bangsa ini rusak akibat tingkah Soeharto." Kerusakan mental dan idealisme bangsa pun belanjut hingga kini. Elit partai politik merampok uang melalui BUMN dan aset negara lainnya. Seperti Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin yang memanfaatkan kekuasaan. "Saya dengar Nazaruddin mendapat 300-an proyek yang nilainya triliunan. Dia dapat fee sekian persen untuk setiap proyek. Semua pimpro takut terhadap dia. Jadi, proyek belum selesai, sudah bayar Nazaruddin," ungkap AP. "Saya haqul yakin Nazaruddin kabur ke Singapura termasuk pemintaan SBY, atau sepengetahun SBY. Jika tidak, sekarang Presiden perintahkan saja cabut paspor Nazaruddin dan minta aparat untuk menangkapnya. Nazaruddin kabur sebelum dicekal itu tak mungkin SBY tidak tahu," sambungnya. Ia heran, SBY menyatakan perang melawan korupsi, tapi tidak bewibawa di mata PM Singapura. Yakni, SBY tak mampu pulangkan Nazaruddin dari Singapura. "Diminta pulang Nazaruddin, SBY malah jawab itu bukan urusan dririnya, tapi urusan penegak hukum. Padahal, semestinya Presiden itu bertanggung jawab terhadap masalah apa pun di negara ini," tutur AP. "Jadi, apa yang keluar dari mulut SBY itu berbohong tapi tidak ketahuan. SBY itu sangat lihai, ahli dalam manfaatkan kebodohan rakyat untuk dikibuli. Pemerintahan SBY ini penuh mafia dan preman," tambahnya pula Pada sisi lain, AP menganggap Singapura terus menerus memanfaatkan dan menguras sumber daya alam dari Indonesia serta menampung uang koruptor yang lari dari Indonesia. "Singapura itu gak punya sumber daya alam, hanya punya lahan strategis, sehingga sumber penhasilannya dari situ. Separuh uang Singapura itu dari orang-orang Indonesia," pungkasnya. Singapura ditengarai juga penadah ilegal loging dan barang 'haram' dari Indonesia. Sementara oknum elit di negeri ini juga berkelakuan bandit. Jadi, klop negara kita gampang dibuat mainan oleh Singapura. "Negara kita sekarang diatur oleh komplotan bandit-bandit politik. Hal ini terjadi karena mereka tidak punya ideologi. Ideologinya bandit. Kalau Pancasilais, tak mungkin lakukan hal itu," ungkap AP. Akhirnya, AP mengkritik Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi yang dibentuk Presiden SBY. "Dalam UUD 1945 itu tidak menyebutkan ada setgab koalisi, yang ada kabinet presidensil. Jadi, SBY membentuk Setgab itupelanggaran UUD. Ini akibat SBY tidak yakin menang perolehan suara pada pemilu lalu yang diduga curang, maka dia bentuk Setgab. Jadi, SBY itu jago tipu," ujar mantan Ketua PDI DKI Jakarta ini.[]JP/ian http://hminews.com/opini/data-fakta-...andit-politik/ |
Blog ini berisi KLIPING aneka kritik, opini, solusi yang dihimpun dari berbagai media. Situs ini merupakan kliping pribadi yang dapat diakses publik. Selamat membaca
Cari Blog Ini
Bidvertiser
Kamis, 30 Juni 2011
Kecurangan Pilpres 2009, Kemenangan SBY-Boed Konspirasi AS dan Komplotan Bandit Politik
Senin, 20 Juni 2011
Inilah 5 Elite Demokrat yang Patut Dinonaktifkan
P
Kondisi sebaliknya justru semakin mengemuka. Beberapa petinggi Partai Demokrat itu justru malah terjerat kasus korupsi. Berikut ini adalah sejumlah elite Demokrat yang terseret kasus korupsi.
1. M Nazaruddin (mantan Bendahara Umum). Diduga terjerat kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games di Palembang.
2. Jhony Allen Marbun (Wakil Ketua Umum Partai Demokrat). Dia disebut terlibat kasus suap dana stimulus pembangunan dermaga dan bandara di Indonesia Timur dengan tersangka Abdul Hadi Djamal yang mengaku memberikan uang sebesar Rp1 miliar kepada Jhonny Allen Marbun melalui bekas ajudan Jhonny, Resco Pesiwarissa.
3. Angelina Sondakh (Wasekjen Partai Demokrat). Anggota Komisi X DPR ini disebut-sebut sebagai 'koordinator lapangan' guna mempermulus proyek wisma atlet SEA Games di Palembang.
4. Andi Mallarangeng (Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat). Disebut-sebut dalam kasus pengaturan proyek SEA Games 2011 yang merupakan domain di Kementerian tersebut.
5. Andi Nurpati (Ketua Bidang Komunikasi Informasi). Dia diduga terlibat kasus pemalsuan surat Mahkamah Konstitusi (MK) saat menjabat anggota KPU. Hal itu dilakukannya untuk mempermulus langkah calon anggota legislatif Dewi Yasin Limpo.
Terhadap banyaknya kasus yang melibatkan fungsionaris Partai Demokrat, Peneliti Politik ICW Abdullah Dahlan menilai bahwa partai biru itu tidak tegas dalam menyikapi berbagai kasus yang melibatkan kadernya.
"Demokrat terkesan setengah hati menindak kadernya yang terlibat dalam sebuah kasus akan merubah penilaian masyarakat kepada partai yang katanya berkomitmen memberantas KKN itu," ungkap peneliti korupsi Politik ICW, Abdullah Dahlan kepada INILAH.COM, Kamis (17/06/2011).
Sebagai partai penguasa, kata Abdullah, semestinya PD segera mengambil langkah konkrit terhadap kadernya yang sudah jelas terlibat dalam kasus korupsi maupun manipulasi.
"Setidaknya sanksi administratif berupa penonaktifan terhadap kader tersebut sudah harus dilakukan, sejak ketika kader itu cukup kuat keterlibatnnya dalam kasus tertentu," tandasnya. [mah]
Selasa, 14 Juni 2011
"Mafia" Partai Demokrat
"Mafia" Partai Demokrat Oleh : Jusuf Suroso Penjelasan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Jafar Hafsyah, bahwa Anggota DPR, Mohammad Nazaruddin pergi ke Singapura (berobat) atas seizin Fraksinya. Masih menurut Jafar, surat izin itu tidak menyebut sampai kapan Nazaruddin di Singapura. Menarik dicermati, Fraksi memberi izin tanpa batas waktu kepada Mohammad Nazaruddin, yang diduga terlibat kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Game di Palembang yang melibatkan Sesmenpora Wafit Muharam, Rosa Manulang dan Mohammad El Edris. Selain itu Nazaruddin juga terjerat kasus percobaan penyuapan Sekjen Mahkamah Konstitusi (MK) . Surat izin Fraksi Partai Demokrat dikeluarkan bersamaan atau beberapa jam sebelum Sekretaris Dewan Pembina, Amir Syamsuddin mengumumkan pemecatan Nazaruddin sebagai Bendahara Umum Partai Demokrat. Skandal yang menjerat kader Partai Demokrat ini menuai kritik dari berbagai kalangan. Apalagi ketika Mohammad Nazaruddin kabur hanya beberapa jam sebelum surat cekal (cegah-tangkal) dari KPK sampai ke pihak Imigrasi, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Tudingan kepada Partai Demokrat pun makin menyudutkan partai berkuasa ini, seolah-olah melindungi kadernya yang bermasalah. Partai Demokrat sengaja membiarkan kadernya, seorang Anggota DPR kabur, lari dari tanggungjawab berbagai skandal yang bakal menjerat dirinya. Belakangan Jafar Hafsyah menunjuk Anggota DPR dari Partai Demokrat Sutan Bathoegana untuk menjemput Nazaruddin di Singapura, setelah dua pekan tidak ada kabarnya. Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggelar pertemuan jajaran Partai Demokrat di Cikeas, Bogor untuk membahas "musibah" yang melanda partainya. Apa yang dilakukan Jafar maupun SBY menunjukan kegusaran dan kepanikan luar biasa atas kegagalan Mohammad Nazaruddin menjalankan misinya "mengeruk" uang dari berbagai macam cara termasuk suap menyuap untuk kepentingan partai. Sungguh patut disesalkan pengarahan SBY, bahwa terbongkarnya skandal tersebut sebagai musibah. Logika umum mengatakan, kalau tidak terbongkar, meski apa yang dia lakukan melanggar hukum dianggap sebagai prestasi. Jikalau demikian kinerja partai ini mirip organisasi gangster atau mafia obat bius di Medelin, Kolombia atau di Sisilia, Italia. Kalau ada anggotanya yang gagal melaksanakan tugasnya, terbongkar oleh aparat keamanan dieksekusi sendiri sebelum diinterogasi penyidik untuk menghilangkan jejak. Sedikit berbeda Nazaruddin cukup dibekali surat izin dengan alasan berobat, kata lain untuk tidak menyebut disuruh kabur. Terinspirasi Nunun Nurbaeti, isteri Anggota DPR dari PKS Adang Darajatun, mantan Waka Polri, buron KPK kasus suap kepada 51 Anggota Komisi IX DPR periode 1999-2004 yang kabur ke Singapura satu tahun lalu. Apabila Nazaruddin tidak segera kembali memastikan ia kabur seperti Nunun, Fraksi Partai Demokrat di DPR harus bertanggungjawab. Ketika KPK memanggil Nazaruddin apapun statusnya baik sebagai saksi apalagi tersangka, Fraksi Partai Demokrat harus siap menghadirkan yang bersangkutan di hadapan penyidik KPK. Jikalau, Fraksi Partai Demokrat dengan berbagai dalih tidak bisa menghadirkan Nazaruddin, memastikan bahwa praktik kotor untuk mengeruk uang dengan menghalalkan segala cara memang ditempuh partai ini. Maka tudingan bahwa Partai Demokrat melindungi koruptor, berskongkol dengan "pengusaha lorong hitam," dan memiliki deposito hingga 47 trilyun rupiah tidak salah lagi. Sulit dipercaya, apa yang dilakukan Jafar Hafsyah untuk menjemput Nazaruddin menjadi episode panggung sandiwara yang menjijikan. (Jusuf Suroso, Peneliti Politik di Lembaga Riset Soegeng Sarjadi Syndicate) http://www.pedomannews.com/opini/ber...artai-demokrat |
Andi Nurpati Manduli Polisi
SUDAH 16 bulan kasus Andi Nurpati mandul di tangan polisi. Mantan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang diberhentikan Majelis Kehormatan KPU karena ngebet jadi petinggi Partai Demokrat itu dilaporkan Mahkamah Konstitusi (MK) soal indikasi pemalsuan dokumen negara.
Karena kesal dengan kemandulan polisi, akhir bulan lalu Ketua MK Mahfud MD membuka kembali kasus itu. Kepada wartawan Mahfud memperlihatkan nama Andi Nurpati yang rdistabilo dalam dokumen yang diserahkan ke polisi. Barulah Mabes Polri bergerak mendatangi MK meminta laporan lebih terperinci.
Kemandulan polisi menangani pengaduan MK soal Andi Nurpati sangat kentara. Beberapa pejabat kepolisian memberi jawaban bersayap memperkuat keengganan mengusut kasus itu. Kemarin, Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan masih menelusuri kasus tersebut.
Menurut Kapolri, laporan MK pada 12 Februari 2010 belum sampai ke bagian Bareskrim! Polisi berkelit bahwa MK tidak melapor, tapi hanya mengantarkan dokumen.
Jelas sudah bahwa itulah argumen yang membuat hakikat keadilan dan penegakan hukum sesak napas di negeri ini. Polisi mandul bila berurusan dengan orang-orang dan partai berkuasa.
Polisi bukan satu-satunya lembaga yang dimandulkan. Lihat bagaimana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sekarang juga tidak berdaya memeriksa Muhammad Nazaruddin (Partai Demokrat) dan Nunun Nurbaeti (istri mantan Wakil Kepala Polri Komjen Adang Daradjatun, anggota DPR dari PKS).
Kasus pemalsuan dokumen yang diduga melibatkan Andi Nurpati bukanlah perkara yang rumit. Orangnya ada, dokumen ada, kantor dan pejabat pembuat dokumen ada, dan lengkap. Pelapornya bukan kalangan yang buta kepantasan dan prosedur hukum. Lain soal kalau kantor MK dan KPU sudah ludes dilalap api.
Kasus Andi Nurpati menjadi sangat penting karena bisa membuka manipulasi dalam proses pemilihan umum yang gencar dicurigai. Apalagi, sekarang kursi haram anggota DPR mulai ramai dibicarakan.
Apa yang dilaporkan Mahfud MD tentang kecurangan Andi Nurpati dalam penentuan kursi anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Selatan bisa membuka tabir tentang modus kursi haram itu. Pemalsuan dokumen yang nekat dilakukan berlatar belakang apa kalau bukan manipulasi?
Dari sini boleh juga ditanya, apa latar belakang Andi Nurpati melabrak undang-undang yang melarang anggota KPU menjadi anggota, apalagi pengurus, partai politik? Kalau boleh berkata jujur, mengapa Andi Nurpati mau diberhentikan Majelis Kehormatan KPU untuk bercokol di Partai Demokrat?
Siapa tahu Nurpati paham betul bahwa dengan jubah Demokrat, dia bisa memanduli polisi. Banyak contoh bahwa polisi sudah dimandulkan melalui kooptasi dahsyat dengan kekuasaan.
Senin, 13 Juni 2011
OPINI: Penegakan Hukum Campur Selera dan Kepentingan
|
Senin, 06 Juni 2011
Ikrar: Demokrat, Partai "Acak Kadut"!
"Lucunya, dalam Demokrat ada yang lain-lain (pernyataan) kan. Ruhut (Ruhut Sitompul) bilang itu 'orang dalam' partai. Kemudian Pohan (Ramadhan Pohan) bilang, itu 'orang luar'. Lalu kemudian Jafar Hafsah bilang 'ah, itu yang diomongin si Pohan hanya pepesan kosong'," papar Ikrar seusai mengisi diskusi di Warung Daun, Jalan Woltermonginsidi, Jakarta Selatan, Sabtu (4/6/2011).
"Jadi, di sini yang ingin saya katakan, apa sih yang sebenarnya terjadi. Pohan bilang bahwa kami (Demokrat) solid meskipun ada yang mau mengobok-obok partai. Tapi kenapa kemudian Partai Demokrat sendiri ribut. Jangan kaget kalau kemudian beberapa waktu yang lalu saya tulis di Kompas bahwa ini partai bukan sebenar-benarnya partai, tapi partai 'acak kadut'," tambahnya.
Selain itu, Ikrar juga memberi contoh mengenai Ruhut yang mempertanyakan alasan perlunya penjemputan terhadap Nazaruddin, yang bahkan menuding Jafar Hafsah bukanlah dokter yang bisa menentukan kapan Nazaruddin sembuh dan harus pulang. Belum lagi, kata Ikrar, sejumlah pro dan kontra seputar pemulangan Nazaruddin dari Singapura ke Indonesia sehingga menunjukkan konflik internal terus terjadi pada situasi internal partai itu.
"Kita bisa melihat, di antara mereka sendiri ribut," katanya.
Menurutnya, jika memang Demokrat merupakan partai politik yang benar, seharusnya permasalahan Nazaruddin maupun kasus-kasus lainnya bisa cepat diselesaikan. Para politisi partai itu justru bukan bertindak memperkeruh suasana dengan membawa nama partai lain sebagai pembuat kekacauan di Demokrat.
"Kalau memang dia (Demokrat) partai politik yang benar, masak hal-hal semacam ini masih terjadi dalam partainya sendiri? Saling menyalahkan, saling menghantam. Jadi, buat saya, urus sajalah partainya sendiri. Jangan kemudian menuduh seolah-olah ada infiltrasi dari orang yang berasal dari partai lain," imbuhnya.
Tak hanya itu, Ikrar juga mencontohkan bahwa dalam penyelesaian masalah politik, justru Golkar lebih baik dibandingkan Demokrat. Ia tidak menjelaskan secara terperinci alasan menyebut partai beringin itu terlihat lebih baik. Namun, sejauh ini, lanjut Ikrar, Demokrat semakin menunjukkan tidak adanya rasa solid untuk menyelesaikan masalah internal.
"Saya tidak mengatakan Golkar bagus, tapi buat saya sistem yang dibangun Golkar dalam mekanisme penyelesaian problema politik partainya tetap yang terbaik," tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, bukan hanya politisi Demokrat Jafar Hafsah maupun Ruhut Sitompul yang mengelak pernyataan seputar Mr A yang disampaikan Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua sendiri menegaskan, pernyataan Ramadhan itu hanya pendapat pribadi semata, bukan pernyataan resmi partai.
Oleh karena itu, Max mengatakan, tak ada kaitan struktur partai dengan pihak yang dituduh Ramadhan ingin menghancurkan partai itu. Max juga menambahkan, Demokrat tidak pernah berniat menyudutkan pihak-pihak tertentu dari partai lain.
(Kompas.com)
Kamis, 02 Juni 2011
Kesalahan Sri Mulyani by @IndahS99
Kesalahan Sri Mulyani : 1. ada 14 RUU bidang ekonomi dan keuangan yg penyusunannya diintervensi & sarat kepentingan AS, IMF dan World Bank Kesalahan Sri Mulyani : 2. Menerbitkan SUN, ORI dan Surat utang RI lainnya dgn bunga tertinggi sedunia (9 - 11 %) Gilaakkk !! Kesalahan Sri Mulyani : 3. Memberikan jaminan pd investor/spekulan asing dptkan keuntungan maksimal dgn cara tekan nilai rupiah. Kesalahan Sri Mulyani ; 4. Akibat rupiah dipatok rendah, ekpor hancur, impor bengkak, Indonesia jd ngra konsumer, semuanya beli produk asing Kesalahan Sri Mulyani : 5. program reformasi birokrasi di depkeu hanya slogan kosong. Cuma naikkan gaji dan boroskan APBN 47 Triliun/thn Kesalaha n Sri Mulyani : 5. Mental dan moral PNS depkeu makin hancur. Sdh terima tunjangan sampe 50 jt/ bulan, korupsi jalan terus ! Kesalahan Sri Mulyani : 6. Semua institusi keuangan nasional diarahkan dan digencet agar dapat dikuasai asing ! Kesalahan Sri Mulyani 7 : Setiap ada keputusan strategis, SMI terbirit2 telp pejabat tinggi World Bank dan IMF ! Kesalahan Sri Mulyani : 8. Pejabat2 penting mulai eselon I, II, III, IV yg mau ditunjuk, dia konsultasi dulu dengan WB & IMF. minta restu ! Kesalahan Sri Mulyani : 9. jor2an pinjam dr WB milyaran US$, padahal pinjaman tsb idle alias tak terpakai. Yg penting RI bayar komitmen fee Kesalahan sri mulyani : 10. Komitment fee dari pinjaman LN tsb sebagian masuk ke kantong2 pejabat depkeu sbg komisi atau kickback ! Kesalahan Sri Mulyani : 10. menerbitkan PMK2 dan peraturan2 lain yg beratkan institusi keuangan nasional dan untungkan institusi asing ! Kesalahan Sri Mulyani : 11. membiarkan/ menyetujui rekayasa pembentukan opini publik seolah2 dia menkeu terbaik asia. Kerjaan mafia int'l Kesalahan Sri Muyani : 11. Menyetuji bail out Century yg 12 kali lipat lebih besar dari yg disetujui DPR ! Kesalahan Srim Mulyani : 12..Utang LN indonesia catat rekor tertinggi. Agus marto sampe geleng2 kepala. Kok banyak utang yg ga ada gunanya Lanjut ..kesalahan SMI : 12. Menggunakan jabatan dan institusi kemenko/depkeu utk amankan dan untungkan asing khusunya spekulan, WB dan AS Kesalahan SMI : 13. Dengan kekuasaannya yg tak terbatas (back SBY full) SMI ciptakan kelompok mafia2 di kemenko/Depkeu yg sgt berkuasa. 14. sampai saat ini, agus marto belum berhasil kikis mafia2 itu karena mafia itu hotline dgn SMI di Washington. 15. Jika mafia2 itu mau ditindak Agus Marto, mereka tlp SMI, SMI gunakan networknya di Washington DC utk tekan Agus ! Bangsat ga tuh ?? 16. Setiap kontrak utang LN, SMI selalu berikan fasilitas & keleluasaan kpd kreditor utk keruk keuntungan luar biasa. Kita cuma dpt sampah ! 17. Seperti kata JK, tanpa sepengetahuan Wapres, SMI buat perjanjian dgn China beli pesawat MA60 dgn harga mark up. Negara rugi US$ 64 juta 18. SMI tak pernah mau berikan persetujuan/back up jika ada utang dgn negara lain yg kasih bunga sgt murah. Takut dominasi AS/WB terganggu 18. Kesalahan Sri Mulyani : 5 tahun jd menteri hasilnya : institusi keuangan swasta nasional dipaksa jual ke asing. sesuai saran Bank Dunia 19. Kesalahan SMI : Prioritas pembangunan hanya pasar modal, pasar uang. IHSG anjlok ribut. petani/nelayan mati, infrastruktur hancur 20 Kesalahan SMI : sok2an ikut G-20, tandatangan CAFTA, WTO dll..Indonesia babak belur diserbu produk impor murah. Sektor riel kita hancur 21. Kesalahan Sri Mulyani : Menggunakan institusi depkeu utk hantam saingan2 politik SBY. 22. kesalahan Sri Mulyani : Tidak menyetujui Bank Pertanian yg sdh bertahun2 diusulkan. Pertanian dan petani indonesia ga dianggap penting 22. Kesalahan Sri Mulyani : Tidak menyetujui asuransi bencana utk rakyat indonesia. Dia maunya pake asuransi asing supaya aman komisinya 23. Kesalahan Sri Mulyani : merekayasa kehancuran Asuransi AJB Bumiputer 1912. Supaya bisa ditakeover asing. 24. Kesalahan SMI : Mendesak revisi UU No. 2 tahun 92 ttg Asuransi agar asing bisa takeover Bumiputera. untung DPR tak setuju. 25. Kesalahan SMI : mempersulit izin utk lembaga2 keuangan nasional dgn persyaratkan modal yg luar biasa besar. Spya asing saja yg bisa. 25. Mencari2 kesalahan pengusaha keuangan nasional utk kemudian dipaska merger atau diakusisi asing. 25. Kesalahan Sri Mulyani : lucu dan fatal...saking begonya, SMI krim surat mengenai pembahasan APBN ke DPR. DPR marah..harusnya dari SBY. 26. Kesalahan SMI : menurunkan bea masuk sekian banyak product impor. akibatnya, insdtri lokal mati. pabrik2 tutup. pengangguran nambah. 27. Kesalahan Sri Mulyani : tak pernah mau berikan garansi utk proyek infrastruktur, tapi jor2an berikan garansi utk spekulan pasar uang 28. Kesalahan SMI : tak pernah setujui kenaikan harga dasar gabah petani yg diusulkan bulog. SMI maunya petani miskin teyussss.. 29. Kesalahan SMI : tak pernah setuju utk back up finansial PLN dlm rangka konversi bahan bakar Pembangkit dari BBM ke Gas dan PLTA. 30. Kesalahan SMI : Tidak pernah menyetujui penambahan modal Reindo (BUMN reasuransi) agar devisa premi reasuransi ga lari ke luar negeri. 31. Kesalahan Sri Mulyani : memaksa depkeu utk takeover saham BI di Askrindo Rp. 500 M yg kemudian terbukti disalahgunakan. Askrindo kollaps Baru sebulan menjabat, Agus Marto kaget dan marah luar biasa. Ternyata banyak utang LN yg tak terpakai. hanya utk perkaya pejabat2 depkeu Courtesry: milis AIPI Politik |
Rabu, 01 Juni 2011
SMS = Semua Memfitnah Soesilo
Majalah Kartini, pada akhir tahun 70-an memeloporinya dengan rubrik yang kemudian menjadi ikon kisah keluh kesah: Oh Mama, Oh Papa. Sejak itu bermunculan rubrik sejenis di berbagai media dengan nama yang mirip-mirip: Duh Gusti, Ya Illahi, Oh Tuhan, dll.
Majalah yang menyajikan kisah keluh-kesah yang over dosis itu nyatanya memang laku di pasaran. Disenangi pembacanya. Sebab setelah membaca itu kisah, ia kemudian merasa nasibnya jadi lebih baik, lebih beruntung dibandingkan dengan penderitaan orang yang di majalah itu.
Padahal kisah yang sebenarnya pasti tidak sedramatis itu. Redakturlah, dengan kamahiran editing dan rewriting, yang membuat semuanya jadi sungguh-sungguh mengharu-biru.
Presiden RI Jenderal (Pur) Soesilo BY memang bukan pengusaha media. Tapi penampakannya Senin petang (30/5) di Lanud Halim Perdanakusuma, sesaat menjelang terbang ke Pontianak, yang mengungkapkan kegundahan hatinya dengan raut wajah yang meyakinkan sedihnya, mengingatkan kita pada rubrik Oh Mama, Oh Papa itu.
Kita yakin, dengan keluh-kesahnya itu Jenderal Soesilo tidak bermaksud meminta belas kasihan rakyat, apalagi minta tolong. Sebab apa yang bisa kita lakukan untuk menolong Jenderal Soesilo yang, katanya, "Selama mengemban amanah melalui pemilu yang sah dan demokratis, saya kira ratusan fitnah datang kepada saya…"
Memang, ini reaksi yang dipicu oleh menyebar-luasnya pesan singkat (SMS) dari seseorang yang mengaku Nazaruddin yang kabur ke Singapura sehari menjelang dicekal KPK.
Si pengirim SMS yang merasa dikorbankan, mengancam akan membalas dengan membongkar skandal seks sesama jenis di Istana, manipulasi data IT pada pemilu lalu, megaskandal Bank Century dan korupsi beberapa petinggi Partai Demokrat.
Kita tidak tahu apakah SMS itu asli dari Nazaruddin yang (bekas) Bendahara Umum PD atau bukan. Soalnya yang mengatakan itu hoax, kabar angin di dunia maya, adalah orang-orang PD dan pejabat Istana. Nazaruddin sendiri, sampai tulisan ini digarap, belum membantah, tapi juga tidak mengorfirmasi.
Tapi saat mengungkapkan kegundahannya akibat "ratusan fitnah" itu, mengiang kembali di telinga kita isu latar belakang masuk buinya (bekas) Ketua KPK Antasari Ahzar, kebohongan yang diungkapkan para pemuka agama, rekomendasi Pansus DPR untuk menyelidiki rekayasa bailout Bank Century (Rp 6,7 tri;yun), abuse power yang dihembuskan Wikileaks, lengkap dengan istrinya yang dibilang dua koran top Australia sebagai broker bisnis dan pelindung koruptor.
Ternyata begitu banyak fitnah yang menerpa presiden kita yang satu ini. Sehingga SMS lebih layak diakronimkan "Semua Memfitnah Soesilo". Padahal satu fitnah saja , kata orang bijak, lebih kejam dari pembunuhan. Lha, ini ratusan. Jadi sungguh derita yang tak terperi.
Sehingga penderitaan mayoritas rakyat Indonesia yang kita anggap selama ini sangat memrihatinkan, menjadi tidak ada artinya dibandingkan dengan derita yang dialami presiden kita.
Dalam konteks "teori pedagang majalah" inilah kita melihat apa yang diungkapkan Presiden Soesilo BY di Halim Perdanakusuma menjadi sangat bernilai. Mencerminkan kenegarawanan yang hebat.
Kalau diterjemahkan secara harfiah kira-kira bunyinya jadi begini: "Wahai rakyat Indonesia, lihatlah penderitaanku. Niscaya kalian akan merasa lebih baik dan lebih beruntung…!" [***]