Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 31 Agustus 2019

EKONOMI DIGITAL: Ketimpangan di Era Digital (M IKHSAN MODJO)

KOMPAS/PRIYOMBODO

Iluastrasi _ Peserta pameran memperkenalkan penggunaan aplikasi dalam acara Fintech for Capital Market Expo 2019 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (19/6/2019). Pameran yang diikuti anggota Asosiasi FinTech Indonesia (Aftech) ini merupakan kolaborasi antara industri teknologi finansial dan pasar modal untuk mendorong inklusi ekonomi digital. KOMPAS/PRIYOMBODO

Presiden Jokowi telah menegaskan pemerintahan yang dipimpinnya akan disusun berdasar visi pencapaian ekonomi digital. Satu hal di mana reformasi pelayanan publik berbasis platform elektronik akan digalak kan untuk mempermudah dan mempercepat pelayanan pada publik.

Bukan hanya pelayanan publik, geliat dan perkembangan sektor swasta dan ekosistem dari ekonomi digital akan didorong untuk mengambil peran utama dalam pembangunan. Dalam berbagai kesempatan, Presiden juga berulang menyebutkan tekadnya menjadikan Indonesia negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara.

Perekonomian berbasis digital sesungguhnya cara cerdas menggabungkan sekaligus merangkum dua pilar penting dalam 5 Visi Pembangunan yang dicetuskan Presiden Jokowi: pembangunan infrastruktur dan SDM. Pembangunan infrastruktur, termasuk di dalamnya infrastruktur digital, akan meningkatkan konektivitas yang dibutuhkan untuk memfasilitasi perdagangan serta mengakselerasi pertumbuhan. Dua hal ini pada pada gilirannya berujung pada percepatan mengatasi kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan.

Perekonomian berbasis digital sesungguhnya cara cerdas menggabungkan sekaligus merangkum dua pilar penting dalam 5 Visi Pembangunan yang dicetuskan Presiden Jokowi: pembangunan infrastruktur dan SDM.

Sementara, pembangunan SDM akan memfasilitasi ekonomi digital melalui penciptaan dan pembinaan inovator-inovator baru. Para inovator inilah yang akan mendobrak struktur pasar status-quo dan menciptakan efek disrupsi yang akan meningkatkan produktivitas, dus mengakselerasi pertumbuhan.

Perekonomian yang tumbuh pesat pada hakikatnya memang menisbatkan adanya destruksi yang kreatif yang dilakukan oleh para inovator. Sayang, pengusungan visi perekonomian digital yang berbasiskan pembangunan infrastruktur dan SDM seakan menafikan masalah ketimpangan (inequality), yang padahal sudah dicetuskan oleh PBB sebagai satu masalah utama pembangunan di abad 21.

Ketimpangan akan menggerus laju pertumbuhan dalam jangka pendek dan bahkan memangkas level pendapatan nasional (PDRB) suatu negara bila terus berlanjut dalam jangka panjang. Ketimpangan juga mengurangi kualitas hidup manusia serta mengancam kohesi sosial yang ada di dalam masyarakat.

Pada paruh pertama pemerintahannya, Jokowi sebenarnya cukup berhasil mengurangi ketimpangan, terlihat dari turunnya rasio Gini dari 0,408 pada Maret 2015 menjadi 0,382 pada Maret 2019. Namun, upaya ini perlu dilakukan dengan cara lebih embodied dan secara bersinambungan. Hal ini mengingat masih tingginya konsentrasi kepemilikan kekayaan nasional, di mana menurut Bank Dunia, 10 persen orang terkaya Indonesia menguasai 77 persen kekayaan yang ada. Selain itu, angka ketimpangan nasional juga relatif masih tergolong tinggi bahkan dibandingkan negara lain di ASEAN seperti Thailand, Vietnam, Kamboja dan Laos.

Ketimpangan akan menggerus laju pertumbuhan dalam jangka pendek dan bahkan memangkas level pendapatan nasional (PDRB) suatu negara bila terus berlanjut dalam jangka panjang.

Ketimpangan, dalam hal ini, sangat terkait dengan relasi industrial yang tak adil, akses yang tak merata ke peluang kerja serta layanan publik. Di mana pada titik ini, perekonomian yang berbasis digital berpotensi mengamplifikasi ketakmerataan yang sudah ada, dengan mendiskriminasi akses dan peluang pada mereka yang memiliki kondisi awal tertinggal, baik dalam hal keterampilan, pendapatan, atau kepemilikan modal. Satu hal yang berujung kian tajamnya kondisi ketimpangan yang sudah ada.

KOMPAS/ALIF ICHWAN

Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) dan Direktur Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta, mengadakn konperensi pers di gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Selasa (28/5/2019) Konpres menjelaskan mengenai kesepakat rakor pemerintah, pemerintah daerah dan Bank Indonesia dengan tema "Inovasi dan PerluasanElektronifikasi Transaksi Pemerintah dalam rangka mendorong Pertumbuhan Ekonomi dan Transformasi Digital. KOMPAS/ALIF ICHWAN

Konsentrasi rente ekonomi

Pengalaman di negara-negara OECD yang sudah lebih dulu melakukan revolusi digital menunjukkan digitalisasi perekonomian berkontribusi pada peningkatan ketimpangan akibat berpusatnya rente ekonomi yang dihasilkan pada kelompok masyarakat berpendapatan tinggi (Guellec dan Paunov, 2017). Berikut beberapa faktor penyebab adanya konsentrasi rente ekonomi ini.

Pertama, kian tajamnya ketimpangan diakibatkan oleh peningkatan secara umum konsentrasi industri di era ekonomi digital, yang berdampak pada semakin besarnya rente ekonomi yang dinikmati segelintir pemilik modal dan eksekutif perusahaan. Peningkatan konsentrasi industri ini sendiri diakibatkan oleh munculnya pengetahuan dan aset tak berwujud (intagible assets) sebagai pencipta nilai ekonomi utama dalam bisnis di era digital. Demikian pula dengan kian terakumulasinya pengetahuan, data, perangkat lunak dan penggunaan jaringan, kian rendah biaya satuan dan kian besar rente ekonomi yang diperoleh segelintir perusahaan digital.

Pertama, kian tajamnya ketimpangan diakibatkan oleh peningkatan secara umum konsentrasi industri di era ekonomi digital, yang berdampak pada semakin besarnya rente ekonomi yang dinikmati segelintir pemilik modal dan eksekutif perusahaan.

Kedua, berkembangnya ekonomi digital juga memunculkan apa yang disebut ekonomi superstar (the economic of superstar), di mana banyak profesi/pekerjaan tergusur oleh sedikit pemenang yang melakukan kontrol melalui aplikasi digital. Disadari atau tidak fenomena ini sudah marak terjadi di Indonesia, di mana beberapa jenis profesi dan keahlian sudah terotomatisasi dan digantikan aplikasi digital, yang senantiasa terbarui dan diperbaiki dengan berbagai tambahan fitur yang mempermudah pengguna sehingga menyebabkan pengalihan. Dengan semakin banyaknya profesi yang tergusur, dan hanya sedikit perusahaan berbasis digital yang diuntungkan, alhasil distribusi pendapatan dan ketimpangan pun akan semakin memburuk.

KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Para pelaku usaha rintisan (startup) mengikuti BTN Digital Startup Connect 2018 di Jakarta, Jumat (7/12/2018). Ajang tersebut mempertemukan pelaku usaha dan investor serta memperluas jaringan untuk pemasaran produk. Ekonomi digital yang sedang tumbuh turut berkontribusi terhadap produk domestik bruto dalam negeri. KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Ketiga, dimensi lain dari ekonomi superstar adalah meningkatnya ketidaksetaraan antar perusahaan, yang kemudian berdampak pada ketaksetaraan di antara orang-orang yang bekerja untuk mereka. Pekerja perusahaan superstar biasanya dapat kompensasi jauh lebih tinggi di semua tingkatan dibanding perusahaan sejenis. Ketaksetaraan ini menambah pelik ketimpangan yang sebelumnya sudah disebabkan oleh hilangnya pekerjaan sebagian masyarakat serta ketidaksetaraan akibat kompensasi tak proporsional di internal perusahaan

Keempat, kondisi secara makro yang menyebabkan semakin dalamnya ketimpangan ini diperparah oleh kondisi secara mikro berupa relasi hubungan kerja asimetrik yang tercipta di era ekonomi digital. Relasi hubungan yang asimetrik ini didesain melalui algoritma dalam sebuah aplikasi digital yang memungkinkan pemodal dan eksekutif perusahaan untuk mengontrol dan memanipulasi perilaku pekerja. Algoritma ini juga sering kali diubah sesuai perkembangan agar menguntungkan bagi perusahaan, yang menyebabkan hubungan kerja yang tercipta menjurus jadi bersifat eksploitatif dan merugikan pekerja. Hasil akhirnya adalah semakin terkonsentrasinya penguasaan rente dan timpangnya distribusi pendapatan.

Kedua, berkembangnya ekonomi digital juga memunculkan apa yang disebut ekonomi superstar (the economic of superstar), di mana banyak profesi/pekerjaan tergusur oleh sedikit pemenang yang melakukan kontrol melalui aplikasi digital.

Poin terakhir layak untuk dielaborasi dengan mengambil contoh kasus industri transportasi berbasis aplikasi online. Baik di luar maupun di dalam negeri, industri ini relatif dikuasai beberapa gelintir perusahaan, yang memiliki banyak pekerja yang dikontrol perilakunya lewat aplikasi digital. Sebuah studi di Amerika terhadap Uber, pemain terbesar di industri ini di dunia, menunjukkan bagaimana perusahaan ini mengontrol komunikasi dan perilaku pekerjanya melalui sebuah aplikasi digital. Aplikasi ini sengaja didesain untuk membentuk relasi hubungan kekuasaan kepada pekerja dan menjadikan komunikasi internal bersifat asimetrik pada pekerja buat keuntungan perusahaan (Rosenblat dan Stark, 2016).

NINO CITRA ANUGRAHANTO

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan pidato dalam acara Digital Economic Briefing 2017 yang diselenggarakan oleh Indosat Ooredoo, di Jakarta Pusat, pada Kamis (16/11).

Terkait ini, observasi yang saya lakukan terhadap dua perusahaan transportasi berbasis aplikasi online di dalam negeri menunjukkan sesungguhnya terdapat dua jenis pekerja dalam usaha ini. Pertama, pekerja yang mencari pekerjaan tambahan di samping pekerjaan yang sudah ada. Kedua, jenis pekerja yang menjadi pekerja karena kehilangan pekerjaan atau menganggur. Jenis pekerja kedua merupakan proporsi terbesar dari pekerja di industri ini. Mereka juga bergabung menjadi pekerja biasanya juga dengan sedikit terpaksa.

Studi awal saya bersama beberapa mahasiswa menunjukkan memang terdapat kenaikan pendapatan yang signifikan untuk pekerja jenis pertama dibanding sebelumnya. Sebaliknya, pada pekerja jenis kedua justru terdapat penurunan pendapatan yang juga signifikan dibanding kondisi mereka sebelumnya. Sehingga, kesimpulan awalnya: tak terdapat peningkatan pendapatan yang signifikan dari para pekerja yang menjadi mitra di perusahaan-perusahaan ini. Perlindungan kerja bagi mereka pun relatif minim, yang sering kali dijustifikasi perusahaan adalah karena mereka semata "mitra" bukannya pekerja. Satu hal yang tentu sangat ironis bila dibandingkan dengan bertambah secara eksponensialnya kekayaan pemilik dan pemodal dari perusahaan transportasi berbasis digital ini.

Perlindungan kerja bagi mereka pun relatif minim, yang sering kali dijustifikasi perusahaan adalah karena mereka semata "mitra" bukannya pekerja. Satu hal yang tentu sangat ironis bila dibandingkan dengan bertambah secara eksponensialnya kekayaan pemilik dan pemodal dari perusahaan transportasi berbasis digital ini.

Langkah preventif

Selain memperdalam persoalan ketimpangan, berkembangnya industri transportasi berbasis digital juga menimbulkan masalah baru di banyak kota besar di Indonesia, dengan membuat terinformalisasinya beberapa sektor urban selain menambah persoalan traffic berupa bertambahnya kemacetan.
Dari uraian ini dapat disimpulkan, pengembangan visi ekonomi digital akan membuka banyak peluang baru dan kesempatan bagi Indonesia untuk tumbuh dan mencapai kemakmuran lebih cepat. Namun, beberapa catatan terkait implementasinya juga harus disematkan untuk mencegah bertambah dalamnya persoalan ketimpangan di Tanah Air.

KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Facebook bersama dengan Bain & Co merilis hasil studi bertajuk "The Rising Wave" di Jakarta, Kamis (27/9/2018). Penilitan ini menunjukkan, teknologi digital telah berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakat berstatus ekonomi kelas menengah. KOMPAS/PRAYOGI DWI SULISTYO

Dari sisi penciptaan struktur pasar yang kompetitif dan efisien, pemerintah mesti menyiapkan berbagai pranata untuk memastikan kecenderungan konsentrasi industri yang berlebihan di era ekonomi digital bisa diminimalkan. Untuk itu pengaturan berupa insentif dan disinsentif yang diawasi secara luwes — namun melekat — perlu lebih banyak dan masif dilakukan di berbagai industri, sehingga memungkinkan adanya intervensi dan tindakan korektif secara cepat. dalam hal ini, model regulatory sandbox untuk berbagai inovasi yang diterapkan di industri keuangan oleh Otoritas Jasa Keuangan melalui P-OJK 13/2018, patut ditiru pengambil kebijakan di industri lain.

Begitu juga, perlu adanya disintermediasi terhadap aplikasi digital dengan algoritmanya yang memfasilitasi hubungan industrial yang bersifat eksploitatif. Dalam industri transportasi berbasis digital, misalnya, disintermediasi ini harus diawali dengan pengakuan bahwa para pekerja di industri ini bukanlah mitra, tetapi pekerja yang memiliki keterbatasan dalam pola relasi dan komunikasinya dengan perusahaan. Sehingga mereka perlu tindakan afirmatif dari pemerintah untuk melindungi hak-haknya, termasuk hak dapat perlindungan kerja dan jaminan kesehatan, training dan edukasi yang memungkinkan mereka mendapat peningkatan pendapatan, dan jaminan hari tua.

Dari uraian ini dapat disimpulkan, pengembangan visi ekonomi digital akan membuka banyak peluang baru dan kesempatan bagi Indonesia untuk tumbuh dan mencapai kemakmuran lebih cepat.

Tentu, berbagai langkah preventif ini tidaklah mudah karena selain sudah terjadi juga membutuhkan koordinasi dan kerja sama antar berbagai lembaga negara dan instansi pemerintahan yang ada. Akan tetapi, saya percaya dengan semangat dan tekad baru di awal-awal masa pemerintahan keduanya, Presiden Jokowi beserta jajaran yang dipilihnya nanti akan bisa melaksanakan. Semoga.

( M Ikhsan Modjo Ekonom Senior Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Binus)


Kompas, 31 Agustus 2019 

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

IBUKOTA BARU: Mobilitas Cerdas untuk Ibukota Baru (BUDI KARYA SUMADI)

KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor (kanan) mendampingi Presiden Joko Widodo saat mengumumkan pemindahan ibu kota, di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019). Presiden mengumumkan bahwa ibu kota akan dipindahkan dari DKI Jakarta ke sebagian wilayah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Akhirnya kita semua tahu jawaban di balik  teka-teki lokasi mana yang dipilih menjadi ibukota negara (IKN) yang baru, yaitu Bukit Soeharto yang merupakan Taman Hutan Raya (Tahura) di Kalimantan Timur, seperti diumumkan oleh Presiden Jokowi, 26 Agustus lalu. Tahura berada dalam dua wilayah administratif sekaligus, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Berbeda dengan Jakarta yang merupakan ibukota peninggalan kolonial Belanda (Batavia), IKN RI yang baru ini didesain dan dibangun di era Industri 4.0. IKN ini rencananya akan segera mulai dibangun dan selesai pada 2024. Periode konstruksi ini relatif singkat, tapi pembangunan Brasilia, ibukota baru Brazil,  menelan waktu 41 bulan saja.

Hanya saja, sebuah IKN yang 'Hijau (full taman hutan kota), Cerdas, dan Indah' pembangunannya bisa lebih lama, karena kompleksitasnya berbeda. Apalagi kepindahannya menyeberangi laut ke pulau lain berjarak sekitar 1.270 km dari Jakarta.

Beberapa tahun mendatang, RI seharusnya sudah memasuki tahap implementasi awal Industri 4.0 sedikit melangkah agak maju. Oleh karenanya, perlu disiapkan sistem pengelolaan kota yang cerdas, termasuk sistem konektivitas atau sistem transportasi massalnya. Sistem Transportasi Pintar (Intelligent Transport) jadi bagian integral Kota Cerdas (Smart City) ini.

Sistem Transportasi Pintar (Intelligent Transport) jadi bagian integral Kota Cerdas (Smart City) ini.

Revolusi Industri 4.0 mendorong perkembangan sistem MRT Cerdas, mulai dari stasiun cerdas dan  kereta tanpa awak/masinis, yang lebih pintar dan lebih irit energi. Kereta full otomatis pada semua fungsi, termasuk self maintenance, menghidupkan mesin, berjalan, dan berhenti. Sistem pintarnya dapat memantau kereta yang berjalan, dan peralatan pengamanan  yang dipasang dapat mendeteksi rintangan jalan dan kerusakan rel.

Sistem Transportasi Pintar dan Kota Cerdas terkait dengan konsep lebih besar, Smart Mobility (SM),  yang merupakan  cara berpikir baru dan revolusioner tentang bagaimana kita dapat tiba di tempat dituju secara lebih bersih, lebih aman, lebih efisien. Konsep SM meliputi satu rentang luas dari transportasi antarmoda, mulai dari bersepeda,  bus listrik, LRT, driverless MRT,  kendaraan otomatis, taksi pintar, dan lainnya. Prinsip kuncinya meliputi fleksibilitas, efisiensi, integrasi, teknologi bersih (non-polutif), dan keamanan. Transportasi  multimoda memungkinkan penumpang memilih  yang terbaik di situasi tertentu yang dihadapinya.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Foto aerial pusat keramaian di kawasan Desa Handil, Kelurahan Muara Jawa Ilir, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Selasa (27/8/2019). Muara Jawa bersama Samboja merupakan dua kecamatan pesisir yang berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Kutai Kertenagara dan Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibukota baru yang ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo. KOMPAS/RIZA FATHONI (RZF) 27-08-2019

AGT listrik, ekonomis dan ramah lingkungan

Dengan penduduk 1,5 juta, IKN baru tetap akan jadi salah satu kota besar di RI. Belum lagi jika ditambah pertumbuhan kota-kota satelit  di sekitarnya, meskipun nanti IKN baru itu 'dilindungi' dengan sabuk hijau hutan kota di sekelilingnya.
Salah satu pilihan moda transportasi untuk ibukota baru adalah Automated Guideway Transit (AGT) berbasis ban atau roda baja, yang juga tanpa awak/pengemudi (driverless), seperti Yurikamome AGT di Tokyo dan  Mark II SkyTrain di  Vancouver, Kanada. Sistem ini bisa berute tetap (fixed route system) atau ganda, dan bisa berskala kecil (6 penumpang) hingga massal sebagai MRT. AGT ini jika dibangun di rute layang (elevated) dikenal sebagai 'kereta layang tanpa awak'.

Revolusi Industri 4.0 mendorong perkembangan sistem MRT Cerdas, mulai dari stasiun cerdas dan  kereta tanpa awak/masinis, yang lebih pintar dan lebih irit energi.

 

Mengapa dibangun melayang? Alasan utama biasanya karena kepadatan dan intensitas bangunan relatif tinggi. Namun, untuk IKN baru, bisa saja karena alasan memberi kesempatan bagi warga kota dan turis menikmati pemandangan indahnya IKN baru yang full taman hutan kota beserta lanskap lainnya (sungai, danau, dan lainnya)

Moda transportasi tanpa awak AGT jauh lebih murah dibandingkan dengan MRT berbasis rel di bawah tanah (underground/subway). Secara ekonomis dan lingkungan, AGT lebih layak untuk IKN baru kita .

KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Peta kemungkinan lokasi ibukota baru di Kalimantan Timur yang dianalisa oleh Forest Watch Indonesia, 29 Agustus 2019. KOMPAS/ICHWAN SUSANTO

Dominasi mobilitas ASN

Aktivitas berlalu-lintas di IKN baru, akan didominasi ASN, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, dan mahasiswa. Tak ada pergerakan ibu-ibu rumah tangga ke pasar tradisional, karena di ibukota baru hanya ada pasar/toko modern di pusat kota dan masing-masing subwilayah kota.

Pergerakan massal ASN dari pusat-pusat permukiman di seluruh bagian-bagian wilayah kota menuju pusat kota dan zona perkantoran pemerintah  dilayani dua moda utama, bus listrik pintar dan MRT Cerdas berbasis AGT, dengan terminal utama dan stasiun utama terletak di pusat kota (Central Business District/CBD). ASN berangkat ke dan pulang dari kantor sebagian besar menggunakan AGT dan stasiun-stasiun AGT ini berakhir di pusat kota sebagai stasiun utama.

Aktivitas berlalu-lintas di IKN baru, akan didominasi ASN, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak sekolah, dan mahasiswa.

Selanjutnya, dari pusat kota ke zona perkantoran pemerintah dan antarkantor kementerian/lembaga negara serta istana negara dilayani dengan bus-bus listrik, bersepeda atau fasilitas pedestrian. Asumsinya, terdapat 'buffer' baik berupa ruang terbuka hijau maupun sungai/danau yang memisahkan kawasan/sektor-sektor komersial (perdagangan, perbankan, dan perhotelan) dengan sektor-sektor berlingkungan tenang seperti istana negara, DPR/MPR, perkantoran pemerintah, dan kedutaan besar/perwakilan internasional.

Setiap stasiun AGT terhubung dengan halte bus listrik pada rute-rute tertentu, dan di setiap blok permukiman terdapat halte bus listrik yang terhubung dengan jaringan jalan kolektor berpola radial dengan stasiun AGT terdekat.
Tak ketinggalan, di IKN baru dimungkinkan sistem Taksi Listrik Pintar tanpa pengemudi.

KOMPAS/RIZA FATHONI

Foto aerial kawasan Kelurahan Margo Mulyo, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, Selasa (27/8/2019). Kawasan tersebut sebanyak 75 persen merupakan kawasan konservasi, Tahura, blok eksplorasi produksi minyak dan gas alam PT Pertamina serta perkebunan kelapa sawit. Samboja dan Muara Jawa merupakan dua kecamatan pesisir yang berdekatan dengan perbatasan antara Kabupaten Kutai Kertenagara dan Penajam Paser Utara sebagai lokasi ibukota baru yang ditunjuk oleh Presiden RI Joko Widodo.Kompas/Riza Fathoni (RZF)27-08-2019

Layanan taksi ini  dilengkapi GPS dan sejumlah sensor untuk mendeteksi jalur jalan, bangunan, trotoar, pepohonan, rambu lalu lintas dan para penyeberang jalan untuk menjamin keamanan berlalu lintas.
Sistem transportasi yang ideal untuk IKN baru bisa diwujudkan secara bertahap. Namun, setidaknya trase dan ruang untuk sistem transportasi publik yang komprehensif di IKN baru dapat disiapkan jauh-jauh hari.

IKN dengan udara segar dan teduh dengan banyaknya hutan/taman kota dan jalur khusus sepeda, sangat ideal bagi para pesepeda, bahkan untuk menuju ke kantornya secara rutin, jika jaraknya tidak terlampau jauh dari rumahnya. Pendek kata, IKN baru RI akan menjadi habitat 'flexible' dan 'agile', bagi penghuni kota dan para 'commuter' dari kota-kota satelit di sekitarnya untuk bermobilitas secara cerdas dan ramah lingkungan.

BUDI KARYA SUMADI, MENTERI PERHUBUNGAN RI
Kompas, 31 Agustus 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

TAJUK RENCANA: Dialog untuk Papua Damai (Kompas)

Tanpa mengenali harapan mereka, upaya pemerintah menata Papua dengan hati, meski dilakukan melalui program besar, belum tentu menjawab kebutuhan warga lokal.
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO

Bertempat di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (30/8/2019), Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas terkait kondisi di Papua. Presiden meminta jajaranya untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum.

Nyaris delapan tahun lalu, Dr Neles K Tebay Pr, pengajar Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT) Fajar Timur di Abepura, Papua, mengingatkan pemerintah tentang pentingnya mendengarkan warga lokal Papua. Dalam artikel berjudul "Mendengarkan Harapan Orang Papua", Neles yang sejak 2009 hingga meninggal, April lalu, secara mandiri melalui Jaringan Damai Papua, mendorong lahirnya komunikasi konstruktif, dialog damai dalam menyelesaikan persoalan Papua. Kalau ada konflik vertikal atau horizontal, komunikasi konstruktif menjadi cara bermartabat untuk menyelesaikannya.

Penataan Papua dengan hati merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan orang Papua. Penataan Papua dapat diawali dengan dialog Jakarta-Papua yang melibatkan kedua pihak (Kompas, 13/9/2011). Dalam dialog pasti ada kesetaraan, keterbukaan, dan kepercayaan dari mereka yang berdialog.

Sebagai lelaki Papua, Neles yang lahir di Kabupaten Dogiyai pasti memahami benar karakter dan sikap dasar warga Papua. Konflik yang berujung pada kerusuhan massal di Papua atau Papua Barat bukan hanya bersifat vertikal—warga berhadapan dengan aparatur negara dengan berlatar belakang kepentingan politik, sosial, ekonomi, atau budaya—melainkan juga konflik horizontal. Konflik yang kini bergulir menjadi "bola salju" kerusuhan massal di Papua juga berawal dari gesekan antarwarga di luar tanah Papua pula.

Dalam berbagai konflik terkait Papua, aroma kepentingan pihak lain memang terasa. Namun, hingga kini, wacana yang menguat untuk menyelesaikan persoalan Papua, termasuk dari kalangan internasional, adalah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tindakan anarkistis, seperti diingatkan Presiden Joko Widodo, justru merugikan warga Papua sendiri.

Presiden juga berniat mengundang kepala suku, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan siapa pun yang memahami Papua untuk berdialog. Tindakan hukum terhadap mereka yang melanggar, termasuk yang memicu konflik yang meluas kali ini, juga telah dilakukan secara terbuka dan berkeadilan.

Namun, yang mendesak segera dilakukan pemerintah adalah mendengarkan harapan warga Papua dan diteruskan dengan dialog bagi solusi damai.

Presiden Jokowi sebenarnya memiliki momentum yang kuat untuk mewujudkan dialog bagi Papua damai karena pada Pemilu 2019 mendapatkan kepercayaan besar dari rakyat Papua. Dari 3.333.065 suara sah di Papua, pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin meraih 3.021.713 suara, atau lebih dari 90,6 persen. Raihan yang mirip pun terjadi di Papua Barat. Jokowi bisa memimpin langsung dialog itu sebab rakyat Papua menaruh kepercayaan besar kepadanya.

Tinggal secara tepat menentukan wakil rakyat Papua untuk diajak berdialog. Di Papua, setidaknya ada 255 suku. Sebagian besar dari mereka percaya pada pemimpin negeri ini.

Kompas, 31 Agustus 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

KESEHATAN: Berobat ke Luar Negeri (DR SAMSURIDJAL DJAUZI)

ARSIP PRIBADI

DR SAMSURIDJAL DJAUZI

Kakak perempuan saya mengalami kecelakaan, tulang rahangnya patah serta terdapat luka-luka di mukanya. Dia mengajak saya menemaninya berobat ke Bangkok. Saya heran kenapa ke Bangkok. Ternyata ada temannya yang baru operasi plastik di Bangkok dan pengalaman berobat di sana berkesan pada kakak saya.

Kami mengirim data yang ada di Indonesia ke rumah sakit di Bangkok, berupa data pemeriksaan dokter, laboratorium, dan foto rontgen. Rumah sakit di Bangkok memberikan tanggal konsultasi dengan dokter bedah serta merencanakan tanggal operasi sekaligus. Rumah sakit itu juga menyampaikan perkiraan biaya serta menyediakan wisma yang tak jauh dari rumah sakit jika diperlukan untuk penginapan keluarga.

Kami sampai di Bangkok hari Minggu dan langsung ke rumah sakit. Setelah pengurusan administrasi serta pemeriksaan pendahuluan oleh dokter jaga, kakak saya dikirim ke ruang perawatan yang cukup nyaman. Ada sofa untuk keluarga yang menunggu, juga microwave pemanas makanan. Kantin rumah sakit pun menyediakan menu cukup lengkap.

Rumah sakit menyediakan tenaga penerjemah. Tenaga penerjemah di rumah sakit ini merupakan tenaga kontrak, bukan pegawai rumah sakit. Umumnya mereka mahasiswa akademi bahasa asing. Hampir semua bahasa ada penerjemahnya. Jika ada keperluan perpanjangan visa, ada layanan itu pula di dekat lobi rumah sakit sehingga keluarga tak perlu pergi ke imigrasi. Kesan saya, layanan non-medisnya amat memuaskan. Bagaimana layanan medisnya?

Satu jam setelah masuk kamar, dokter spesialis bedah datang memeriksa pasien serta membaca semua data yang sudah ada. Data medis dari Indonesia sudah lengkap sehingga hari Selasa direncanakan operasi. Setelah spesialis bedah visit, dokter spesialis penyakit dalam dan anestesi juga visit untuk menilai kelayakan operasi. Baik dokter spesialis bedah, penyakit dalam, maupun anestesi menyediakan waktu cukup untuk menjelaskan apa yang akan dilakukan pada waktu pembedahan nanti, berapa lama akan dirawat di ruang perawatan intensif sebelum pindah ke kamar biasa, serta perkiraan lama tinggal di rumah sakit.

Dokter bedah juga mengirim video operasi rahang yang biasa dilakukan agar keluarga mendapat gambaran apa yang akan dilakukan sehingga lebih mudah memberikan persetujuan tindakan operasi. Alhamdulillah, operasi berjalan baik, kakak saya dirawat lima hari, boleh pulang, dan kontrol kembali satu minggu.

Kami tinggal di wisma rumah sakit yang jauh lebih murah daripada hotel. Saya juga dapat menikmati berwisata di Thailand karena di rumah sakit tersedia biro perjalanan. Biaya yang habis sekitar Rp 100 juta untuk semua, termasuk wisata, relatif murah jika dibandingkan dengan operasi di Indonesia.

Apakah rumah sakit kita di Indonesia juga dapat memberikan layanan medis dan non-medis sebaik di Thailand? Apa hambatan yang dihadapi? Terima kasih atas penjelasan dokter.

N di J
Saya pernah menjadi pemimpin rumah sakit pemerintah dan sedikit banyak mengalami suka-dukanya. Sebenarnya jika dibandingkan dengan Thailand, layanan medis kita lebih kurang sama. Bahkan, ketika tahun 2002 saya membandingkan rumah sakit kanker di Bangkok dan Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta, peralatan medis di Jakarta lebih lengkap. Jumlah pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais juga lebih banyak dan beraneka ragam.

Rumah sakit kita (terutama rumah sakit pemerintah) memang masih banyak memberikan perhatian pada layanan medis. Sejak dilaksanakan asuransi nasional tahun 2014, jumlah pasien yang berobat di rumah sakit, terutama rumah sakit tipe C, meningkat tajam. Jumlah pasien rawat jalan yang biasanya sekitar 150 meningkat hampir 400. Jumlah operasi yang biasanya 50 rata-rata menjadi 125. Kita bersyukur semakin banyak pasien dapat ditolong meski mungkin keramahan layanan menurun.

Perawat kamar operasi yang dinas sore, yang seharusnya pulang pukul delapan malam, terpaksa pulang pukul 10 malam sehingga saat pulang tidak mendapat kendaraan umum. Kamar tunggu rawat jalan rumah sakit penuh. Masa tunggu pengambilan obat di farmasi dapat mencapai 5-6 jam.

Saya sering bertemu dengan pasien yang datang pukul delapan pagi baru pulang pukul tujuh malam. Salah satu tugas utama pemimpin rumah sakit sekarang adalah mengatur keuangan agar obat dan alat kedokteran mencukupi. Pada umumnya, 80 persen pasien rumah sakit pemerintah adalah peserta BPJS. Jika pembayaran dari BPJS terlambat, pimpinan rumah sakit harus mencari jalan keluar agar obat tak habis, honorarium dokter dan tenaga kesehatan dapat terbayar pada waktunya.

Sebenarnya yang diinginkan pemerintah adalah layanan puskesmas sebagai ujung tombak layanan kesehatan kuat sehingga pasien yang dikirim ke rumah sakit tersaring dengan baik. Diharapkan layanan kesehatan primer dapat menyelesaikan masalah kesehatan 80 persen kasus yang ada, hanya sekitar 20 persen yang dikirim ke rumah sakit. Untuk itu, pemerintah telah memperkuat puskesmas dengan melengkapi tenaga dan peralatan yang diperlukan.

Namun, masyarakat juga perlu membantu dengan mengubah pemikiran bahwa layanan kesehatan primer kurang dapat diandalkan sehingga meminta dirujuk ke rumah sakit.

Jika kita membandingkan layanan rumah sakit 10 tahun yang lalu dengan sekarang, terasa ada perubahan. Kepentingan dan keamanan pasien mendapat perhatian. Berbagai cara diusahakan agar pasien cepat ditolong. Komunikasi petugas kesehatan dengan pasien dan keluarga terus ditingkatkan.

Dewasa ini tenaga kesehatan bekerja di rumah sakit sesuai standar dan prosedur yang telah disepakati. Dokter tak dapat memilih obat sesuai kehendaknya, tetapi patuh pada standar pelayanan yang disusun bersama. Di rumah sakit ada komite medik yang bertugas menjaga mutu layanan medik rumah sakit.

Mungkinkah rumah sakit kita mengembangkan layanan non-medik yang membuat pasien nyaman? Sangat mungkin. Beberapa rumah sakit telah menyediakan ruang tunggu yang nyaman. Juga tersedia air minum, bahkan juga ada rumah sakit yang menyediakan kue-kue untuk pasiennya. Jika lama menunggu layanan farmasi, ada rumah sakit yang menyediakan layanan mengantar obat ke rumah pasien. Pasien penyakit kronik diingatkan agar kontrol sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Layanan parkir sudah hampir sama dengan di pertokoan. Layanan non-medis memang merupakan layanan yang tak kalah penting, bahkan pasien dan keluarga hanya dapat merasakan langsung layanan non-medis. Mutu layanan medis lebih banyak diketahui oleh para profesional.

Itulah sebabnya Kementerian Kesehatan RI mewajibkan semua rumah sakit mengikuti penilaian akreditasi secara berkala. Layanan non-medis juga dapat dipercepat dengan bantuan teknologi, dan kita berharap, seiring dengan kemajuan keadaan asuransi nasional kita, layanan pendukung di rumah sakit juga dapat ditingkatkan.

Kompas, 31 Agustus 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

INVESTASI: Lima Tanda Kebebasan Finansial (PRITA HAPSARI GHOZIE)

ARSIP PRIBADI

Prita H. Ghozie

Hasil survei PWC di Amerika Serikat tahun 2017 menyatakan, bagi masyarakat lintas generasi, memiliki kebebasan finansial adalah salah satu poin penting dalam kesejahteraan keluarga. Setiap orang memiliki potensi untuk dapat meraih kemerdekaan finansial. Hambatan umumnya datang dari pola pengeluaran atau gaya hidup yang dianut oleh seseorang beserta keluarganya.

Namun, sebenarnya apa saja tanda bahwa kita sudah bebas secara finansial?

Pertama, Anda tidak lagi memiliki permasalahan cash flow bulanan. Rumah tangga dikatakan merdeka jika berhasil mencapai sebuah kondisi kehidupan bagi setiap individu untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup tanpa harus bekerja secara aktif.

Setiap bulan rumah tangga tersebut sanggup membayar semua biaya operasional hidup rutin seperti membeli makan dan minum, bayar transportasi, beli pulsa, bayar uang sekolah anak, dan lainnya tanpa menunggu-nunggu tanggal muda lagi.

KOMPAS/WISNU WIDIANTORO

Warga memerlihatkan salah satu SMS yang menawarkan pinjaman berbasis online, Jakarta, Minggu (16/6/2019).

Kedua, bebas dari utang yang konsumtif. Perbedaan mendasar utang konsumtif dengan produktif adalah biaya hidup didanai oleh bantuan pinjaman. Karena itu, utang konsumtif dalam berbagai turunannya sebaiknya segera diselesaikan. Utang umumnya berbentuk utang kartu kredit, cicilan tunai dari pembelanjaan kartu kredit, tarik tunai dari kartu kredit, pinjaman tanpa agunan, hingga pinjaman online.

Selama kehidupan harian masih dibantu oleh pinjaman online, kartu kredit, ataupun pembayaran tunda, maka sulit sekali untuk mencapai kemerdekaan finansial. Saya selalu mengingatkan, "Biaya hidup itu murah. Biaya pamer itu yang mahal". Terkadang gengsi dan gaya hidup membuat seseorang terlena dalam membelanjakan semua penghasilan sampai akhirnya terbelit utang.

Hampir semua generasi mulai dari milenial hingga baby-boomers pun sepakat bahwa mereka merasa sudah mencapai kemerdekaan keuangan jika tidak lagi pusing setiap bulannya membayar cicilan pinjaman. Bebas finansial artinya juga bebas dari stres dengan kondisi keuangan dan jeratan utang. Pahami bahwa utang jenis ini umumnya membuat ketergantungan dari pemakainya, sedangkan biaya administrasi dan suku bunga pinjaman cukup memberatkan.

Ketiga, punya rumah tinggal sendiri. Dari semua tujuan keuangan, memiliki hunian sendiri adalah salah satu tanda bahwa rumah tangga sudah bebas secara finansial. Tentu saja semakin cepat KPR lunas, maka status bebas pun semakin dekat. Itu sebabnya, sangat penting bagi rumah tangga untuk juga memprioritaskan pelunasan KPR.

KOMPAS/STEFANUS OSA

Maket Perumahan Citra Maja Raya menjadi titik tolak PT Ciputra mengembangkan sayap bisnis penyediaan perumahan di atas lahan seluas 2.600 hektar di daerah Maja, Kabupaten Lebak, Banten, seperti diperlihatkan di kantor pemasarannya, Selasa (27/8/2019).

Keempat, selalu siap dengan dana darurat. Memiliki kemampuan untuk selalu siaga dalam berbagai kondisi darurat adalah tanda bahwa seseorang sudah bebas secara finansial. Hal tak terduga bisa saja terjadi, mulai dari sakit, musibah celaka, barang di rumah rusak, hingga hal lain seperti kemalingan. Apabila saldo kas dan dana darurat cukup, pastinya seseorang merasa hidup lebih tenang.

Setiap orang wajib punya dana darurat setidaknya tiga kali pengeluaran rutin bulanan. Jadi, jika rumah tangga perlu Rp 5 juta per bulan untuk hidup, jumlah dana darurat minimal menjadi Rp 15 juta. Dana darurat ini sebaiknya berbentuk aset likuid dan nilainya tidak turun, seperti tabungan, deposito, dan reksa dana pasar uang. Jika saat ini tidak punya dana darurat, mulailah menyisihkan 10 persen dari penghasilan, sedikit demi sedikit hingga hasil ideal tercapai.

Kelima, punya aset investasi dan tabungan untuk menikmati hidup. Semangat berinvestasi itu tujuannya bukan mencari kondisi kaya raya semata, melainkan mencari kondisi di mana kita bisa menikmati hidup.

Misalnya, yang senang quality time dengan keluarga, maka pasti butuh liburan; yang senang dengan makan-makan, pasti ingin jajan terus; dan lainnya. Bahkan, tidak sedikit dari peserta survei yang menyatakan masih tetap ingin bekerja meski sudah memasuki usia 60 tahun ke atas. Ini bukan semata-mata karena besaran gajinya, tetapi demi aktualisasi diri (self-actualization).

Pos penting
Ada dua pos investasi penting bagi setiap rumah tangga. Perencanaan dana pensiun sangat vital untuk seseorang yang tidak rela menurunkan gaya hidup di masa depan. Idealnya, 10 persen dari penghasilan saat ini disisihkan untuk kebutuhan masa depan. Bagi seseorang yang berinvestasi Rp 1 juta setiap bulan ke reksa dana saham dengan asumsi hasil rata-rata 15 persen per tahun, maka potensi dana pensiunnya akan berkembang menjadi Rp 2 miliar.

Seorang karyawan pada umumnya telah menyisihkan 8 persen dari gaji dalam bentuk JHT BPJS Ketenagakerjaan dan produk DPLK. Tetapi,
jumlah ini tidak cukup! Usahakan untuk menyisihkan penghasilan ke produk investasi yang sesuai untuk dana pensiun. Jika ada bonus atau THR, maka sebaiknya digunakan untuk menambal kekurangan investasi sebelumnya.

Perencanaan dana pendidikan juga sebaiknya disiapkan orangtua sejak anak masih kecil. Bagaimana tidak? Dengan kenaikan biaya pendidikan yang rata-rata bisa melebihi 10 persen per tahun, jangan pertaruhkan masa depan anak dengan gagal mempersiapkannya. Kebutuhan dana pendidikan anak sebaiknya dihitung dengan benar, kemudian kebutuhan dana dipenuhi dengan berinvestasi.

Itulah lima tanda yang dapat menjadi acuan apakah seseorang sudah mencapai kebebasan finansial. Setiap masalah hadir dengan solusi yang menyertai. Semoga perencanaan keuangan yang baik dapat membantu setiap rumah tangga mencapai kesejahteraan dalam kehidupan.

Live a beautiful life!

Kompas, 31 Agustus 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

TAJUK RENCANA: Ujian Demokrasi di Inggris (Kompas)

Krisis politik yang dialami Inggris memang memprihatinkan, tetapi tak ada yang menduga akan berujung pada situasi yang khaos seperti saat ini.

Saat PM Inggris Boris Johnson terpilih, rakyat Inggris bersiap mengantisipasi langkah-langkah yang impulsif dan berani. Namun, tak ada yang menyangka Johnson akan mengambil tindakan yang "nekat" dengan menskors parlemen selama lima pekan, sampai 14 Oktober, atau hanya dua pekan menjelang tenggat Brexit.

Tindakan Johnson itu didasari kekhawatirannya bahwa parlemen akan menolak rencana pemerintah membawa Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan pada 31 Oktober. Johnson menunda pidato Ratu Elizabeth II untuk membuka masa sidang dari awal Oktober menjadi 14 Oktober. Pidato Ratu di pembukaan masa sidang secara umum akan menjelaskan pokok-pokok acara di parlemen. Ratu yang berada pada posisi apolitis telah menerima permintaan pemerintah.

Kemungkinan apa yang akan terjadi? Di antaranya adalah krisis konstitusional dan "perang" antara legislatif dan eksekutif. Bagi parlemen, ini merupakan penghinaan terhadap demokrasi dan belum pernah terjadi di era sejarah modern.

Uji materi terhadap langkah Johnson sudah diajukan ke mahkamah konstitusi oleh perwakilan masyarakat. Di parlemen, oposisi yang dipimpin Partai Buruh telah menyusun agenda mosi tidak percaya pada pemerintah. Di Skotlandia, pemimpin Konservatif, Ruth Davidson, mengundurkan diri dan keputusan Johnson digugat ke pengadilan. Di akar rumput, warga Inggris menyiapkan aksi protes.

Namun, Johnson bergeming. Kubunya menegaskan, seandainya mosi tidak percaya berhasil dilakukan, ia akan menolak mundur. Seperti masih kurang cukup untuk memanaskan situasi, Presiden AS Donald Trump justru mengapresiasi "langkah berani" yang dilakukan Johnson.

Uni Eropa masih bersikap hati-hati dalam bereaksi terhadap langkah Johnson, dengan menegaskan bahwa kepentingan warga UE di Irlandia menjadi prioritas. Satu hal yang konsisten dipegang oleh Brussels adalah mereka tidak bersedia menegosiasikan kembali backstop Irlandia Utara kecuali Inggris mengajukan proposal yang lebih baik. UE juga menutup kemungkinan Kesepakatan Brexit yang sudah ditandatangani pada November 2018 dibuka kembali.

Apakah Inggris siap menghadapi disrupsi akibat Brexit tanpa kesepakatan? Pekan lalu Bank Sentral Inggris mengingatkan, perekonomian Inggris kemungkinan tidak siap jika terjadi Brexit tanpa kesepakatan. Pertumbuhan investasi, nilai mata uang, tingkat inflasi, dan arus perdagangan akan terdampak, khususnya dalam hal hambatan tarif, bea cukai, pasokan, dan lainnya.

Masih ada dua bulan untuk meredam kekacauan ini. Namun, sepertinya jalan yang akan dipilih PM Johnson adalah rute penuh guncangan. Artinya, rakyat Inggris harus bersiap menghadapi disrupsi serius dalam kehidupan mereka.

Kompas, 31 Agustus 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.
Powered By Blogger