Cari Blog Ini

Bidvertiser

Rabu, 15 Mei 2013

Harapan pada Menkeu Baru (Tajuk Rencana Kompas)

Menteri keuangan pengganti Agus Martowardojo yang kini menjabat Gubernur Bank Indonesia memiliki waktu singkat dengan tugas tak ringan.

Waktu kerja menteri keuangan singkat sebab masa kerja kabinet pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan berakhir pada Oktober 2014 saat terpilih presiden baru.

Tugas tak ringan karena justru dalam sisa waktu kurang dari satu setengah tahun menteri keuangan yang baru harus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui instrumen fiskal. Padahal, saat ini pertumbuhan ekonomi nasional sedang melambat.

Dalam situasi tersebut, pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa bahwa menteri keuangan ditunjuk presiden bukan dari latar belakang partai politik (parpol), melainkan sepenuhnya profesional, terasa melegakan.

Melegakan sebab kita berada pada tahun politik saat semua partai politik memperebutkan suara rakyat demi menguasai kursi di lembaga legislatif di pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta kursi kepresidenan pada 2014.

Berdasar pengalaman selama ini, tampak kepentingan parpol dalam memengaruhi keputusan eksekutif mengenai anggaran. Ada kekhawatiran di masyarakat menjelang pemilu mendatang oknum parpol akan menggunakan pengaruhnya untuk mendapat keuntungan bagi parpol masing-masing. Beberapa kasus korupsi yang terungkap memperlihatkan ada hubungan antara parpol dan bocornya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Dengan demikian, harapan masyarakat kepada menteri keuangan bukan hanya dalam keandalan melaksanakan tugas pokok dan fungsi kementerian mengurus keuangan dan kekayaan negara sebagai pembantu presiden. Menteri keuangan yang baru diharapkan juga mampu bertahan menghadapi lobi-lobi sejumlah pihak terhadap APBN.

Tugas menteri keuangan yang baru jelas tidak ringan. Tekanan berat berasal dari besarnya subsidi bahan bakar minyak. Pemerintah hingga hari ini belum juga memutuskan berapa besaran subsidi yang akan dipertahankan dan berapa besar alokasi dana bantuan langsung sementara masyarakat untuk mengurangi dampak kenaikan harga BBM pada masyarakat miskin. Di sisi lain, kenaikan signifikan konsumsi BBM bersubsidi tetap akan menjadi beban bagi APBN yang kesehatannya harus dijaga menteri keuangan. Tantangan lain, menggali sumber pendapatan secara kreatif karena pendapatan dari pajak dalam triwulan pertama jauh di bawah target.

Masyarakat berharap menteri keuangan dapat mempertahankan prinsip kehati-hatian yang telah dilakukan menteri terdahulu, Agus Martowardojo. Di sisi lain, APBN juga harus memberi cukup ruang fiskal agar dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui kegiatan produktif dan menyerap tenaga kerja, seperti tersedianya dana pembangunan infrastruktur jalan dan listrik, terutama di luar Jawa, dan mendorong produksi pangan di daerah-daerah.

(Tajuk Rencana Kompas, 15 Mei 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger