Presiden AS Barack Obama memutuskan untuk tetap mengurangi jumlah pasukan AS di Afganistan mulai tahun ini menjadi 9.800 personel walaupun ada permintaan dari presiden baru Afganistan, Ashraf Ghani, untuk menunda keputusan itu hingga tahun 2016. Menurut Ghani, permintaan penundaan penarikan pasukan AS hingga tahun 2016 tersebut dimaksudkan agar militer Afganistan mempunyai waktu yang cukup untuk membangun kekuatannya sendiri.

Ashraf Ghani muncul dalam Program "60 Menit" CBS, saluran televisi AS, Minggu lalu, untuk memperoleh dukungan dari publik AS bagi permintaan penundaan pengurangan pasukan AS di Afganistan hingga tahun 2016. Ia mengatakan, batas waktu penarikan pasukan AS yang dikemukakan Obama tidak harus menjadi dogma. Dengan kata lain, masih bisa diubah.

Bulan Mei lalu, Obama dalam kunjungan mendadak ke pangkalan militer AS di Bagram, di pinggiran kota Kabul, menyebutkan, pada tahun 2014 jumlah personel pasukan AS di Afganistan 10.800 orang. Jumlah itu akan diturunkan pada tahun 2015 menjadi 9.800 orang dan pada akhir tahun 2015, jumlah tersebut dikurangi lagi menjadi 5.000 orang. Washington DC juga akan mengoperasikan Kedutaan Besar AS di Kabul, ibu kota Afganistan, pada tahun 2016. Dan, pasukan AS yang masih berada di Afganistan itu nantinya hanya bertugas mengawal Kedubes AS di Kabul, melatih pasukan Afganistan, dan mendukung operasi kontraterorisme.

Pemerintah Afganistan khawatir, jika AS terlalu cepat mengurangi jumlah pasukannya di Afganistan, pengalaman Irak akan berulang. Irak yang ditinggalkan pasukan AS pada tahun 2011 tidak berdaya menghadapi kemunculan kelompok militan Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS).

Kekhawatiran yang sama muncul di kalangan rakyat AS meskipun survei menunjukkan bahwa kekhawatiran itu tidak sampai membuat AS memutuskan agar pasukannya tetap bertahan di Afganistan. Pertanyaannya kemudian, mungkinkah keputusan Obama tentang pengurangan pasukan berubah? Jawabannya, mungkin saja. Karena semua itu sangat ditentukan oleh upaya rekonsiliasi antara Pemerintah Afganistan dan Taliban, opini publik di AS, serta debat presiden AS tahun 2016.

Namun, Presiden Ashraf Ghani sebaiknya tidak menunggu terjadinya hal tersebut. Ia harus sesegera mungkin menyiapkan kekuatan militernya dengan sebaik-baiknya agar Pemerintah Afganistan mampu mengatasi beragam ancaman terhadap keamanan negaranya, tanpa harus mengandalkan bantuan negara lain.


Sumber: ‎http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000011255641