Di sisi lain, ribuan pekerja yang berdesak-desakan di kereta
Tampaklah bahwa manusia cenderung memiliki toleransi tinggi ketika dalam satu ruang yang sama. Sebaliknya, para pengguna sepeda motor dan kendaraan pribadi lain ada keterbatasan interaksi walaupun merasa senasib. Mereka harus menjaga diri sendiri di jalan raya. Akibatnya, banyak yang lupa nilai-nilai untuk menjadi manusia yang lebih baik. Terciptanya kebudayaan baru dengan ukuran kepemilikan justru menciptakan manusia yang bersikap egosentris.
Untuk itu, saya mendukung kebijakan pemerintah yang memprioritaskan pembangunan transportasi berbasis transportasi massal yang aman dan nyaman. Hal ini tidak hanya akan memudahkan penduduk Jakarta bergerak, tetapi juga membantu memperbaiki kepekaan sosial mereka, termasuk dalam hal solidaritas dan hati nurani.
TEMI INDRIATI MIRANDA, PUSAT PENELITIAN KEPENDUDUKAN LIPI
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Mei 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat kepada Redaksi ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar