Dengan mengenakan kaus kuning bertuliskan "Bersih", mereka memadati Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. Walaupun sebelumnya Pemerintah Malaysia menyatakan aksi unjuk rasa itu ilegal, dan mengenakan kaus kuning bertuliskan "Bersih" itu merupakan pelanggaran hukum, para pengunjuk rasa tidak peduli. Mereka tetap turun ke jalan dan menuntut Najib mundur karena skandal keuangan yang dilakukannya.
Bersih, kelompok yang berada di balik aksi unjuk rasa dua hari itu, mengklaim jumlah warga Malaysia yang berpartisipasi mencapai 200.000 orang. Portal berita malaysiakini.com menyebutkan, jumlahnya mencapai 100.000 orang. Adapun polisi menyebutkan, jumlah pengunjuk rasa itu hanya 25.000 orang.
Tidak jelas berapa persis jumlah orang yang berunjuk rasa di Lapangan Merdeka, tetapi tidak bisa dimungkiri bahwa para pengunjuk rasa itu telah membuat Lapangan Merdeka dan area sekitarnya menguning. Aksi unjuk rasa akhir pekan lalu di Malaysia itu mengingatkan kita kembali kepada People's Power di Filipina pada tahun 1986 yang didominasi warna kuning, yang menumbangkan Presiden Ferdinand Marcos dari singgasananya.
Namun, situasi di Filipina, 29 tahun yang lalu itu, tidak sama dengan situasi di Malaysia saat ini. Posisi Najib masih tetap kuat. Bulan lalu, Najib memberhentikan Wakil PM Muhyiddin Yassin, yang dianggap tidak loyal kepadanya. Najib juga menunjuk empat anggota parlemen yang menjadi anggota komite penyidik 1Malaysia Development Berhad (1MDB) sebagai anggota kabinet.
Najib bahkan menyebut pengunjuk rasa itu sebagai orang-orang dengan patriotisme rendah karena menggelar aksi unjuk rasa berdekatan dengan Hari Kemerdekaan Malaysia, 31 Agustus.
Boleh saja Najib menyebut para pengunjuk rasa itu memiliki rasa patriotisme rendah, tetapi Najib harus menyadari bahwa kini semua mata tertuju kepadanya. Apalagi, mantan PM Mahathir Mohamad bergabung dengan para pengunjuk rasa yang menuntut Najib untuk mundur.
Jika benar-benar tidak menerima aliran dana sebesar 700 juta dollar AS masuk ke rekening pribadi, Najib harus membuktikannya di pengadilan. Hanya membantah bahwa dirinya tidak menerima aliran dana itu, seperti yang dilakukannya selama ini, tidaklah cukup. Warga Malaysia akan turun ke jalan lagi jika kasus tersebut tidak segera diselesaikan. Ancaman tidak lagi menakutkan mereka. Dan, jika mereka turun ke jalan lagi, situasinya menjadi semakin runyam. Bukan tidak mungkin perekonomian Malaysia yang melemah itu akan terganggu.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 31 Agustus 2015, di halaman 6 dengan judul "Demo Besar Tuntut Najib Mundur".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar