Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 07 Maret 2016

Tiket Turis Asing Mahal//Petugas Tak Sopan//Cicilan Pinjaman//Tanggapan Palyja (Surat Pembaca Kompas)

Tiket Turis Asing Mahal

Minggu lalu, saya bersama beberapa teman dari luar negeri mengunjungi obyek wisata Tangkubanparahu, Bandung. Saya terkejut karena karcis masuk untuk orang asing harganya mencapai Rp 200.000 per orang, sementara untuk orang Indonesia Rp 20.000 per orang.

Saya kemudian bertanya kepada petugas di loket, "Mengapa turis asing harus membayar sampai 10 kali lipat?"

Petugas di loket menjawab, "Itu karena untuk urusan keamanan dan asuransi."

Bukankah biaya untuk menyelamatkan orang di pegunungan itu sama saja, apa pun suku, ras, atau kewarganegaraannya? Apakah turis asing mengotori atau merusak obyek wisata 10 kali lebih buruk? Ataukah turis asing sama sekali tidak diharapkan di daerah wisata sehingga harga tiket masuk dinaikkan untuk mengurangi kunjungan wisatawan dari luar negeri? Atau jangan-jangan sekadar mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya?

Saya tetap belum bisa mengerti mengapa demikian kebijakannya. Bukankah kehadiran mereka justru sangat diharapkan untuk menaikkan devisa? Bagaimana kalau turis asing malah jera berkunjung ke Indonesia?

Mohon jawaban yang berwenang, mengapa turis asing harus membayar sepuluh kali lipat untuk melihat obyek wisata di Indonesia. Mohon penjelasan!

BERNHARD SEUBERT, KEBAYORAN LAMA, JAKARTA SELATAN

Petugas Tak Sopan

Pada 27 Februari 2016, saya menonton film di velvet class bersama suami. Saya membayar menggunakan kartu debit BCA yang digesek berulang kali pada mesin EDC, katanya karena koneksi internet kurang bagus.

Keesokan harinya, saat mengecek saldo, ternyata uang saya berkurang dua kali. Saya menelepon Halo BCA dan petugas membenarkan ada transaksi berhasil dua kali dengan menggunakan mesin EDC BCA dan mesin EDC bank lain.

Pihak BCA menyarankan saya mendatangi merchant (CGV Blitz Central Park) dengan membawa bukti mutasi rekening bahwa ada dua kali transaksi.

Pada 28 Februari 2016 malam, kami kembali ke CGV. Petugas menyuruh saya menunggu, dan datang seorang staf pria. Ia menjelaskan bahwa proses pengembalian memakan waktu satu bulan dengan cara sopan. Kami tidak setuju karena terlalu lama.

Setelah menunggu 15 menit, datang staf wanita berinisial FrS (nama lengkap ada di redaksi) dengan muka dilipat, hanya menyalami suami saya, padahal saya duduk di samping suami.

Ia mengatakan, ini bukan kesalahan CGV Blitz dan uang tidak masuk ke pihaknya. Aneh, bukankah petugas CGV Blitz yang melakukan transaksi dan bertanggung jawab pada hasilnya. Selama itu pula, ia hanya melihat ke suami saya. Akhirnya saya bilang, "Mbak, itu kartu debit saya, tolong jelaskan ke saya."

Setelah terjadi perdebatan cukup alot dan menghadapi perlakuan tidak sopan berkelanjutan, suami saya meminta surat pernyataan bahwa CGV Blitz akan mengembalikan uang saya.

Kami harus menunggu lagi, kali ini 40 menit hanya untuk mendapatkan surat pernyataan. Surat itu tidak lengkap isinya dan ketika ditanya mengapa lama, FrS menjawab, printer tidak bisa menyala.

NATASHA, TAMBORA, JAKARTA BARAT

Cicilan Pinjaman

Ayah saya nasabah CIMB Niaga. Saat meninggal, almarhum masih memiliki cicilan utang di CIMB Niaga selama 4 bulan.

Saya melaporkan kematian ini ke CIMB Niaga, dan pada 5 Januari 2016 saya menyerahkan berkas untuk klaim dan diterima Bapak Koko di Menara Sudirman. Namun, tak ada kabar.

Pada 12 Februari 2016, saya menghubungi 14041 tak diangkat, mengirim surel ke14041@cimbniaga.co.id juga tidak dijawab.

Bulan ini adalah pemotongan terakhir gaji pensiun ayah saya. Ke mana saya mengambil SK pensiun asli yang menjadi jaminan utang?

ACHMAD SYAHRIL, JALAN AGUNG RAYA II/42, LENTENG AGUNG, JAKARTA SELATAN

Tanggapan Palyja

Menanggapi keluhan pelanggan nomor 000563564 atas nama Budiyanto Yala (Kompas Minggu, 28/2/2016) dengan judul "Data Pelanggan Tidak Akurat", dengan ini kami sampaikan:

Palyja telah merevisi alamat dan telah disampaikan petugas kepada Bapak Budiyanto melalui telepon (081648318xx) pada 17 dan 19 Februari 2016.

Informasi dan keluhan terkait pelayanan Palyja dapat disampaikan melalui call center Palyja 29979999, surat elektronik (surel) palyja.care@palyja.co.id, SMS 0816725952, dan Yahoo Messenger diwww.palyja.co.id.

MEYRITHA MARYANIE, CORPORATE COMMUNICATIONS AND SOCIAL RESPONSIBILITIES DIVISION HEAD PALYJA

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 7 Maret 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger