Sembilan tahun telah saya rasakan betapa mulia dan berartinya saya sebagai guru. Apalagi saya telah menikmati tunjangan sertifikasi sebagai amanah Undang-Undang Guru dan Dosen.
Triwulan berganti triwulan, begitu lancar tunjangan mengalir sampai ke muara kehidupan keluarga. Semangat semakin berkobar untuk mencerdaskan anak-anak bangsa, apalagi saya sebagai seorang guru non-PNS dengan tugas mengajar minimal 24 jam dan tugas-tugas tambahan untuk pembentukan karakter generasi bangsa.
Namun, kini muncul kegalauan karena sejak 2016 segalanya telah berubah. Triwulan berganti triwulan, jumlah yang diterima tidak seperti dulu lagi. Dulu, dengan bekal Surat Keputusan Impasing, delapan tahun saya menerima tunjangan sesuai dengan golongan yang tertera dalam SK.
Tahun 2016, sepertinya SK Impasing tidak diberlakukan lagi. Semua kembali ke dasar Rp 1,5 juta per bulan. Bahkan, pada triwulan IV yang dibayar hanya dua bulan, sedangkan yang satu bulan tidak tahu rimbanya. Bolak-balik ditanyakan dan diurus di dinas pendidikan kabupaten sampai di Kementerian Dikbud, jawabannya sama: sabar dan sabar.
Ternyata hal ini juga dialami guru-guru lain, bahkan ada yang sudah terima SK Impasing bertahun-tahun, tetapi tunjangan sertifikasi tetap Rp 1,5 juta.
Padahal, saya dan para guru yang mengajar di sekolah swasta milik BUMN dengan status sekolah disamakan dengan akreditasi A plus. Aturan-aturan perusahaan yang superketat dalam proses belajar-mengajar dan target-target prestasi anak didik telah kami jalani puluhan tahun.
Jika hari ini saya dan para guru swasta lain belum menjadi orang-orang yang beruntung, biarlah sementara kami jadi orang-orang yang merugi. Semoga pemerintah terkait membantu menyelesaikan masalah kami ini.
DRS ALI MOKHAMAD
SMA Swasta Semen Tonasa
Jl. Majennang, Tonasa 1, Pangkep, Sulsel, 90661
Jalan Satu Arah
Sebagai warga Semarang, saya mengapresiasi usaha pemerintah kota memperlancar lalu lintas dengan jalan satu arah, memperbaiki dan meninggikan Jalan Kaligawe, membuat jalan layang di Jatingaleh, dan banyak lagi. Sayang usaha tersebut belum didukung masyarakat.
Kantor pajak di Jatingaleh, misalnya. Tempat parkirnya hanya cukup untuk beberapa mobil sehingga saat wajib pajak menyetor SPT, mobil yang parkir di jalan yang sedang diperlebar bisa 2-3 lapis. Kemacetan tentu saja terjadi. Kemacetan pernah sampai Simpang Tembalang, Undip.
Kantor dan restoran di sekitar Jatingaleh dan Jalan Sultan Agung sama saja. Sekolah di seputar Tugu Muda juga membuat simpang menjadi macet luar biasa karena parkir dan mobil yang memutar seenaknya.
Sekolah di Jalan Pemuda, parkir penjemput jadi dua lapis di jalan raya, tepat di tempat tanda dilarang parkir sampai rambu berikut. Macet parah. Menjelang pukul 08.00, pengkolan Kaligawe macet karena truk parkir dua lapis menunggu pukul 08.00 untuk ke timur.
Selain membangun fisik jalan, pemkot seyogianya mengajak penyedia layanan publik dan masyarakat Semarang mendukung penegakan hukum.
BAMBANG SUGENG
Bukitsari Semarang
Servis Mobil
Mobil Innova 2012 saya, pemakaian 77.000 km, selalu servis rutin di Toyota Agung Automall, Pangkalan Kerinci, Riau.
Jumat, 10 Maret 2017, saya servis karena keluhan oli powersteering berkurang dan saat setir diputar ada suara berdengung.
Oleh petugas Toyota bernama Novel, mobil dikembalikan tanpa perbaikan dengan estimasi biaya ganti vane pumpdan rack steer total Rp 25.050.000. Semua barang indent dengan uang muka 100 persen. Tidak ada penambahan olipowersteering.
Senin (13/3), saya menghubungi Kepala Bengkel Toyota Pangkalan Kerinci Pak Winarno untuk mengklarifikasi dan mendapatkan solusi berbeda dengan total harga 10 jutaan. Part indent. Hari Senin 3 April 2017, disepakati mobil masuk kembali ke bengkel setelah kami konfirmasi vane pump sudah ada.
Setelah dibongkar, ternyata masalah pada rack steer lebih serius daripada dugaan. Tidak hanya sekadar berkarat, tetapi ball bearing juga hancur. Suku cadang ini tidak disiapkan oleh bengkel.
Empat hari di bengkel, saya mendapatirack steer hanya diikat dengan cable ties. Pada mobil Toyota saya yang lain (Rush dan Yaris), klem terbuat dari besi.
IDA FEBRIANTINE
PT Riau Andalan Pulp and Paper, Pangkalan Kerinci, Riau
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 20 April 2017, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar