Sangat wajar kalau para pemimpin dunia, termasuk Dewan Keamanan PBB, pun tidak mudah atau kesulitan memahami Korut; memahami Kim Jong Un. Kesimpulan itu yang bisa ditarik dengan mengikuti polah pemimpin negara di Semenanjung Korea tersebut, akhir-akhir ini.
Apa yang ada di benak Kim Jong Un sehingga ia terus memerintahkan dilaksanakan uji coba nuklir meski Korut dikecam banyak negara, bahkan PBB. Tidak hanya dikecam, tetapi PBB bahkan telah menjatuhkan sanksi kepada negara itu.
Pemimpin usia muda, 33 tahun, penggemar Whitney Houston, Chicago Bulls, dan peluru kendali balistik interkontinental ini memang misterius. Dalam arti, tidak mudah ditebak, bahkan dipahami kemauannya.
Tidak seperti ayahnya, Kim Jong Il, yang mewarisi kekuasaan dari ayahnya, Kim Il Sung, pada usia separuh baya. Kim Jong Il berkuasa selama 17 tahun. Kim Jong Un mulai berkuasa pada 2011 ketika usianya baru awal 30 tahun. Di usia semuda itu, Kim Jong Un mewarisi kekuasaan ayahnya, dan kakeknya, di negeri yang sangat tertutup bagi dunia luar.
Latar belakang Kim Jong Un tidak banyak diketahui publik. Bahkan, dalam dunia politik pun, ia tidak begitu dikenal atau bahkan tidak dikenal seberapa kualitasnya. Sejak naik ke tampuk kekuasaan tertinggi di Pyongyang, Kim Jong Un tidak pernah melakukan perjalanan secara resmi ke luar negeri sebagai Pemimpin Korut. Tidak seperti ayahnya dahulu, yang beberapa kali berkunjung ke China, yang merupakan negara sekutu terdekat bagi Korut.
Yang menarik, sejak berkuasa pada 2011, ia sudah paling tidak enam kali mengganti menteri pertahanan. Banyak yang menilai, tindakan tersebut sebagai ekspresi dari ketidakpercayaan Kim Jong Un kepada angkatan bersenjata. Bahkan, pada Desember 2013, ia memerintahkan eksekusi mati terhadap pamannya sendiri, Jang Song Thaek, yang dianggap tidak setia. Tidak hanya pamannya yang menjadi korban, saudaranya sendiri pun, Kim Jong Nam, diyakini disingkirkan (2017).
Semua itu membuat Kim Jong Un semakin misterius. Karena itu, kalau sekarang ia bermain api dengan berulang kali melakukan uji coba nuklir dan bertekad menandingi kekuasaan Amerika Serikat pun, semua hanya bisa menebak-nebak apa yang dicari oleh Kim Jong Un. Apakah ia akan mengorbankan rakyatnya sendiri demi meraih ambisinya sendiri yang tak jelas. Semoga tidak demikian.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 18 September 2017, di halaman 6 dengan judul "Tidak Mudah Memahami Korut".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar