Sikap selalu waspada dan terus menyiapkan diri menghadapi segala kemungkinan, bahkan kemungkinan yang paling buruk sekalipun, itulah yang dilakukan Singapura. Negara kepulauan yang selama ini terluput dari serangan teror itu terus melakukan latihan operasi antiteror. Apalagi, ada keyakinan bahwa hanya masalah waktu saja serangan teror itu terjadi. Karena itu, kesiapan diri menjadi sangat penting.
Menurut laporan 2017 itu, jumlah korban tewas karena serangan teroris turun dibandingkan tahun 2014. Jumlah korban tewas tercacat 25.673 orang, yang berarti turun 22 persen. Terorisme juga turun secara signifikan di negara-negara yang selama ini dianggap sebagai sangat terdampak terorisme. Negara-negara itu adalah Suriah, Pakistan, Afghanistan, dan Nigeria yang disebut sebagai episentrum terorisme.
Meskipun intensitas terorisme global menurun, jumlah negara yang disasar terorisme makin meluas. Hal itu antara lain karena tak berdayanya kelompok bersenjata Negara Islam di Irak dan Suriah mendapat gempuran baik di Suriah maupun di Irak. Mereka, yang kocar-kacir di kedua negara itu, telah menyebar ke beberapa negara, baik secara sendiri-sendiri maupun kelompok.
Afghanistan, misalnya, merupakan negara yang secara nyata menerima rembesan NIIS dari Irak. Pemerintah Afghanistan pun kerepotan. Karena urusan mereka dengan Taliban belum selesai, kini ditambah dengan NIIS.
Sejumlah negara Eropa juga menjadi sasaran serangan teroris, misalnya Belgia, Inggris, dan Perancis. Karena itu, bukan mustahil, meskipun tidak kita harapkan, para teroris yang sudah terpepet di Suriah dan Irak itu akan masuk ke negara-negara lain. Hal tersebut yang harus diantisipasi, dengan melakukan berbagai kesiapan dan kewaspadaan.
Singapura melakukan hal tersebut, yakni dengan melakukan simulasi operasi antiteror di tempat-tempat umum. Para teroris, sebagaimana tabiat mereka, tidak punya rasa kemanusiaan. Mereka akan melakukan tindakan yang mencelakakan orang lain, tak peduli anak-anak atau orang tua, laki-laki atau perempuan.
Simulasi operasi antiteror sangat penting. Memberikan pemahaman dan penyadaran kepada masyarakat juga tidak kalah penting. Karena itu, tugas kita semua, semua anggota masyarakat bersama aparat, untuk bersama-sama menghadapi, bahkan melawan, terorisme. Masyarakat banyak harus terus-menerus diberi pemahaman bahwa terorisme adalah kejahatan; kejahatan kemanusiaan yang harus dilawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar