
Pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-MaĆruf Amin, sebelum menyampaikan pidato kemenangan di Kampung Deret, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta, Selasa (21/5/2019). Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia dan penyelenggara pemilu yang telah bekerja keras melaksanakan pemilu serentak.
Pernyataan dua pasangan calon presiden, menyusul pengumuman hasil rekapitulasi suara Pemilu 2019 oleh KPU pada Selasa (21/5/2019) dini hari, cukup menyejukkan.
Pasangan calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyatakan, sudah tiba saatnya bangsa Indonesia bersatu padu membangun bangsa. Mengekspresikan niat baik, Jokowi-Amin menyatakan keinginan untuk terus bersahabat dan bersilaturahmi dengan pesaingnya, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Prabowo-Sandi pun menyatakan menolak hasil rekapitulasi KPU dan memutuskan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Prabowo menyerukan kepada semua komponen masyarakat dan pendukungnya agar aksi menyampaikan pendapat dilaksanakan dengan damai, berakhlak, dan konstitusional.

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) dan Sandiaga Uno berjabat tangan seusai memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019). Pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menolak hasil rekapitulasi KPU dan memutuskan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Mestinya dengan pernyataan kedua pasangan di atas bangsa Indonesia bisa mengharapkan kondisi politik yang sejuk dan damai. Setelah pengumuman oleh KPU tak perlu lagi menyisakan kekhawatiran apa pun.
Sayang, harapan tersebut tak terpenuhi. Seperti kita ikuti beritanya sepanjang hari Rabu (22/5), kita tahu ada unjuk rasa yang berlangsung hingga malam hari. Di kawasan Petamburan, Jakarta, aksi berkembang menjadi pembakaran.
Mahfud MD, mantan Ketua MK, menegaskan, yang terjadi di Petamburan dan kerusuhan lain tak lagi dalam konteks kontestasi politik. Hal itu sudah masuk dalam kategori gangguan keamanan. Jika aparat keamanan pada satu titik harus menindak tegas, hal itu bisa diterima demi menyelamatkan kepentingan dan keselamatan rakyat.

Pendemo melempari petugas dengan batu di Jalan Brigjen Katamso, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Terjadinya kerusuhan di Petamburan amat kita sesali dan amat mengecewakan. Namun, kita tetap percayakan ketertiban dan keamanan di Jakarta dan seluruh Tanah Air kepada TNI dan Polri yang telah memberikan jaminan bahwa warga Jakarta dan sekitarnya dapat beraktivitas biasa pada 22 Mei.
Penghargaan kita yang tinggi untuk TNI dan Polri yang senantiasa tampil memberikan pengayoman kepada masyarakat setiap kali negara dihadapkan pada situasi sulit. Kita berharap, situasi tidak kondusif bisa segera ditanggulangi dan negara bisa kembali ke kehidupan normal.
Yang terakhir ini kita garis bawahi mengingat di tengah hiruk-pikuk kita mengikuti pemberitaan pemilu, di dunia sedang berlangsung perang dagang memanas antara Amerika Serikat dan China, yang juga mengimbas perekonomian Indonesia. Melemahnya rupiah menjadi salah satu wujudnya.

Para peserta aksi menolak hasil Pemilu di depan Kantor Bawaslu RI, Jakarta, membubarkan diri, Selasa (21/5/2019). Aksi yang diberi waktu toleransi Polisi ini akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Sekali lagi kita mengetuk hati para elite untuk mempertegas komitmen kenegarawanan dengan berupaya keras dan berkontribusi bagi segera pulihnya iklim dan kondisi politik di Tanah Air sebagai wujud nyata kecintaan pada NKRI.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar