Indikator kemajuan kualitas kesehatan bangsa Indonesia dari tahun ke tahun dikatakan menunjukkan perbaikan. Sarana dan pelayanan kesehatan mengalami peningkatan. Hanya perlu dikemukakan pula, banyak bangsa di dunia, termasuk para tetangga, juga berlomba-lomba mendorong peningkatan kesehatan sebagai keniscayaan menciptakan kehidupan bermutu dan bermartabat.
Dalam pertarungan itu, posisi Indonesia termasuk memprihatinkan karena tertinggal, bahkan jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Laju perbaikan kesehatan Indonesia dinilai relatif lamban. Sebagai gambaran, kondisi kesehatan di Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Bahkan, Vietnam yang pada beberapa tahun lalu masih berada jauh di belakang kini sudah melesat jauh di depan Indonesia.
Posisi tertinggal Indonesia cukup merisaukan apabila melihat sejumlah indikator kesehatan. Angka kematian ibu, misalnya, masih 220 per 100.000 kelahiran hidup. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Singapura yang mencatat 3, Brunei 24, Malaysia 29, Thailand 48, Vietnam 59, dan Filipina 99. Indonesia hanya lebih baik dari Kamboja, Laos, dan Myanmar.
Di balik angka-angka itu, sudah pasti terdapat persoalan lebih rumit karena kesehatan tidaklah berdiri sendiri. Kualitas kesehatan yang rendah atau buruk sudah pasti terkait dengan kebodohan dan kemiskinan. Tingginya tingkat kematian ibu dan bayi, antara lain, adalah karena persoalan kekurangan gizi.
Persoalan bertambah kompleks karena upaya pengentasan warga dari kemiskinan kedodoran, sementara peningkatan pelayanan kesehatan masih lambat. Lebih memprihatinkan lagi, kesadaran di kalangan pejabat, terutama pada era otonomi daerah, tidak merata untuk mendorong peningkatan pelayanan kesehatan.
Ketersediaan sarana, prasarana, dan tenaga medis tidak merata di seluruh Indonesia. Tenaga dokter spesialis sangat langka, bahkan tidak ada di sejumlah kabupaten. Banyak hal yang masih harus dibenahi, sementara negara-negara tetangga terus memacu pembangunan sumber daya manusia melalui peningkatan sistem pendidikan dan perbaikan layanan kesehatan.
Dampaknya sangat serius jika bangsa Indonesia tidak segera berbenah diri melakukan perbaikan. Sudah menjadi kenyataan, dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang Indonesia terpaksa berobat ke negara-negara tetangga. Juga tidak sedikit orangtua mengirimkan anaknya bersekolah di luar negeri untuk mencari pendidikan lebih baik.
Tantangannya tentu saja bagaimana mempercepat upaya perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan agar bangsa Indonesia semakin bermartabat, tidak semakin tertinggal jauh dari kemajuan bangsa-bangsa lain.
(Tajuk Rencana Kompas, 23 Mei 2013)
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar