Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 23 Januari 2014

TAJUK RENCANA Apa Mungkin Tanpa Iran? (Kompas)

KEMARIN, dimulai konferensi perdamaian bagi Suriah di Montreux, Swiss, yang dihadiri wakil 40 negara, ditambah pihak-pihak yang berseteru.
Akan tetapi, konferensi ini tidak mengajak serta Iran, yang merupakan pendukung utama rezim yang berkuasa di Damaskus, di bawah kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad. Semula, Iran memang diundang untuk ikut serta, tetapi pada jam-jam terakhir Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mencabut undangannya kepada Iran.

Selama ini dikenal bahwa Iran bersama kelompok Hezbollah, Syiah di Lebanon Selatan, menjadi penopang utama rezim Damaskus. Dari Iran mengalir senjata, juga dukungan militer, personel, bahkan uang untuk mempertahankan kesinambungan hidup rezim Damaskus menghadapi perlawanan kelompok oposisi bersenjata yang demikian banyak.

Melihat peran Iran selama ini di Suriah, mungkinkah konferensi perdamaian di Montreux akan menghasilkan kesepakatan perdamaian, yang pada akhirnya mengakhiri perang saudara di Suriah, apabila Iran tidak terlibat. Pihak-pihak pendukung konferensi, terutama pihak Barat dan oposisi, hanya mau melibatkan Iran apabila negara itu bersedia menyetujui pembentukan sebuah pemerintahan transisi di Suriah sesuai dengan komunike Konferensi Geneva 1, 30 Juni 2012.

Sangat mudah diduga bahwa Iran akan menyetujui pemerintahan transisi, sejauh masih melibatkan Bashar al-Assad. Artinya, Bashar tidak bisa begitu saja disingkirkan. Ini sesuatu yang tentu tidak diinginkan oleh pihak oposisi Suriah dan juga negara-negara Barat pendukung oposisi. Sebab, penyingkiran Bashar adalah sasaran utama mereka, kelompok oposisi dukungan Arab dan Barat.

Padahal, sebenarnya Iran tetap bisa dilibatkan dan diberi tugas untuk mendesak Bashar agar tidak mencalonkan diri lagi dalam pemilu pasca-kesepakatan damai. Bukankah hubungan persahabatan antara Iran dan Suriah saat ini dilandasi atas kepentingan bersama serta bukan hubungan persahabatan antara Bashar dan Iran. Artinya, sejauh kepentingan Iran—membangun poros antara Iran dan Hezbollah di Lebanon Selatan serta usahanya menghadapi Israel dari utara, juga perebutan pengaruh dengan Arab Saudi—masih bisa aman, bisa jadi tiadanya Bashar pun bukan masalah bagi Iran.

Memang, apa yang terjadi di lapangan tidak semudah yang ditulis dalam uraian pendek itu. Akan tetapi, apabila negara-negara pendorong, sponsor konferensi perdamaian bagi Suriah, benar-benar menginginkan perdamaian, bukan hanya untuk membela kepentingan setiap negara, tentu hal tersebut bisa dilakukan. Pada akhirnya, negara-negara sifatnya "hanya" memberikan dorongan dan keputusan terakhir tetap di tangan rakyat Suriah yang kini masih dikuasai nafsu untuk saling menghabisi.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004313016
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger