Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 21 Januari 2014

TAJUK RENCANA China Bangun Kapal Induk Kedua (Kompas)

CHINA, Minggu (19/1), dikabarkan tengah membangun kapal induknya yang kedua, yang dijadwalkan akan selesai pada tahun 2018.
Kabar itu disampaikan oleh pejabat Partai Komunis China (PKC) di Provinsi Liaoning, China timur laut. Ketua PKC Liaoning Wang Min mengatakan, kapal induk itu dibangun di galangan kapal di Dalian, kota pelabuhan utama di Provinsi Liaoning. Kapal induk pertama China, Liaoning, adalah kapal induk era Uni Soviet yang dibeli China dari Ukraina pada tahun 1998 dan kemudian dibangun kembali di Dalian.

Kapal induk kedua itu mulai dibangun segera setelah Liaoning diserahkan kepada Angkatan Laut China, September 2012. Menurut rencana, pada tahun 2020, Angkatan Laut China akan memiliki 4 kapal induk. Dua kapal perusak tipe 052D juga tengah dibuat di Dalian.

Pembangunan armada kapal induk, yang dikenal sebagai sarana proyeksi kekuatan militer, dipandang sebagai kontradiksi dari pernyataan China selama ini bahwa kekuatan militernya murni bertujuan defensif. Pandangan itu tidak berlebihan, mengingat dengan memiliki armada kapal induk itu, China mempunyai kemampuan untuk menjadi "polisi laut" di kawasan Laut China Timur dan Laut China Selatan. Indikasi ke arah itu sudah terlihat dari sekarang.

Kemajuan ekonomi yang dicapai China menjadikan negara Tirai Bambu itu akhir-akhir ini mulai mempersoalkan kembali klaim-klaim teritorialnya. Di Laut China Timur, China bersengketa teritorial dengan Jepang di gugus Kepulauan Senkaku (China menyebutnya Diaoyu), dan di Laut China Selatan, China bersengketa dengan Taiwan dan empat negara ASEAN, yakni Brunei, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Bahkan, 23 November lalu, China secara sepihak memberlakukan zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) di Laut China Timur.

Sesungguhnya pemberlakuan ADIZ secara sepihak oleh suatu negara tertentu itu sah-sah saja, banyak negara yang memberlakukannya, termasuk Indonesia. Namun, ADIZ yang diberlakukan China itu menjadi kontroversial karena mencakup gugus Kepulauan Senkaku yang tengah dipersengketakan dengan Jepang dan Taiwan.

Dikhawatirkan aksi-aksi yang dilakukan China, termasuk membangun kapal induk, akan memancing terjadinya perlombaan senjata. Oleh karena jika China terus membangun kekuatan militernya, Jepang akan terpancing untuk mengimbanginya. Dan, jika itu yang terjadi, dikhawatirkan Jepang yang militeristis seperti di masa Perang Pasifik (1941-1995) akan terulang kembali.

Beruntung Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak ingin hal itu terjadi. Itu sebabnya, ia mengajak Presiden China Xi Jinping dan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menggelar pertemuan puncak dan mendiskusikan hal tersebut.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004275925
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger