Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 21 Januari 2014

TAJUK RENCANA Kekhawatiran Lain atas Banjir (Kompas)

PERHATIAN atas kehancuran ekologis, termasuk bahaya banjir dengan segala dampaknya, dikhawatirkan akan langsung surut begitu bencana berlalu.
Kekhawatiran itu beralasan, lebih-lebih karena kegaduhan, termasuk gugatan dan suara protes, lazim bermunculan ketika terjadi bencana banjir atau tanah longsor. Begitu bencana berlalu, perhatian kita pun surut dan kembali tidak dipedulikan sebagai kekhawatiran lain atas penanganan bahaya banjir.

Perilaku semacam ini dapat menjelaskan mengapa bencana ekologis, seperti petaka banjir dan tanah longsor, terus menerjang, tidak mereda, bahkan meningkat. Bencana banjir yang menerjang berbagai tempat di Indonesia dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan kehancuran ekologis, yang perlu ditangani secara serius.

Bencana ekologis, seperti terjangan banjir dan tanah longsor, termasuk tantangan yang dapat diantisipasi. Tidak seperti letusan gunung api, gempa tektonik dan tsunami yang sulit diprediksi, bahaya banjir tergolong dapat diantisipasi, bahkan dapat dicegah. Namun, upaya mengatasi bahaya banjir sebagai prioritas tidak begitu kentara.

Setelah banjir berlalu, sangat diperlukan evaluasi untuk mengidentifikasi sumber persoalan, yang bersifat struktural dan kultural. Selama persoalan struktural, seperti proses perizinan yang tidak memperhatikan tata ruang dan daya dukung lingkungan, bencana ekologis dan petaka banjir akan semakin menjadi ancaman.

Banyak lokasi tangkapan air berubah fungsi menjadi gedung karena proses perizinan yang diberikan atas godaan kepentingan sesaat, tanpa mempertimbangkan dampak buruk jangka panjang. Persoalan struktural ini diperburuk oleh persoalan kultural. Secara kultural, misalnya, masyarakat Indonesia umumnya mengenal istilah membuang sampah ketimbang mengelola sampah.

Atas dasar itu, perlu didorong gerakan untuk mengubah kebiasaan membuang menjadi mengelola sampah untuk lingkungan yang lebih bersih, sehat, aman, dan nyaman. Seluruh lapisan masyarakat perlu dididik tentang pentingnya mengelola sampah. Tidak mencemari sungai dan alam sekitar dengan sampah.

Tentu saja banjir dan petaka ekologis lain merupakan ancaman berbahaya, tetapi jauh lebih berbahaya lagi jika tidak juga muncul kesadaran dan tindakan nyata untuk melakukan aksi pencegahan. Kerugian besar akan terjadi setiap tahun jika banjir tidak segera diatasi. Atas dasar itu, upaya mengatasi korban banjir sangatlah penting, tetapi tidak kalah mendesak melakukan tindakan nyata agar banjir tidak menjadi bencana tahunan.

Sungguh konyol, jika pemerintah dari pusat sampai ke daerah, ditambah dengan masyarakat, tidak melakukan tindakan terpadu untuk mencegah ancaman bahaya banjir dan bencana ekologis lainnya. Saatnya mengelola sampah dan memperhatikan tata ruang secara lebih serius untuk mencegah bencana lingkungan yang lebih runyam.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004274426
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger