Cari Blog Ini

Bidvertiser

Minggu, 05 Januari 2014

TAJUK RENCANA Harapan di Pengujung Tahun (Kompas)

BERBAGAI harapan muncul menjelang Tahun Baru 2014, yang memiliki banyak tantangan, tetapi juga menawarkan banyak peluang.
Masih banyak persoalan, terutama kasus korupsi dan pembangunan infrastruktur, berputar-putar di tempat, tanpa ada terobosan jelas. Terlepas dari sisa-sisa persoalan ekonomi, politik, dan sosial yang masih menumpuk, peluang sangat terbuka bagi bangsa Indonesia untuk melangkah lebih cepat, terbang lebih tinggi, dan menjadi bangsa yang lebih kuat.

Bangsa Indonesia dikhawatirkan akan semakin tertinggal dibandingkan dengan negara lain, termasuk negara tetangga, jika tidak segera berbenah diri. Perlu bergegas berkejaran dengan waktu dalam menyelesaikan berbagai masalah kesenjangan sosial ekonomi, kegaduhan kehidupan politik, dan kehidupan budaya yang kedodoran.

Sikap dan mentalitas, terutama di kalangan para pemimpin yang suka menarik ulur waktu, hanya akan membuat persoalan menumpuk. Kecepatan, ketepatan, dan kecekatan merupakan keniscayaan. Lebih-lebih karena waktu dalam dunia yang semakin landai, tidak hanya berlari, tempus fugit, tetapi bahkan terbang, time flies. Begitu cepatnya waktu bergerak sampai-sampai besok terasa seperti sudah hari ini, tomorrow is today.

Setiap waktu selalu membawa tantangan sekaligus peluang. Datangnya tahun 2014 juga membawa tantangan dan peluang. Segera dapat disebutkan, tahun 2014 merupakan tahun pemilu sebagai ujian bagi bangsa Indonesia dalam menegakkan demokrasi dan melakukan seleksi pemimpin nasional. Bangsa Indonesia ditantang, apakah pemilu menjadi momentum memperkuat kehidupan demokrasi, atau justru sebaliknya. Juga ditantang, apakah pemilu dapat menyeleksi pemimpin nasional yang transformatif, atau sebaliknya.

Berbagai wacana tentang pemimpin yang transformatif selalu mengacu pada harapan akan tampilnya pemimpin baru yang memiliki kewibawaan, integritas, kredibel, dan visioner. Kewibawaan seorang pemimpin lazimnya lahir dari aura pengaruh atau karisma, yang bersumber pada integritas diri karena terdapat kesatuan antara kata dan perbuatan. Tidak ada dusta antara kata dan perbuatan. Kata-katanya menjadi inspirasi, sementara tindakannya menjadi motivasi. Segala tantangan dijadikan peluang.

Secara kultural dapat dijelaskan, pemimpin yang transformatif ibarat pawang yang mampu menghalau kabut dan awan gelap dari kaki langit bangsa dan negara Indonesia. Juga dapat diibaratkan dengan pandai besi yang cekatan karena selalu menempa besi selagi panas. Tidak menunggu lama-lama menyelesaikan pekerjaan dan persoalan.

Tidak kalah pentingnya bagaimana pemimpin menyatu dengan rakyat, peduli terhadap aspirasi masyarakat, memiliki komitmen menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan menjauhi kecenderungan melakukan korupsi, dan senantiasa menegakkan keadilan dan nilai demokrasi.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000003900509
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger