Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 17 Januari 2014

TAJUK RENCANA Krisis Kemanusiaan Suriah (Kompas)

BARANGKALI  yang lebih tepat bukan lagi krisis kemanusiaan, melainkan tragedi kemanusiaan. Itulah yang terjadi di Suriah saat ini akibat perang saudara.
Sejak pecah perang saudara, pada tahun 2011, jumlah korban tewas demikian banyak. Sudah lebih dari 180.000 orang tewas. Perang juga menyebabkan jutaan orang terpaksa meninggalkan kampung halaman mencari selamat. Menurut data terakhir, jumlah pengungsi—baik yang keluar Suriah maupun yang tetap di Suriah—sudah paling kurang 11,5 juta orang. Ini berarti separuh dari penduduk Suriah (menurut data 2012, Suriah berpenduduk 22,4 juta jiwa) mengungsi.

Sungguh sebuah kenyataan yang pahit. Para pengungsi, yang meninggalkan Suriah, membanjiri negara-negara tetangga: Irak, Jordania, Turki, Lebanon, dan bahkan ada yang sampai Mesir yang belum stabil. Kondisi para pengungsi, baik yang di dalam maupun di luar Suriah, seperti umumnya para pengungsi, memprihatinkan. Mereka kurang sandang pangan dan buruk dalam hal kesehatan, terutama anak-anak, perempuan, dan orang tua.

Kondisi mereka dari waktu ke waktu tidak menjadi lebih baik, tetapi sebaliknya, semakin buruk. Meskipun bantuan kemanusiaan dialirkan oleh banyak negara, sayangnya, menurut laporan Oxfam, sebuah lembaga bantuan internasional, begitu banyak uang diberikan kepada pihak oposisi untuk membeli senjata, sementara bantuan keuangan untuk kemanusiaan masih jauh dari kebutuhan.

Menurut berita yang tersiar, ratusan juta dollar uang dialirkan ke Suriah lewat Kuwait. Uang itu diberikan kepada kelompok oposisi, yang sekarang juga harus berhadapan dengan kelompok Jabhat al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda dan kelompok ISIS. Namun, ada yang menyatakan bahwa sebagian uang itu juga jatuh ke tangan kelompok-kelompok garis keras.

Dilatari oleh situasi lapangan yang semakin buruk, terutama menyangkut kondisi para pengungsi, berkumpullah delegasi dari 69 negara dan 24 lembaga bantuan internasional di Kuwait. Mereka membahas bagaimana mengumpulkan bantuan kemanusiaan dan menyalurkan kepada yang membutuhkan, tidak jatuh ke tangan mereka yang tidak membutuhkan dan dipergunakan untuk membeli senjata.

Mereka bersepakat untuk membantu Suriah, terutama untuk menyelamatkan para pengungsi. Kita berharap komitmen negara-negara yang menghadiri Konferensi Bantuan Kemanusiaan Internasional itu tidak sebatas atau berhenti pada pernyataan saja, tetapi diwujudnyatakan. Kita juga berharap solusi damai antara pemerintah Damaskus dan pihak oposisi untuk menghentikan berlanjutnya krisis kemanusiaan, tragedi kemanusiaan di Suriah, segera dicapai dan disepakati, meskipun sangat tidak mudah menciptakan perdamaian itu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004174104
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger