Cari Blog Ini

Bidvertiser

Senin, 20 Januari 2014

TAJUK RENCANA Taliban Belum Juga Ditaklukkan (Kompas)

SERANGAN berdarah akhir pekan lalu di Kabul, ibu kota Afganistan, memperlihatkan betapa kekuatan Taliban belum bisa dipatahkan.
Paling tidak 21 orang, termasuk 13 warga asing, tewas akibat keganasan serangan gerilyawan Taliban. Sekalipun pemerintahan Taliban dukungan jaringan teroris Al Qaeda sudah dikalahkan dan dijatuhkan tahun 2001, kekuatannya masih menjadi ancaman berbahaya. Taliban bisa dikalahkan, tetapi tidak dapat ditaklukkan dan ditundukkan.

Serangan bom hari Jumat, 17 Januari, di Restoran Taverna Du Liban di Kabul memperlihatkan lagi betapa kejamnya gerilyawan Taliban dukungan Al Qaeda. Efek demonstratif dan publikasi atas serangan itu tinggi, antara lain, karena korban tergolong banyak dan sebagian besar warga asing. Tiga staf PBB dan Kepala Perwakilan Dana Moneter Internasional di Afganistan, Wabel Abdallah asal Lebanon, termasuk di antara korban tewas.

Serangan akhir pekan tersebut digambarkan paling mematikan bagi warga asing di Kabul. Dalam tragedi Jumat lalu itu, disebutkan paling tidak 3 warga Amerika Serikat, 2 warga Inggris, dan 1 warga Denmark menjadi korban tewas. Tidak kalah mengerikan metode yang digunakan gerilyawan Taliban dalam melancarkan serangan ke Restoran Taverna, yang populer di kalangan diplomat asing. Letaknya juga di kawasan kantor kedutaan asing di Kabul.

Serangan berdarah gerilyawan Taliban ke Restoran Taverna berlangsung tiba-tiba dan sangat dramatis, ibarat adegan film laga. Serangan dibuka dengan aksi peledakan bom bunuh diri di pintu restoran pada jam makan malam. Hanya dalam hitungan menit, sejumlah pria bersenjata menerobos masuk ke restoran, melepaskan tembakan membabi buta. Dua penyerang kemudian ditembak mati oleh polisi Afganistan.

Tragedi berdarah itu memperlihatkan bahwa gerilyawan Taliban dukungan jaringan teroris Al Qaeda masih menjadi ancaman berbahaya bagi kemanusiaan ataupun bagi bangsa dan Pemerintah Afganistan. Sudah diperkirakan, gerilyawan Taliban akan meningkatkan serangan menjelang pemilu untuk mencari pengganti Presiden Hamid Karzai pada April mendatang. Taliban tampaknya juga terus mengonsolidasi kekuatan menjelang penarikan mundur pasukan internasional akhir tahun 2014.

Segera terbayang tantangan serius yang dihadapi bangsa dan Pemerintah Afganistan. Gerilyawan pemberontak Taliban dikhawatirkan menjadi ancaman bagi keamanan Afganistan setelah pasukan internasional, yang bertugas sejak tahun 2001, ditarik mundur. Taliban akan kembali merasa leluasa tanpa kehadiran pasukan internasional. Jelas pula Afganistan akan kembali menjadi runyam jika Taliban terus mengobarkan aksi teror dalam upaya merebut kembali kekuasaan di negeri yang sarat dengan kekerasan itu.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000004254954
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger