Di bawah sorotan dan sensasi kilatan lampu kamera, pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden 2014, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, menyampaikan visi, misi, dan program kerja kepada publik khusus tentang pembangunan demokrasi, pemerintahan bersih, dan kepastian hukum.
Sorotan publik tentu saja tidak hanya pada tampilan fisik, termasuk bahasa tubuh, tetapi juga dan terutama pada paparan substansi tentang visi, misi, dan program kerja kedua pasangan capres-cawapres. Pelaksanaan debat terbuka pada Senin malam, yang disiarkan secara langsung di televisi, berjalan dalam kegairahan tinggi. Antusiasme sangat besar di kalangan pendukung kedua pasangan calon yang lebih menggambarkan nuansa pesta demokrasi.
Meski debat pada Senin malam itu merupakan putaran pertama dari lima putaran, masyarakat pemilih sudah dapat menilai pasangan mana yang lebih pantas didukung untuk memimpin bangsa dan negara lima tahun ke depan. Secara subtansial, perdebatan itu telah menjadi pendidikan politik bagi bangsa. Para calon pemimpin menjelaskan secara terbuka visi dan misinya, sementara masyarakat pemilih diberi peluang untuk menilai dan menjatuhkan dukungan politiknya.
Sejauh dilihat dari pemaparan, kedua pasangan calon sama-sama menekankan pentingnya pembangunan demokrasi, pemerintahan bersih, dan penegakan hukum. Tentu masyarakat bisa memilih dan memilah pasangan mana yang diyakini dapat mewujudkan apa yang sudah disampaikan. Tentu saja pemaparan tentang visi, misi, dan program kerja penting, tetapi yang jauh lebih penting sebenarnya perwujudannya.
Senantiasa menjadi tantangan bagaimana menyatukan kata dan tindakan. Sangat diperlukan komitmen kuat dan konsisten untuk membangun demokrasi, membentuk pemerintahan bersih, dan menegakkan hukum. Kesungguhan membangun demokrasi, misalnya, sangatlah diperlukan, antara lain, karena tantangan berat bisa saja datang dari penguasa yang tergoda memerintah secara otoriter.
Tidak kalah merisaukan tantangan dari masyarakat, yang mengabaikan budaya demokrasi, mudah terjerumus dalam demokrasi edan-edanan, democrazy, atau demokrasi penuh kekerasan, democradura. Jelas pula demokrasi tidak mungkin berkembang dalam pemerintahan yang korup. Tata kelola pemerintahan yang bersih merupakan sebuah keniscayaan bagi kehidupan masyarakat modern.
Kehidupan demokratis dan pemerintahan bersih akan terwujud jika ditopang oleh penegakan hukum yang menjamin keadilan dan penghormatan hak asasi. Namun, di atas segalanya perjuangan harus berfokus dan diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai hukum tertinggi, salus populi suprema lex.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007145560
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar