Cari Blog Ini

Bidvertiser

Kamis, 12 Juni 2014

TAJUK RENCANA: Membangun Sistem Pangan (Kompas)

Akhir bulan Juni ini, kita akan kembali memasuki bulan puasa. Yang sudah dirasakan para ibu adalah harga pangan yang bergerak naik.
Kenaikan dilaporkan terjadi pada harga daging sapi, daging ayam, telur, bawang merah, dan bawang putih. Harga beras masih stabil, sedangkan harga cabai justru turun karena sedang panen di sejumlah daerah.

Pangan masih menjadi pengeluaran terbesar sebagian besar penduduk Indonesia. Kenaikan harga pangan akan menggerus kemampuan keluarga membiayai kebutuhan lainnya.

Kenaikan itu akan berbarengan dengan kenaikan tarif listrik, termasuk pada rumah tangga sederhana yang mengonsumsi 1.300 VA. Mereka akan menghadapi beban ganda, yaitu kenaikan harga makanan dan biaya listrik.

Kenaikan harga pangan terjadi nyaris tiap kali datang bulan puasa dan Lebaran. Karena itu, langkah antisipasi pemerintah seharusnya sudah dilakukan jauh-jauh hari, terutama karena produksi pangan di Tanah Air masih sangat bergantung pada siklus musim.

Kecenderungan kenaikan harga pangan saat ini memerlukan kewaspadaan lebih karena bersamaan dengan adanya tanda-tanda awal fenomena El Nino. Di Indonesia, fenomena iklim ini membawa musim kemarau panjang. Tanda-tanda awal memperlihatkan kemarau akan seperti yang pernah terjadi pada 1997. Saat itu, Indonesia mengalami musim kemarau parah yang memengaruhi secara nyata ketersediaan pangan, terutama beras, yang merupakan makanan utama masyarakat Indonesia.

Dampak El Nino diperkirakan akan mulai terasa pada Agustus. Namun, daerah pantai utara Jawa yang merupakan daerah lumbung pangan nasional telah merasakan awal musim kemarau sejak Mei. Stasiun meteorologi di Tegal mencatat, sejak 1 Juni, wilayah Tegal baru mengalami satu kali turun hujan.

Sebagian besar padi dipanen pada Februari lalu. Karena itu, El Nino diperkirakan menyebabkan mundurnya musim tanam yang biasanya dimulai pada Oktober. Dengan demikian, produksi pangan, terutama padi, untuk tahun depan harus diperhatikan mulai saat ini.

Yang belum dipersiapkan secara mantap adalah sistem produksi dikaitkan dengan zonasi lahan pertanian, sistem logistik pangan, dan industri pengolahan hasil pertanian. Produk pertanian yang berlebih saat panen dapat disimpan dalam keadaan segar dalam jangka waktu lama dan dilepas ke pasar saat produksi turun. Hal ini akan menjaga harga tetap stabil di tingkat petani dan konsumen.

Membangun sistem pangan membutuhkan keputusan politik pemerintah karena melibatkan berbagai sektor, termasuk dari luar pertanian, serta pemerintah pusat dan daerah dengan kegiatan dari hulu hingga hilir. Tanpa itu, kejadian yang sama akan selalu berulang.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007163068
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger