Cari Blog Ini

Bidvertiser

Jumat, 27 Juni 2014

TAJUK RENCANA Sulit untuk Memahami Sikap Beijing (Kompas)

PEMERINTAH Tiongkok, Rabu (25/6), mengeluarkan peta baru yang memperluas klaim wilayah teritorialnya, khususnya di perairan Laut Tiongkok Selatan.
Peta resmi baru Tiongkok itu mendapatkan reaksi keras dari Filipina, salah satu dari empat negara anggota ASEAN yang memiliki tumpang tindih klaim wilayah dengan Tiongkok di perairan Laut Tiongkok Selatan. Berbeda dengan tiga negara anggota ASEAN lainnya, yakni Brunei, Malaysia, dan Vietnam, Filipina selama ini selalu menyikapi perilaku agresif Tiongkok terkait Laut Tiongkok Selatan dengan suara lantang.

Kementerian Luar Negeri Filipina menyebut peta baru itu sebagai sikap ekspansif Tiongkok yang sama sekali tidak berdasar. Publikasi peta Tiongkok itu jelas-jelas bertentangan dengan aturan hukum internasional dan Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 (UNCLOS).

Wajar jika Filipina bereaksi keras. Sebab, di dalam peta baru itu, Laut Tiongkok Selatan secara jelas dimasukkan ke dalam wilayah teritorial Tiongkok dan Beijing menambah satu garis putus-putus lagi melengkapi sembilan garis putus-putus yang sudah ada.

Belum lagi kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok kerap melakukan perang urat saraf di Laut Tiongkok Selatan dengan sesekali menghadang kapal-kapal sipil Filipina di dekat wilayah tumpang tindih klaim kedua negara.

Berbeda dengan Filipina, Vietnam menempuh cara yang lebih keras dalam menghadapi kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok yang berpatroli di wilayah tumpang tindih klaim kedua negara. Kapal-kapal penjaga pantai Vietnam menabrak kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok yang berpatroli di wilayah itu. Hanoi mengatakan, tindakan itu dilakukan untuk membalas tindakan kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok yang menabrak kapal-kapal Vietnam.

Vietnam memang tidak mudah digertak. Jangankan Tiongkok, Perancis dan Amerika Serikat pun dilawan. Sikap Vietnam yang keras itu, ternyata, membuat Beijing kewalahan dan mengadukan kasusnya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sikap Beijing yang membawa kasusnya ke PBB itu sulit dipahami karena selama ini Beijing selalu memaksakan untuk menyelesaikan sengketa Laut Tiongkok Selatan secara bilateral.

Dan, yang lebih sulit untuk dipahami adalah mengapa Beijing mengeluarkan peta barunya, yang mencakup Laut Tiongkok Selatan, pada saat ini? Sebab, kita tahu bahwa tanpa memasukkan Laut Tiongkok Selatan secara jelas dalam peta lama saja sudah menimbulkan ketegangan dengan Filipina dan Vietnam. Apalagi dengan memasukkannya secara jelas, pada saat Beijing masih mengadukan Vietnam ke PBB karena menganggap Hanoi merusak perdamaian dan stabilitas kawasan. Menarik untuk memahami logika berpikir dari para pemimpin Tiongkok di Beijing.

Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000007503856
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger