Para pemimpin Liga Arab dalam pertemuan mereka di Kairo, Mesir, hari Minggu lalu, bersepakat bahwa negara-negara Liga Arab harus menghadapi kaum militan Negara Islam (NI yang semula bernama Negara Islam di Irak dan Suriah/NIIS) "secara militer dan politik". Kesepakatan itu diambil berbarengan dengan persiapan Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk meminta dukungan Kongres dan masyarakat terhadap rencananya menghentikan sepak terjang kelompok NI.
Keputusan Liga Arab tersebut tidak bisa dilepaskan dengan kenyataan di lapangan, yang menurut Ketua Liga Arab Nabil Elaraby, mengancam eksistensi Irak dan negara-negara tetangganya. Sepak terjang kelompok NI di Irak bagian utara serta Suriah bagian utara dan timur sangat membabi buta dan di luar batas-batas nilai-nilai kemanusiaan. Mereka tidak hanya merebut dan menduduki sejumlah wilayah dan kota di Irak dan Suriah, tetapi juga membunuh siapa saja, yang tidak sepaham dengan ideologi yang mereka yakini. Begitu banyak orang, termasuk wartawan, dibunuh secara brutal.
Deklarasi pembentukan kekhalifan baru dan pengangkatan Abu Bakr al-Baghdadi—pemimpin NI—sebagai khalifah dengan nama Khalifah Ibrahim menjadi persoalan tersendiri bagi negara-negara Liga Arab. Apalagi, kelompok militan itu menyerukan agar negara-negara Islam dan organisasi-organisasi Islam tunduk kepada kekhalifan baru itu, yang tentu saja tidak bisa diterima negara-negara Liga Arab. Negara-negara Liga Arab adalah negara berdaulat dan merdeka.
Oleh karena itu, benar yang dikatakan Nabil Elaraby bahwa yang dibutuhkan Liga Arab adalah "keputusan yang jelas dan tegas untuk konfrontasi secara komprehensif" dengan "kelompok teroris dan kelompok seperti kanker". Dengan memberikan sebutan seperti itu, Liga Arab menyadari betapa berbahaya kelompok NI tersebut.
Berdasarkan Joint Defence and Economic Co-operation Treaty (1950), negara-negara anggota Liga Arab dapat bertindak sendiri atau secara kolektif untuk menangkal dan memulihkan perdamaian dengan segala cara, termasuk dengan kekuatan. Namun, melihat yang dilakukan kelompok NI, Liga Arab menyadari bahwa diperlukan tindakan bersama untuk menghadapinya. Bahkan, tindakan bersama dengan negara lain, termasuk AS.
Oleh karena itu, kita menilai bahwa keputusan Liga Arab adalah keputusan yang tepat. Ini langkah maju Liga Arab. Mereka telah menyingkirkan perbedaan politik dan kepentingan masing-masing demi terciptanya stabilitas, keamanan, dan perdamaian kawasan yang telah diacak-acak dan dinodai oleh tindakan kelompok militan NI.
Sumber: http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000008776527
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar