Selain itu, secara gradual pola pertumbuhan global juga bergerak ke arah yang lebih "normal". Pertumbuhan satu dekade terakhir diwarnai berbagai anomali. Distribusi pertumbuhan sangat timpang dan tidak merata. Ada kawasan yang tumbuh secara spektakuler, bahkan eksponensial. Ini terjadi pada
Sementara, Jepang memasuki satu dekade lebih masa suram (
Interdependensi ekonomi global menjadikan pelemahan ekonomi di satu kawasan berdampak pula pada ekonomi lain. Kita terutama harus mewaspadai perkembangan di AS, Eropa, Jepang, serta Tiongkok dan EM lain, sebagai empat motor utama pertumbuhan global. Dari empat kawasan ini, praktis hanya AS yang bergerak ke atas. Jepang masih berjuang keluar dari resesi, Tiongkok dalam proses normalisasi pertumbuhan, dan EM lain berjuang beradaptasi dengan perlambatan ekonomi global, khususnya negara-negara yang jadi pasar ekspor utama mereka.
Perlambatan ekonomi negara maju 2015 sudah diperkirakan. Begitu juga perlambatan Tiongkok. Sebagaimana siklus normal perekonomian, setelah pertumbuhan dua digit satu dekade lebih tanpa terputus, Tiongkok pun akhirnya mengalami kejenuhan. Mesin ekonomi mengalami pemanasan dan pertumbuhan terancam tak berkesinambungan sehingga orientasi Pemerintah Tiongkok kini adalah mewujudkan pertumbuhan lebih wajar dan berkelanjutan.
Yang di luar perkiraan, tren pemulihan AS masih berlanjut, tetapi ternyata tak sekuat perkiraan. Artinya, harapan pemulihan AS bisa menarik ekonomi global bangkit bersamanya agak prematur. Apa maknanya bagi Indonesia? Di tengah tren eksodus dana global keluar dari EM, ternyata kita masih bisa menikmati arus masuk modal cukup deras. Ini yang memungkinkan indeks saham masih menguat. Artinya, Indonesia masih dianggap sangat prospektif dan potensial, tergantung bagaimana kita mengelolanya.
Namun, kita juga dihadapkan pada ketidakpastian eksternal, terutama terkait kebijakan Fed di AS dan perlambatan ekonomi mitra dagang utama Indonesia. Belum lagi persoalan kepercayaan di dalam negeri. Menghadapi ini, diperlukan pemerintahan dan kepemimpinan solid. Kesan
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 April 2015, di halaman 6 dengan judul "Perlambatan Ekonomi Global 2015".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar