Pernyataan Abbott itu menunjukkan, sikap keras terhadap Indonesia yang ditunjukkan Pemerintah Australia terkait hukuman mati yang dijatuhkan kepada dua warga negara Australia itu tidak didasari oleh rasa permusuhan, tetapi hanya sebagai upaya terakhir untuk mendapatkan pengampunan. Rabu lalu, dua warga Australia, yakni Andrew Chan (31) dan Myuran Sukumaran (34), dieksekusi pasukan penembak bersama-sama dengan enam orang lain.
Pembelaan Australia terhadap dua warganya yang akan dihukum mati Indonesia itu merupakan hal yang wajar. Pemerintah Indonesia pun melakukan hal yang sama pada saat ada warga negara Indonesia yang akan dihukum mati di negara lain. Itu sebabnya, penting bagi Indonesia untuk tidak melihat sikap keras Pemerintah Australia itu sebagai rasa permusuhan.
Kita gembira, walaupun menyesalkan eksekusi dua warga Australia itu, karena PM Abbott dapat menerima bahwa hukuman mati yang dilakukan Indonesia itu sesuai dengan undang-undang. Apalagi, PM Abbott dalam pernyataannya menyebutkan, ia menghargai Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema yang menyatakan simpati bagi keluarga warga Australia yang dihukum mati. Menurut Abbott, itu menunjukkan Pemerintah Indonesia memahami kemarahan yang dirasakan Australia. Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pun mengatakan, walaupun eksekusi itu sangat disesalkan, ini merupakan "waktu bagi kita untuk berjalan terus".
Kita yakin, hubungan antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia akan segera membaik setelah kerikil-kerikil tajam yang mengganjal hubungan baik kedua negara dapat disingkirkan. Alasannya, Pemerintah Indonesia menilai penting hubungan baik dengan Australia dan berupaya memperbaiki dan memperkuat hubungan di antara kedua negara. Sebaliknya, Pemerintah Australia pun menganggap penting hubungan baik dengan Indonesia, dan akan melakukan langkah-langkah untuk membangun kembali hubungan.
Kita menyadari, menjaga hubungan baik di antara kedua negara yang bertetangga sungguh tidak mudah. Sesekali kerikil muncul dalam hubungan baik antara Australia dan Indonesia, baik yang dipicu oleh imigran gelap yang berupaya memasuki wilayah Australia maupun karena pelanggaran batas wilayah oleh nelayan-nelayan Indonesia.
Namun, kita juga tahu, selama kedua negara tetap menyimpan keinginan untuk tetap memelihara hubungan baik, semua kerikil yang muncul dalam hubungan kedua negara dapat disingkirkan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 4 Mei 2015, di halaman 6 dengan judul "Abbott Ingin Hubungan Dipulihkan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar