Dalam artikel tersebut, penulis berkesimpulan: dari utang PNPM Mandiri Pedesaan ke Bank Dunia 2012-2015 sebesar 650 juta dollar AS (Rp 8,5 triliun), sebanyak 450 juta dollar AS dialokasikan bagi pendamping internasional, nasional, kabupaten, hingga kecamatan. Dengan demikian, si penulis menduga utang luar negeri hanya bermanfaat 4 persen bagi rumah tangga miskin, 27 persen untuk rumah tangga kaya, dan 69 persen untuk pendamping.
Data dari penulis tidak mencakup fakta bahwa sumber anggaran PNPM tidak hanya berasal dari utang Bank Dunia, tetapi juga APBN rupiah murni (ini jauh lebih besar) dan APBDkabupaten. PNPM juga bukan program yang berdiri sendiri karena pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki kelompok program Cluster I yang langsung menyasar kelompok rumah tangga termiskin.
Dana utang PNPM Pedesaan 2012-2015 bersifat
Dari penyerapan 365 juta dollar AS, sebesar 200 juta dollar AS untuk me-
Sebagai catatan terakhir, tidak ada pendamping internasional di PNPM, apalagi yang mempergunakan utang. Dengan menyiratkan seolah-olah konsep CDD hanya datang dari Bank Dunia juga berarti menafikan peran para konseptor Program Pengembangan Kecamatan (cikal bakal PNPM) seperti Bapak Gunawan Sumohadingingrat, Herman Haeruman, dan Ayip Muflich.
SENTOT S SATRIA, EKS TASK TEAM LEADER PNPM MANDIRI PERDESAAN; PENSIUNAN BANK DUNIA
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 9 Mei 2015, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar