Enam Tahun PBB Tak Terbit
Saya membeli rumah pada April 2009 di Perumahan Simprug Poris, Poris Jaya, Tangerang. Sampai saat ini belum ada surat pemberitahuan pajak tahunan Pajak Bumi dan Bangunan yang terbit untuk rumah itu.
Pada 2015, ketua RT yang biasa membagikan SPPT PBB meminta saya untuk menanyakan kepada pihak pengembang sebab SPPT PBB untuk rumah saya tak tersua di kelurahan/kecamatan. Pada Januari 2015, saya menelepon pengembang Grup Ristia (diterima Wahyu dan Meina). Mereka berjanji akan mengurusnya. Persyaratan yang mereka minta sudah saya penuhi.
Wahyu dan Meina menjanjikan urusan selesai dalam tiga bulan. Pada Mei 2015, saya bertanya dan dijelaskan bahwa berkas yang sudah saya serahkan terselip. Berkas saya berikan kembali pada 9 Juni 2015. Pada 5 Agustus 2015, saya tanyakan kembali apakah urusan sudah selesai. Kali ini, mereka tidak bisa menjanjikan kapan akan selesai.
YULIA
PERUMAHAN SIMPRUG PORIS D11/34, PORIS JAYA, TANGERANG
Semangat
Hutan Biotrop
Saya menulis cerpen "Semangat Hutan Biotrop" di majalah Horison edisi Agustus 2015 dan lupa menyebut sumbernya. Ide cerpen itu saya ambil dari artikel yang ditulis Sdr Irma Tambunan di harianKompas edisi Juni 2011. Dengan pemuatan surat ini, saya minta maaf kepada Sdr Irma Tambunan atas kelalaian itu.
DANARTO
KEDAUNG HIJAU BLOK H19, CIPUTAT, TANGERANG SELATAN, BANTEN
Lampu Lalu Lintas di Plaza BSD
Siapa yang membuat kebijakan rekayasa lalu lintas dengan memasang lampu pengatur lalu lintas di depan Plaza BSD, Serpong, Tangerang Selatan? Akibat lampu pengatur lalu lintas itu, lalu lintas yang sebelumnya lancar di sana malah menjadi titik kemacetan baru.
Selama lebih dari 10 tahun tinggal di BSD, kami belum pernah mengalami macet di sana. Kami berharap kebijakan rekayasa lalu lintas itu bisa ditinjau kembali.
Semoga tidak terulang di tempat lain pembuatan infrastruktur lalu lintas yang tidak dibutuhkan dan merugikan pengguna jalan seperti yang sekarang terjadi pada lampu lalu lintas di Plaza BSD. Jangan membuat infrastruktur yang semata-mata berorientasi pada proyek.
DWI NUGROHO
NUSA LOKA BSD, SERPONG, TANGERANG SELATAN, BANTEN
Polisi Wanita Beretnis Tionghoa
Secara kebetulan saya membaca majalah wanita yang terbit belum lama ini dan terkejut membaca tulisan "Brigadir Yolla Bernanda, putri Tionghoa pertama yang mendedikasikan diri sebagai polisi".
Saya pensiunan polisi wanita yang mengikuti pendidikan Brigadir Polisi Wanita Angkatan II, Bungur Besar 52, Jakarta, selama setahun dan dilantik pada 23 Februari 1960. Salah seorang siswi angkatan II beretnis Tionghoa bernama Anna Lao Tjiao Leang.
Nama tersebut tertera pada surat keputusan pengangkatan dan surat keputusan pensiun yang bersangkutan. Kami sama-sama pensiun dengan pangkat letnan kolonel (masih istilah lama, yang sekarang menjadi ajun komisaris besar polisi/AKBP).
Saya lebih terkejut lagi ketika membaca bahwa Yolla Bernanda telah menerima penghargaan Muri sebagai polisi wanita pertama beretnis Tionghoa. Apakah Muri telah melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian sebelum memberikan penghargaan?
Mohon Muri mengoreksinya dengan memberikan penghargaan polisi wanita pertama beretnis Tionghoa kepada Anna Lao Tjiao Leang yang sekarang berusia 76 tahun. Mari tegakkan kebenaran sejarah polisi wanita.
POLANI IDA SIMATUPANG
AKBP (PUR) NRP 41120233, JAKARTA BARAT
Fasilitas Stasiun Jatinegara Ditinjau
Kami dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyampaikan terima kasih atas keluhan yang disampaikan Bapak H Robert Sudaryono lewat surat di Kompas(20/7), "Stasiun Jatinegara Tidak Manusiawi".
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan pada saat berada di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Keluhan yang disampaikan menjadi bahan masukan bagi kami untuk mengevaluasi fasilitas di Stasiun Jatinegara agar setara dengan stasiun lain yang sudah semakin baik pelayanannya.
AGUS KOMARUDIN
VICE PRESIDENT PUBLIC RELATIONS PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 24 Agustus 2015, di halaman 7 dengan judul "Enam Tahun PBB Tak Terbit".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar