Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 23 Februari 2016

Bandara Pondok Cabe//Tanggapan IKEA//Mana Paket Pos//Tak Transaksi (Surat Pembaca Kompas)

Bandara Pondok Cabe

Pembangunan Bandar Udara Pondok Cabe, Tangerang Selatan, yang akan dibuka Maret 2016, tampaknya hanya berdasarkan pertimbangan komersial. Saya sebagai penduduk sekitar bandara tidak dilibatkan dalam perencanaan, tetapi harus menanggung akibatnya apabila bandara beroperasi.

Permukiman penduduk padat dan dalam jarak yang sangat dekat dengan bandara, bahkan sejumlah perumahan berada tepat di sisi bandara. Bandara juga tepat di tengah berbagai pusat pendidikan terkemuka, antara lain Universitas Terbuka, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Sekolah Karisma Bangsa, dan Al-Fath.

Bisingnya bunyi pesawat bisa mengganggu proses belajar-mengajar dan waktu tidur yang berharga. Belum lagi polusi udara dan faktor keamanan apabila terjadi musibah. Saya ingat ada korban penduduk karena pesawat jatuh di permukiman sekitar Bandara Polonia, Medan.

Selain itu, Jalan Cirendeu ke Bandara Pondok Cabe saat ini sudah luar biasa macet pada jam kerja karena merupakan jalan pintas bagi penduduk Ciputat, Sawangan, dan Pamulang menuju pusat kota. Jalan lain melalui Pasar Jumat dan Pondok Cabe Raya juga sama saja. Hal ini tentu akan mengganggu kelancaran kedatangan petugas bandara, awak pesawat, dan penumpang. Kalaupun ada rencana perluasan jalan, tetap akan menjadi masalah bagi penduduk sekitar.

Sebagai salah satu penduduk di dekat Bandara Pondok Cabe, saya sangat berkeberatan dengan pembangunan bandara ini dan berharap rencana ini dibatalkan.

DARWINA WIDJAJANTI

Villa Cinere Mas, Tangerang Selatan 15419

Tanggapan IKEA

Sehubungan dengan surat Bapak Kenn Lazuardi (Kompas, 11/2), kami atas nama IKEA Indonesia mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami.

Kami turut prihatin atas kehilangan barang pribadi Bapak Kenn dari dalam mobil yang diparkir di area parkir kami.

Keamanan pelanggan selalu menjadi prioritas utama kami. Hal ini menjadi dasar kami mengumumkan secara berkala agar pelanggan selalu menjaga barang milik pribadi. Kami telah menempatkan tanda pengingat di area parkir agar pengunjung tidak meninggalkan barang-barang berharga.

Terkait perlakuan yang kurang menyenangkan dari petugas keamanan, pihak manajemen IKEA telah menegur dan mengingatkan karyawan bersangkutan.

RIRIN BASUKI

Public Relations Department IKEA Indonesia

Mana Paket Pos

Tiga paket masing-masing berisi 2-3 cakram blu-ray yang dikirim oleh Amazon.com dari Amerika Serikat via Kantor Pos Indonesia belum saya terima.

Masing-masing dikirim pada 31/10, 29/11, dan 7/12/2015 dan sampai saat saya membuat surat ini (8/2/2016) belum juga datang. Jadi, sudah sekitar empat bulan. Padahal, paket seperti itu biasanya sudah sampai paling lama dua minggu hingga satu bulan.

Mohon pihak Pos Indonesia bisa segera melacaknya.

THIE DANIEL HARJONO

Satelit Indah IV, Surabaya 60187

Tak Transaksi

Pada 2015 kantor kami kedatangan petugas pemasaran dari Bank Mega. Ia menawarkan kartu kredit dengan berbagai rayuan, di antaranya kartu kredit gratis, syarat mudah, dan jika tidak ada transaksi tidak akan ada tagihan. Agar petugas pemasaran itu tidak kecewa, beberapa teman akhirnya mendaftar dan beberapa waktu kemudian menerima kartu kredit via pos.

Kartu kredit dalam amplop itu tidak saya buka sampai sekarang karena saya memang tidak suka kartu kredit. Tetapi, tiba-tiba saya dikirimi Sertifikat Asuransi Mega Credit Shield Maksima (scanterlampir) yang tidak ada tanda tangan saya. Maka, sertifikat itu juga saya biarkan saja di laci meja.

Akhir Januari 2016 saya menerima lembar tagihan dari Bank Mega Carrefour Mega Card. Tanggal tagihan 17 Januari 2016 dan jatuh tempo 8 Februari 2016. Besar tagihan Rp 160.880.

Saya sangat terkejut karena merasa tidak bertransaksi dengan kartu kredit tersebut ataupun menyetujui apa pun. Mau saya bayar, saya merasa tidak pernah bertransaksi. Mau tidak bayar, jangan-jangan nanti tagihan bertambah.

Saya benar-benar merasa tertipu. Dua teman saya di kantor juga mendapat tagihan serupa. Jangan-jangan banyak yang senasib di tempat lain.

BAMBANG NUGROHO

Peleman RT 004, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger