Cari Blog Ini

Bidvertiser

Selasa, 08 Maret 2016

TAJUK RENCANA: Kembali ke Ruang Batin (Kompas)

Menjelang hari raya Nyepi 2016/Tahun Baru Saka 1938, ajakan kembali ke ruang batin (inner space) memperoleh momentum konkret.

Nyepi bagi umat Hindu bertujuan mengajak dan memberi manusia kesempatan kembali ke jati dirinya, tidak oleh suasana gaduh, tetapi demi keseimbangan hidup. Keniscayaan eksistensial. Manusia mengalokasikan kesempatan khusus untuk memahami dirinya di depan pencipta, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Ketika suasana gaduh dipicu berbagai peristiwa di luar rutinitas sehari-hari, taruhlah kejadian aktual gempa bumi Mentawai, pemanasan menjelang Pilgub DKI Jakarta 2017, atau gaduh antarmenteri, kejadian itu perlu kita tempatkan sebagai faktor kemendesakan prioritas ditangani.

Gempa Mentawai tidak selesai diatasi dengan mengafirmasi rahasia alam semesta, tetapi perlu ditindaklanjuti dengan penanganan korban dan meminimalkan jumlah korban, serta antisipasi. Riuhnya wacana menjelang Pilgub DKI positif sebagai bagian dari pembelajaran publik perlu dicegah jangan sampai merecoki kerja pemerintahan.

Kejadian ketiga, menyangkut dua anggota kabinet yang berpendapat berbeda di depan umum, perlu kita beri perhatian khusus. Hal itu berpotensi mengganggu komunikasi politik di antara mereka yang "berseteru", dan akibat yang ditimbulkan serta nuansa politik yang bisa menjadi bumerang bagi soliditas pemerintahan. Bagi pejabat publik, kepentingan umum menjadi kriteria utama, termasuk cerdas memilih dan memilah informasi yang pantas jadi konsumsi internal atau publik.

Perbedaan pendapat dalam rapat tertutup kabinet bukan konsumsi publik. Ketika perbedaan itu menyangkut kepentingan publik, seperti pembangunan blok migas Masela, membawanya ke ranah publik ibarat melempar bola liar dan panas. Sulit dikontrol. Publik bingung mendapatkan sajian persoalan yang bukan menjadi porsi mereka. Menghantam kanan-kiri yang berujung pada tergerusnya kewibawaan pemerintah.

Penegasan bahwa kabinet kerja tetap solid terasa hambar. Omdo, bahasa gaul anak muda memperoleh pembenaran ketika lagi-lagi terjadi perdebatan kebijakan dipanggungkan ke publik. Bukan hanya sekali, melainkan berkali-kali, indikasi merosotnya soliditas kabinet.

Kembali ke ruang batin di hari raya Nyepi memperoleh kapstok aktual. Tidak selesai dengan pernyataan resmi tentang soliditas kabinet, tetapi kesungguhan anggota kabinet yang suka "pamer" di panggung terbuka memahami dan menghormati jabatan publiknya. Ibarat anak, ketika tidak kapok diingatkan, dimarahi, dan dipersuasi, kalau perlu diberi sanksi!

Selamat hari raya Nyepi/Tahun Baru Saka 1938 bagi yang merayakan.

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 8 Maret 2016, di halaman 6 dengan judul "Kembali ke Ruang Batin".



Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger