Membaca berita harian Kompas, Rabu (16/11), halaman 22 tentang program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, upaya pemerintah memenuhi swasembada daging dengan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting atau Upsus Siwab perlu mendapat apresiasi.
Sapi adalah salah satu ternak yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraannya, salah satunya sebagai penghasil daging. Namun, sapi perlu juga dipenuhi kesejahteraannya (animal welfare). Memaksakan sapi untuk bunting kembali dua bulan setelah melahirkan adalah program yang tidak bijaksana. Sapi harus juga diperlakukan sebagai subyek ciptaan Allah SWT, bukan hanya sebagai obyek yang bisa diperlakukan apa saja oleh manusia demi memenuhi kebutuhannya.
Program Inseminasi Buatan Sapi adalah program yang bagus dalam rangka memenuhi swasembada daging, tetapi pelaksanaannya perlu dilakukan dengan cara-cara yang lebih bermartabat dan sesuai kepribadian bangsa Indonesia.
Memenuhi swasembada daging bisa dengan pengadaan bibit sapi yang berkualitas, peningkatan populasi kerbau, kambing, domba, rusa, dan sebagainya. Bahkan, program bisa lebih luas menjadi program swasembada protein. Dengan demikian, target menjadi lebih mudah pencapaiannya karena bukan hanya diperoleh dari hewan, melainkan juga dari sektor perikanan. Dengan demikian, pemenuhan protein untuk kebutuhan manusia bisa ditangani lebih menyeluruh, terpadu, dan bervariasi.
DEWI WAHYUNDARI, DOKTER HEWAN DAN PNS DI LINGKUNGAN PEMPROV DIY, JALAN GONDOSULI 6, YOGYAKARTA, 55165
Layanan Kurang Profesional
Sejak tahun 2013 saya menjadi nasabah di CIMB Niaga Cabang Pasar Cibinong. Pelayanan cabang tersebut menurut saya kurang profesional dibandingkan cabang lain. Dari 5-6 teller hanya 2 yang aktif, dari 3 customer service (CS) hanya 1 yang aktif. CS tidak efisien, lama, dan tidak bersahabat. Nomor antrean tidak sesuaidisplay di monitor. Ruangan pengap dan nasabah harus berdiri karena antrean penuh.
Saya juga mendapat masalah saat mengajukan kartu kredit Master, selain Visa yang sudah saya miliki. Data saya dimasukkan dengan banyak kesalahan. Nama saya kurang satu huruf, nama ibu kandung salah, nama saudara tidak serumah untuk konfirmasi juga salah. Saya harus mengoreksi semua itu waktu dikonfirmasi dari bagian kartu kredit 1-2 minggu setelahnya.
Sampai 1 November 2016, saya belum menerima e-mail tagihan untuk kartu Visa saya. Padahal, normalnya dikirim viae-mail tanggal 21-25 bulan sebelumnya. Saya telepon ke 14041, tetapi e-mail saya di-input ulang dengan alamat yang salah. Akibatnya, saya tidak menerima tagihan Oktober.
Pihak CIMB Niaga menyatakan saya yang mengubah data e-mail saya. Buat apa saya mengubah alamat e-mail yang sudah saya gunakan setahun terakhir? Sebagai nasabah, saya merasa dirugikan dengan cara kerja karyawan CIMB Niaga Cibinong.
Mohon manajemen CIMB Niaga untuk segera mengevaluasi cabang Cibinong. Saya bersedia untuk sharing, tentunya bukan dengan personel dari cabang Cibinong karena sudah beberapa kali saya komplain dan bertemu mereka tidak ada perubahan positif. Saya tidak pernah bermasalah dengan CIMB Niaga cabang lain, hanya cabang ini saja.
ERLIANA, NANGGEWER, CIBINONG, KABUPATEN BOGOR
Tanggapan Mandiri
Menanggapi pengaduan Bapak Dani Hamdani (Kompas, 17/11) mengenai cicilan pada kartu kredit Mandiri, kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami dan berterima kasih atas masukannya.
Kami telah menghubungi Bapak Dani untuk menyampaikan penjelasan atas permasalahan dimaksud dan penjelasan sudah diterima dengan baik. Penjelasan tertulis juga telah kami sampaikan ke alamat pengiriman lembar tagihan kartu kredit Mandiri yang bersangkutan.
Bank Mandiri terus berupaya melakukan perbaikan agar dapat memberikan layanan prima kepada seluruh nasabah.
Jika masih ada pertanyaan ataupun saran lain yang ingin disampaikan, nasabah juga dapat menghubungi customer service 24 jam Mandiri Call 14000 atau melalui situs www.bankmandiri.co.id dengan memilih menu contact us atau langsung melalui e-mailcustomer.care@bankmandiri.co.id.
ROHAN HAFAS, CORPORATE SECRETARY PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 25 November 2016, di halaman 7 dengan judul "Surat Kepada Redaksi".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar