Asian Games ke-18 yang berlangsung 18 Agustus hingga 2 September 2018 adalah kesempatan kedua yang dimiliki Indonesia sebagai tuan rumah. Sebelumnya pada tahun 1962, Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games ke-4. Baru 56 tahun Indonesia mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah lagi.
Menjadi tuan rumah Asian Games merupakan kesempatan emas untuk mempromosikan Indonesia, untuk mengabarkan kepada dunia kemajuan-kemajuan yang dicapai Indonesia dalam kurun waktu 50 tahun kemudian. Sorotan mata internasional, minimal negara Asia, akan tertuju kepada Jakarta dan Palembang serta kota lain Indonesia. Siaran televisi akan memancarkan apa yang akan terjadi di Jakarta dan Palembang ketika pesta olahraga Indonesia itu digelar.
Harus diakui, persiapan menuju tuan rumah Asian Games berjalan meski terasa agak lambat. Berbagai kendala birokrasi keuangan untuk pembiayaan Asian Games menyebabkan persiapan tidak sepenuhnya berjalan mulus. Butuh upaya-upaya terobosan agar kendala dalam keuangan itu bisa terselesaikan meski tak boleh juga mengabaikan asas transparan dan akuntabilitas. Meskipun kita mengakui, biaya penyelenggaraan adalah salah satu masalah yang harus dicari jalan keluarnya.
Kita berharap, dengan posisi sebagai tuan rumah, Indonesia bisa mencapai sukses dalam penyelenggaraan dan juga sukses dalam prestasi. Meskipun masih mengundang kontroversi, pembubaran Satlak Prima sebagai buntut kegagalan prestasi olahraga di SEA Games semoga bisa memicu prestasi cabang olahraga yang bakal dipertandingkan di Asian Games.
Dengan pengelolaan yang benar, menjadi tuan rumah Asian Games haruslah diarahkan untuk menggalang kebersamaan kita sebagai bangsa. Inilah momentum untuk mengumandangkan semangat persatuan Indonesia. Semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia mendapatkan momentumnya pada saat kita menjadi tuan rumah Asian Games.
Ketika persiapan tinggal 10 bulan lagi, tidak ada kata ragu atau mundur bagi bangsa Indonesia untuk menyukseskan Asian Games. Pemerintah dan tentunya juga DPR, panitia penyelenggara (Inasgoc), dunia usaha swasta, maupun badan usaha milik negara (BUMN) harus bisa bergotong royong untuk kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games.
Ketika politik sepertinya membelah masyarakat, olahraga seharusnya bisa mempersatukan seluruh elemen bangsa sebagai tuan rumah pesta olahraga Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar