Seratus dua puluh hari menjelang pelaksanaan Asian Games Ke-18, Presiden Joko Widodo mengeluhkan promosi Asian Games yang sangat kurang.
Dalam rapat kabinet terbatas, 18 April 2018, Presiden Jokowi mengatakan, "Saya melihat dari sisi promosi untuk Asian Games ini, baik di media lokal maupun media internasional, belum ada pergerakannya." Presiden pun memerintahkan kementerian yang bertanggung jawab untuk menggencarkan publikasi pesta olahraga yang bakal diikuti 45 negara itu.
Kritik Presiden ada benarnya. Gaung Asian Games memang belum terasa. Di Jakarta dan Palembang, denyut pembangunan infrastruktur dan tempat pertandingan masih terasa. Para pekerja berusaha keras untuk menyelesaikan pekerjaannya, meski di hati kecil kita masih ada pertanyaan, akankah pembangunan proyek pembangunan infrastruktur selesai pada waktunya. Namun, di luar Jakarta dan Palembang, gaung Asian Games lebih tidak terdengar.
Baliho untuk menyambut Asian Games 2018 kalah bersaing dengan baliho elite politik yang menawarkan diri untuk menjadi calon pemimpin bangsa, apakah sebagai calon presiden atau calon wakil presiden. Bulan Juni memang masih ada pilkada. Kesediaan Jakarta atau Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games sekali-sekali juga dikritik elite politik sebagai penghamburan uang negara. Padahal, Jakarta ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games oleh Dewan Olimpiade Asia pada 25 Juli 2014. Itulah risiko pelaksanaan Asian Games menjelang tahun politik.
Kita memandang Asian Games sebagai momentum menggelorakan persatuan bangsa. Kesuksesan menjadi tuan rumah Asian Games, terlebih lagi dengan capaian prestasi atlet Indonesia, akan menjadi cerita berkepanjangan soal Indonesia. Dan itu akan membangkitkan kebanggaan kita sebagai bangsa.
Tuan rumah Asian Games tidak boleh gagal karena itu menyangkut harga diri bangsa. Itu menyangkut martabat bangsa. Kita mendorong semua kalangan ikut juga mengambil bagian untuk menggencarkan sosialisasi dan promosi Asian Games. Media massa, baik cetak, elektronik, maupun daring, serta media luar ruang dan media sosial harus terlibat atau dilibatkan dalam proses promosi dan sosialisasi Asian Games dalam hubungan yang saling menguntungkan.
Kesediaan menjadi tuan rumah Asian Games tidaklah boleh setengah-setengah. Bangsa ini harus menunjukkan budayanya yang unggul dengan etos kerja keras. Olahraga akan menjadi sarana yang efektif untuk mempertontonkan kemajuan bangsa, menunjukkan kemampuan teknologi anak bangsa, sekaligus mempertontonkan kemajuan ibu kota Jakarta dan Palembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar