Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 06 Oktober 2018

Mencegah Kerusuhan//DPR Kian Terbuka (Surat Pembaca Kompas)


Mencegah Kerusuhan

Saya prihatin dengan kerusuhan sepak bola yang terjadi baru-baru ini yang membuat salah satu suporter Jakmania tewas dikeroyok saat pertandingan Persib Bandung dengan Persija Jakarta, Minggu (23/9/2018).

Oleh karena itu, saya mengusulkan beberapa upaya untuk mencegah kerusuhan dalam suatu pertandingan sepak bola. Pertama, perbanyak kamera pemantau (CCTV) di pelbagai stadion yang sering menyelenggarakan pertandingan, terutama yang banyak menyedot penonton.

Periksa ketat penonton yang masuk ke stadion, jangan sampai membawa barang-barang yang membahayakan. Tangkap penonton atau suporter yang melemparkan benda-benda—yang lolos pemeriksaan—ke dalam stadion.

Selanjutnya perbanyak keamanan yang berpakaian bebas sehingga bisa berbaur dengan penonton dan suporter. Tugas mereka menginformasikan dan mengoordinasikan penanggulangan jika ada gejala-gejala awal akan terjadi kerusuhan sehingga bisa dicegah sebelum menjadi besar.

Perlu dipertimbangkan pula upaya mencegah penonton atau suporter dengan identitas tim yang berlaga, baik kaus maupun pelbagai atribut lainnya. Pemain di lapangan juga perlu diedukasi agar tidak bermain kasar atau curang karena sepak bola adalah olahraga permainan keras bukan kasar.

Saat jeda turun minum, adakan pertunjukan seni atau hiburan apa pun bentuknya sehingga perhatian penonton terus fokus ke tengah lapangan.
Terakhir, cegah spanduk-spanduk yang bernada provokatif yang memanaskan suasana tim yang berlaga, suporter, dan penonton secara keseluruhan.

Amril Pencinta Sepak Bola Indonesia, Perumahan Griya, Parungpanjang, Bogor

DPR Kian Terbuka

"Surat kepada Redaksi" Kompas yang disampaikan Sdr Puansari Siregar (14/9/2018) dan Sdr A Ristanto (15/9) menarik perhatian. Kami sangat mengapresiasi kedua surat itu.

Sejatinya DPR hari ini semakin terbuka atas berbagai kritik dan masukan masyarakat. Itu sebabnya dalam menyambut HUT ke-73, DPR mengadakan lomba stand up comedy, esai, dan meme bertema "Kritik DPR". Kami menyadari bahwa sorotan masyarakat kepada DPR kian hari kian kuat.

Selain lomba itu, DPR juga meluncurkan aplikasi DPR dalam Genggaman Rakyat atau DPR Now yang berisi berbagai agenda kegiatan, pembahasan RUU, hasil yang dicapai di setiap fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, serta membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasinya. Silakan warga mengunduh aplikasi itu di App Store dan Play Store.

DPR sudah memulai program parlemen modern sejak 2015 hingga sekarang. Inisiatif Open Parliament melengkapi dan memperkuat parlemen modern yang telah lama digagas DPR. Dengan adanya Open Parliament, inisiatif kolaborasi dan partisipasi masyarakat di DPR kian terbuka yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan representasi masyarakat.

Berkenaan dengan kinerja DPR, khususnya legislasi, DPR berkewajiban menyampaikan kepada masyarakat setiap tahun melalui forum Rapat Paripurna HUT DPR setiap 29 Agustus. Masyarakat bisa melihat hasil kinerja tersebut di laman DPR (dpr.go.id). Tahun 2017-2018 DPR telah berhasil mengesahkan 17 RUU. Dihitung sejak awal periode 2014-2019, undang-undang yang disetujui selama periode itu adalah 62 UU.

Pembahasan suatu RUU tak semata bergantung pada tindakan yang dilakukan DPR, tetapi juga sangat bergantung pada sikap pemerintah sebagai mitra kerja DPR dalam membahas suatu RUU. Karena itu, kinerja legislasi tak semata tanggung jawab DPR, tetapi juga tanggung jawab bersama DPR dan pemerintah sebagaimana amanat konstitusi UUD 1945.

Terkait dengan bagaimana koreksi rakyat, tentu setiap lima tahun diadakan pemilu. Itulah sistem demokrasi yang kita anut bahwa ada pemilu untuk merotasi kepemimpinan nasional, baik di eksekutif maupun lembaga perwakilan.

Terima kasih atas saran, kritik, dan masukan kedua pembaca Kompas di atas kepada DPR yang kami anggap sebagai vitamin bagi bekerjanya lembaga perwakilan rakyat. Semoga apa yang kita harapkan bahwa DPR semakin terbuka dan berkinerja baik akan dapat terwujud dengan partisipasi seluruh elemen bangsa.

Indra Iskandar Sekjen DPR Senayan, Jakarta

Kompas, 6 Oktober 2018

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger