Bijak dalam Hidup
Saya sangat setuju dengan artikel "Ruwat Politik" dalam Analisis Politik Azyumardi Azra di Kompas (8/11/2018). Analisisnya tajam dan komprehensif. Mudah dipahami. Pendekatan filosofinya sangat kuat. Selaku awam, saya jadi paham bahwa mengatakan "musibah" itu mesti dilihat dari perspektif mana.
Jika kita menganggap musibah itu azab, harus dijelaskan, kita melihatnya dari perspektif mana. Bukankah bencana merupakan ujian iman? Dengan demikian, tawakal menjadi kunci dalam menjalani hidup.
Hidup harus disikapi dengan kedewasaan,bukan dengan kekanak-kanakan. Bagaimana cara yang benar? Bijaklah dengan hidup Anda. Jika Anda tidak bijak, yang muncul adalah cemburu atau rasa tak senang terhadap orang berhasil (baca: mampu). Mampu dalam apa? Mampu dalam menjalani hidup.
Langkah "ruwat politik" sebagaimana yang disampaikan Azyumardi Azra sangat tepat. Di tengah krisis penilaian yang baik, muncul solusi: penyelamatan dengan budaya yang bernama ruwat.
Ruwat adalah cara bijak saat ini. Terbukti bahwa cara budaya tersebut hingga sekarang masih digunakan. Bahkan, tokoh-tokoh nasional mempraktikkannya.
Mari kita jaga budaya kita agar kita lebih bijak dalam hidup. Pikir dan renungkan ajaran-ajaran luhur dari budaya kita. Hindari berpikiran pendek dalam menyikapi hidup. Buruk dan baik, dilihat dari sisi mana dulu?
Agung Kuswantoro
Perum Sekar Wangi, Sekaran,
Gunung Pati, Semarang
Bank dan Dana Pensiun
Besar-kecilnya pensiun yang diterima pensiunan tentulah relatif. Ada yang berharap dana pensiun memenuhi kebutuhan hidup, ada juga yang mengabaikannya. Saya termasuk kelompok pertama, yang tetap mensyukuri dana pensiun yang saya terima saban bulan itu.
Namun, seperti penerima dana pensiun lainnya, akhir-akhir ini saya dibuat repot Bank Mandiri Cabang Bendungan Hilir yang menyalurkan uang dana pensiun saya. Dapat dikatakan bahwa setiap bulan saya harus datang melapor agar blokir dana pensiun saya dibuka.
Sebelumnya saya tidak terlalu repot karena pemimpin cabang bank itu saya temui dan kami membuat kesepakatan tak tertulis: setiap tiga bulan saya perlu menemui pihak bank. Kalau berhalangan datang, saya cukup menghubungi kepala cabang untuk mengabarkan saya belum almarhum.
Setelah terjadi pergantian kepala cabang, muncul soal. Para petugas bank itu selalu berdalih bahwa blokir dilakukan atas permintaan Taspen, sementara PT Taspen yang pernah saya ta- nyakan bilang, inisiatif blokir pada pihak bank.
Setiap saya ingin menemui Kepala Cabang Bank Mandiri Cabang Bendungan Hilir yang sekarang, ia selalu tak di tempat. Alasannya mengikuti pendidikan. Pada 8 November 2018, alasan yang saya terima: kepala cabang sedang cuti. Akankah saya harus melapor setiap bulan? Tidakkah media komunikasi canggih dapat digunakan?
Baharuddin Aritonang
Pensiunan DPR dan BPK, Jalan Danau Jempang,
Bendungan Hilir, Jakarta Pusat
"Indo" dan "Bule"
Pernah kami saksikan, dalam antre di loket imigrasi Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, seorang petugas berucap "Indo". Seorang lelaki yang mendengarnya sangat tersinggung dan mengumpat dalam bahasa Jawa. Sementara itu, kita orang Indonesia dan media massa kita sering menyebut "bule" untuk bangsa kulit putih.
Kedua sebutan itu rasialis, apalagi "bule" bisa bermakna kulit berbau.
FS Hartono
Purwosari, Sinduadi, Sleman, DIY
Pembatalan Tiket PT KAI
Tampaknya saat ini moda transportasi kereta api jadi pilihan utama penumpang. Ketepatan waktu perjalanan hingga sistem layanan pembelian/pemesanan tiket secara daring menjadikan kereta api primadona. Namun, dua hal perlu diperbaiki dan disempurnakan.
Pertama, sistem pembatalan tiket dengan datang langsung ke stasiun. Ini tidak efektif.
Kedua, pembatalan tiket bisa dilakukan, tetapi uang kembalian tak bisa diterima secara tunai dan harus ditransfer melalui rekening bank maksimal sebulan setelah tanggal pemba- talan. Yang disayangkan, pembatalan tiket tak pernah diikuti dengan konfirmasi, baik via SMS maupun e-perbankan, bahwa uang kembalian telah ditransfer. Ini penting untuk kepastian bagi pemilik tiket.
Semoga ke depan layanan PT KAI semakin prima.
Budi Sartono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar