Cari Blog Ini

Bidvertiser

Sabtu, 26 Januari 2019

Disiplin dan Debat Capres//Banten Tidak Seimbang//Rugi Berasuransi//Batal Beli (Surat Pembaca Kompas)


Disiplin dan Debat Capres

Debat perdana calon presiden/wakil presiden bertema hukum, korupsi, hak asasi manusia, dan terorisme telah usai. Banyak yang kecewa sebab tiada hal baru yang ditawarkan kedua pasangan calon.

Pasangan nomor 01 menjanjikan reformasi kelembagaan, perbaikan regulasi. Pasangan nomor 2 mengungkapkan, hukum bisa ditegakkan bila gaji para pene- gak hukum dinaikkan. Menurut saya, tidak harus ada hal atau terobosan baru asalkan yang lama dan diyakini sebagai cara terbaik dikerjakan konsisten dan konsekuen.

Saya kecewa karena tak satu pun pasangan membahas hal paling penting dan mendasar: disiplin. Disiplin adalah belajar patuh kepada guru, atasan, aturan, dan hukum. Disiplin adalah sumber segala tindakan yang mungkin dianggap "kuno" tetapi tak pernah tuntas diterapkan ketika kita mengelola negara ini. Disiplin hanya bisa berjalan apabila dibarengi dengan sanksi dan tindak hukuman.

Sogok, cincai, uang semir, prit-jigo, dan tahu sama tahu harus diberantas, diberi sanksi keras. Barangkali sogok mengurus KTP, buang sampah sembarangan, atau pelanggaran aturan lalu lintas kelihatan sebagai kejahatan kecil, tapi dari situ dimulai pelanggaran hal-hal lebih besar. Karena itu, hukum tak boleh pandang bulu, harus berlaku bagi pengemudi ojek sampai pengemudi Mercedes, polisi di pinggir jalan sampai jenderal, pegawai administrasi sampai pejabat, anggota partai, hingga petinggi partai.

Dengan penerapan disiplin, disertai sanksi dan tindakan hukum yang keras, tidak akan ada penggelapan uang negara, komisi proyek, korban bencana, main hakim sendiri, koruptor yang bisa minggat, pengaturan skor pertandingan, narkoba masuk lembaga pemasyarakatan, sungai tercemar berat, eks napi yang lolos jadi caleg, dan yang penting: uang negara bisa diselamatkan. Kita memerlukan presiden yang berdisiplin dan sadar akan pentingnya membangun disiplin bangsa.

Renville Almatsier
Jl KH Dewantara, Ciputat,
Tangerang Selatan,

Banten Tidak Seimbang

Kita sedang menunggu debat kedua calon presiden/wakil presiden. Calon presiden nomor urut 01 adalah Joko Widodo yang petahana dan bukan ketua partai. Ia dapat menyelingi materi debat dengan hasil kerja selama 2014-2018.

Calon presiden nomor urut 02 adalah Prabowo Subianto yang adalah ketua partai. Laporan tentang apa yang bisa ia kemukakan? Kita tunggu kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Titi Supratignyo
Pondok Kacang Barat,
Jakarta Selatan


Rugi Berasuransi

Saya nasabah Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG dengan nomor polis 13.159.2010.00056. Dengan asumsi cuti pembayaran premi lima tahun rata-rata, usia polis saya sudah delapan tahun.

Pada 2018, saya mengecek nilai tunai melalui Bagian Layanan Nasabah Kantor Asuransi Jiwa Sinar Mas. Rata-rata nilai polis saya semua hanya 60 persen dari jumlah premi yang sudah saya bayarkan.

Sebagai nasabah, saya merasa amat kecewa karena nilai tunai tersebut tidak sesuai dengan penawaran pada saat saya mau masuk. Dengan masa usia polis saya yang sudah mencapai delapan tahun, saya tidak mendapatkan untung sama sekali, tetapi sebaliknya rugi.

Dengan pengalaman ini, saya mengimbau seluruh rakyat Indonesia agar berhati-hati saat mempertimbangkan untuk membeli asuransi jiwa.

Gunawan
Jalan Jenderal Sudirman, Kebulen,
Pekalongan Barat, Pekalongan, Jawa Tengah

Batal Beli

Saya hendak membatalkan pembelian satu unit apartemen Ayoma. Tanda jadi saya bayar Rp 5 juta pada 9/8/2016. Nomor tanda jadi 000924. Belum ada tanggapan Ayoma.

Burhan Syapriadi BSD Sektor 12,

Serpong, Tangerang Selatan, Banten

Kompas, 26 Januari 2019

Sent from my BlackBerry 10 smartphone on the Telkomsel network.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger