Saham induk perusahaan Google, yaitu Alphabet Inc, turun 3 persen menjadi 1.141,41 dollar AS per lembar pada Senin petang lalu. Penurunan ini tergolong signifikan karena selama ini saham Google terus menanjak.
Bayangkan, saat penawaran saham perdana pada 2004 harga per lembar saham baru 85 dollar AS. Berbagai spekulasi muncul seusai kejadian awal pekan itu. Apakah yang tengah terjadi?
Secara umum laporan keuangan Alphabet Inc masih di atas perkiraan berbagai kalangan. Pendapatan perusahaan ini juga jauh di atas harapan para analis seperti pendapatan yang mencapai 31,85 miliar dollar AS, sementara ekspektasi analis sekitar 31,33 miliar dollar AS. Laba per saham sebesar 12,77 dollar AS, sementara analis memperkirakan 10,86 dollar AS per lembar saham. Akan tetapi, harga saham Alphabet malah turun 3 persen.
Salah satu analis menyebutkan, penurunan terjadi menyusul laporan margin keuntungan perusahaan itu naik sangat tipis pada kuartal keempat 2018. Keadaan ini terjadi karena mereka melakukan investasi besar-besaran di komputasi awan dan bisnis Youtube. Mereka tengah melakukan investasi baru yang diharapkan dapat menopang pendapatan Alphabet Inc ke depan.
Keputusan untuk melakukan investasi besar-besaran dipastikan telah menaikkan pengeluaran. Langkah ini dilakukan karena mereka ingin mencari sumber pertumbuhan baru yang ditopang oleh bisnis layanan komputasi awan, yang tengah bersaing ketat dengan Amazon dan Microsoft, serta produksi perangkat keras yang terkait dengan industri konsumer, seperti telepon pintar dan speaker cerdas. Investasi baru ini menyebabkan tambahan pengeluaran pada triwulan keempat itu.
Analis juga ada yang menyebutkan, bisnis di Youtube ternyata kurang mendatangkan profit dibandingkan bisnis mesin pencari yang selama ini menjadi bisnis inti Google.
Di sisi lain, analis juga ada yang menyebutkan, bisnis di Youtube ternyata kurang mendatangkan profit dibandingkan bisnis mesin pencari yang selama ini menjadi bisnis inti Google. Pendapatan Youtube ternyata lumayan banyak dibagikan ke pembuat konten dan juga media partner. Dengan cara ini mereka bisa mempertahankan daya tarik para pembuat konten dan media untuk berpartner dengan Youtube.
Beberapa analisis juga membuat beberapa dugaan terkait dengan penurunan saham Google tersebut. Pertama biaya bisnis mereka mengalami kenaikan seperti biaya akuisisi lalu lintas (traffic acquisition costs/TAC) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Sebagai contoh, TAC untuk mempertahankan Google sebagai mesin pencari teratas di dalam fasilitas standar (default) mesin pencari iPhone naik. Dugaan kedua adalah pendapatan berbasis klik (cost per click/CPC) 2018 mengalami penurunan hingga 29 persen dibandingkan pada 2017.
Dari data di atas bisa disimpulkan, biaya bisnis Google makin membesar, sedangkan kompetitornya malah menurunkan margin dari bisnis periklanan mereka. Selama ini bisnis Google bertumpu pada bisnis periklanan untuk mendukung penjualan dan pertumbuhan bisnis. Oleh karena itu, Google melakukan investasi baru.
Di dalam beberapa pemberitaan, Google menyatakan agar investor tetap percaya dengan mereka karena investasi baru itu akan terbayar lunas kelak. Maklum saja, dengan gambaran biaya berbisnis Google yang makin membesar, investor khawatir meski laporan keuangan triwulan keempat 2018 terlihat baik-baik saja. Google sendiri belum mau merinci inisiatif bisnis baru itu berikut detail keuangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar