Anak pertama saya perempuan, berusia 15 tahun. Sejak kecil, dia menderita asma. Saat berumur 5 tahun, dia pernah dirawat di rumah sakit dua kali. Sejak itu, saya menjaganya dengan ketat, dia tak boleh makan sembarangan. Bermain pun saya batasi.
Acap kali, saya minta dispensasi kepada guru olahraga di sekolah agar dia diizinkan tidak mengikuti kegiatan jasmani yang berat. Anak saya amat suka berenang, olahraga ini masih saya izinkan. Dia rajin berenang, dan jika ada lomba renang di sekolah, dia selalu mendapat peringkat.
Masuk usia remaja, dia mulai minta diberi lebih banyak kebebasan. Sewaktu teman-temannya mendaki gunung, dia minta dengan amat sangat agar diizinkan. Saya ragu dan berkonsultasi dengan dokter.
Ternyata, menurut dokter, sekarang ini penatalaksanaan asma sudah banyak berubah. Anak dibiarkan untuk mengikuti kegiatan, termasuk kegiatan jasmani.
Obat asma sekarang dapat digunakan untuk serangan asma, tetapi juga dapat digunakan untuk pencegahan asma. Sebelum berolahraga, penderita asma menghirup obat pencegah asma agar tidak mendapat serangan asma sewaktu atau sesudah berolahraga. Saya gembira dengan penjelasan tersebut dan sekarang anak sudah saya bebaskan untuk melakukan kegiatan seperti remaja lainnya.
Hanya saja, dia harus menghindari polusi, seperti asap rokok dan asap kendaraan bermotor. Juga kamarnya saya usahakan bersih, terutama bersih dari debu rumah. Saya ingin mendapat penjelasan yang lebih lengkap tentang kemajuan pencegahan dan pengobatan asma dewasa ini.
Anak saya sudah lama tidak mendapat serangan asma, tetapi dia tetap memakai obat hirupan sebelum tidur. Apakah asma dapat sembuh sehingga dia tidak perlu pakai obat lagi? Bagaimana dengan masa depan dia nanti? Apakah anaknya akan juga menderita asma? Apakah asmanya akan kambuh ketika hamil atau melahirkan? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Penyakit asma masih sering dijumpai di masyarakat meskipun jumlah pasien asma yang harus dirawat sudah banyak berkurang. Menurunnya angka perawatan ini dapat disebabkan oleh pemahaman masyarakat tentang terapi dan pencegahan asma yang sudah lebih baik didukung oleh keberadaan obat asma yang semakin efektif.
Dulu, obat asma yang diutamakan adalah obat dalam bentuk tablet atau puyer yang diminum. Sekarang, pada umumnya, obat asma sudah beralih ke obat hirupan. Obat ini bekerja lokal pada pipa saluran napas sehingga tidak memengaruhi jantung atau organ tubuh lain.
Selain itu, para pakar mulai lebih memahami kaitan asma dengan pilek alergik. Kedua keadaan ini amat erat hubungannya. Penderita asma jika diteliti sebagian ternyata juga menderita pilek alergi.
Sebaliknya, penderita pilek alergi jika ditelusuri sebagian ternyata menderita asma. Dengan demikian, perlu dilakukan penelusuran lebih dalam dan kedua keadaan ini perlu diterapi dengan baik.
Asma kronik dapat dibagi dalam derajat ringan, sedang, dan berat. Penatalaksanaan asma terbaru adalah mencoba mencapai asma yang terkendali secara total. Penatalaksanaan asma, termasuk obat dan alat ukur kendali asma, tidak hanya perlu dipahami oleh dokter, tetapi juga oleh pasien dan keluarga.
Dengan menggunakan kartu skoring asma, pasien atau keluarga dapat menilai sendiri apakah asmanya sudah terkendali baik atau belum. Kartu tersebut berisi pertanyaan mengenai gejala, gangguan kegiatan dan tidur, serta penggunaan obat hirupan asma dalam 4 minggu terakhir.
Jumlah skor yang dinilai menunjukkan apakah asma sudah terkendali total, terkendali cukup baik, kurang baik, atau tidak terkendali. Untuk meningkatkan pengendalian, mungkin harus meningkatkan penggunaan obat selain menghindari faktor pencetus.
Jika terpapar faktor pencetus, penderita asma dapat mengalami serangan dan meskipun sekarang kekerapannya jarang, dapat terjadi serangan akut yang berat.
Penderita asma harus memahami apa yang harus dilakukan jika terjadi serangan akut asma. Dia harus selalu membawa obat hirupannya dan menggunakannya jika terjadi serangan akut sesuai dengan petunjuk dokter.
Dia juga harus memahami apakah serangan sudah berkurang atau tidak, dan apabila tidak, harus segera berobat ke rumah sakit. Penatalaksanaan serangan asma akut berat di rumah sakit dilakukan biasanya di ruangan gawat darurat.
Penderita perlu diberi oksigen serta diinfus. Di samping obat hirupan, mungkin diperlukan pula obat suntikan.
Jika tidak dapat diatasi di ruang gawat darurat, mungkin diperlukan perawatan, tergantung keadaan klinis pasien, dapat di ruang rawat intensif atau cukup di ruang rawat biasa.
Pasien yang baru pulang perawatan dari rumah sakit karena asma mudah terkena serangan asma akut berikutnya. Karena itu, tetap harus memperhatikan obat-obat yang harus digunakan meskipun gejala asma sudah menghilang.
Pada pasien asma terjadi gangguan aliran udara keluar dan masuk pada pipa saluran napas akibat pipa saluran napas yang menyempit serta produksi lendir berlebih oleh sel yang melapisi saluran napas (epitel).
Obat hirupan asma pada umumnya mengandung obat bronkodilator (melebarkan pipa saluran napas) serta obat antiradang (steroid).
Serangan asma yang diatasi dengan baik akan memulihkan lebarnya pipa saluran napas serta mengurangi lendir yang terbentuk sehingga pasien dapat bernapas lega kembali. Pipa saluran napas penderita asma berbeda dengan orang sehat karena epitel saluran napas penderita asma sangat peka (hipersensitif).
Jika penderita asma terpapar faktor pencetus, misalnya debu rumah, pipa saluran napas menjadi mengecil dan terbentuk lendir yang banyak. Penderita akan mengalami batuk-batuk, sesak napas, dan rasa berat di dada. Serangan napas dapat hebat sehingga terdengar bunyi sewaktu menarik napas.
Penderita harus cepat ditolong. Sebagian pasien yang mengalami serangan asma menunggu dokter langganannya berpraktik. Akibatnya, serangan semakin hebat. Jika dokter keluarga sedang tidak praktik, penderita harus berobat ke rumah sakit terdekat.
Penderita asma yang berhasil mencapai pengendalian total dapat melakukan olahraga, termasuk olahraga dengan kegiatan jasmani yang berat, seperti berlari, berenang, dan mendaki gunung.
Sebelum memulai kegiatan jasmani berat sebaiknya penderita asma menggunakan obat hirupan untuk mencegah serangan.
Penderita asma yang terkendali dapat hamil dan melahirkan secara aman. Jika serangan asma tidak datang dalam waktu lama, obat bronkodilator dan antiradang dapat dikurangi, bahkan dapat dihentikan. Jika timbul serangan, obat tersebut digunakan lagi.
Saya berharap anak gadis Anda dapat menikmati masa remajanya, dapat bersekolah dan bermain sehingga tumbuh menjadi perempuan dewasa yang sehat dan produktif. Sekarang ini kualitas hidup penderita asma pada umumnya baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar