Jika harga secangkir kopi sekitar Rp 30.000, satu cangkir dibeli sebelum mulai bekerja dan satu cangkir dibeli menjelang pukul 17.00, berarti sudah Rp 60.000 dalam satu hari. Satu pekan Rp 300.000 (lima hari kerja) dan satu bulan Rp 1,2 juta.
Demikian pula dengan rokok. Jika sebungkus rokok berharga Rp 20.000, satu hari dibeli dua bungkus, dalam satu bulan sudah dikeluarkan uang sebesar Rp 1,2 juta untuk rokok saja. Belanja-belanja receh yang dilakukan secara konstan ini lama-lama menjadi bukit dan membuat kantong cepat mengering tanpa terasa.
Belanja-belanja receh yang dilakukan secara konstan ini lama-lama menjadi bukit dan membuat kantong cepat mengering tanpa terasa.
Penulis buku laris The Automatic Millionaire, David Bach, yang buku barunya berjudul The Latte Factor, menamakan kebiasaan ini "Faktor Latte". Diambil dari secangkir kopi yang tampaknya tidak terlalu mahal, tetapi karena dilakukan terus-menerus, jumlahnya menjadi besar.
Jika uang sebesar Rp 1,2 juta tadi diinvestasikan, jumlah itu sudah dapat memenuhi beberapa kebutuhan. Kalau saja uang kopi atau uang rokok itu diinvestasikan dengan tingkat imbal hasil sebesar 10 persen per tahun, setelah 20 tahun akan didapatkan dana Rp 906 juta. Banyak, ya? Uang sebesar itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Ada beberapa hal yang dapat dipelajari dari secangkir kopi ini. Salah satunya mengenai belanja apa saja yang kemungkinan membuat pola pengeluaran kecil, tetapi berulang. Membeli kopi, rokok, makanan, makan di restoran tiga kali dalam satu pekan,nonton di bioskop setiap akhir pekan, berlangganan majalah yang tidak pernah dibaca, atau mengunduh aplikasi berbayar merupakan pembelanjaan yang tidak terlalu mahal, tetapi dilakukan dengan berulang.
Kalau saja uang kopi atau uang rokok itu diinvestasikan dengan tingkat imbal hasil sebesar 10 persen per tahun, setelah 20 tahun akan didapatkan dana sebesar Rp 906 juta.
Faktor lain yang menentukan jumlah tersebut menjadi besar adalah keajaiban bunga berbunga ataucompounding interest. Sejumlah uang yang diinvestasikan secara teratur akan berlipat-lipat jumlahnya karena bunga berbunga.
Pokok investasi akan terus bertambah karena hasil investasi ditambahkan menjadi pokok investasi. Pengulangan proses ini semakin lama akan membuat hasil investasi menjadi besar dan besar, bagaikan gulungan bola salju.
Jangka waktu juga menentukan. Semakin lama jangka waktu investasi yang dilakukan secara teratur, semakin banyak pula hasil investasi yang didapatkan. Berinvestasi dalam jumlah kecil dan teratur dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan jumlah yang signifikan.
Apakah membeli secangkir kopi atau berlangganan majalah merupakan hal terlarang? Tentu tidak. Asalkan pembelanjaan tersebut bermanfaat dan tidak melupakan rencana masa depan, seperti berinvestasi. Keberhasilan investasi juga ditentukan oleh kebiasaan.
Baca juga:
Terbiasa menyisihkan, bukan menyisakan penghasilan untuk diinvestasikan baru dibelanjakan, juga membentuk kebiasaan finansial yang baik. Keberhasilan investasi sangat tidak bergantung pada berapa jumlah pendapatan, tetapi pada kebiasaan finansial yang baik.
Membeli kopi dan barang kecil lain, jika diimbangi dengan kebiasaan berinvestasi, tentu akan membuat kondisi keuangan lebih sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar