Perubahan dalam hidup sering terjadi, termasuk perubahan yang sangat berdampak pada kondisi finansial, seperti berhenti bekerja karena usia pensiun tiba.
Bagi mereka yang sudah mempersiapkan pensiun dengan baik, tidak hanya mengandalkan program pensiun dari pemerintah atau perusahaan, tibanya masa pensiun merupakan saat yang dinantikan. Memiliki aset yang dapat memberikan arus kas, mempunyai waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, serta membuat tahapan hidup baru yang dijalani dengan sukacita. Misalnya, berjalan-jalan, melakukan hobi, memulai bisnis baru, atau melakukan hal lain yang sebelumnya tidak sempat dilakukan karena kesibukan pekerjaan selama puluhan tahun.
Sebaliknya, ada juga pekerja yang belum siap untuk pensiun. Apalagi ketika perusahaan memberikan pilihan pensiun dipercepat. Pensiun yang dipercepat atau pensiun dini merupakan situasi ketika pekerja memilih atau diberi pilihan untuk mengundurkan diri dari perusahaan sebelum masa pensiunnya tiba. Sebagian perusahaan di Indonesia mematok masa pensiun pada usia 55 tahun, ada pula pada usia yang lebih tua.
Dana dalam jumlah besar ini sebaiknya dikelola dengan bijak sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.
Disebabkan berbagai hal seperti efisiensi, perusahaan mungkin saja menawarkan kepada pekerja yang belum memasuki masa pensiun untuk segera pensiun. Biasanya, ada kompensasi atas pilihan ini. Pekerja bisa jadi menerima dana "pensiun" dalam jumlah besar ketimbang jika pensiun pada usia sesungguhnya. Dana dalam jumlah besar ini sebaiknya dikelola dengan bijak sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.
Menambah sendiri
Uang tunjangan pensiun bulanan dari program pensiun pemerintah atau perusahaan, kecil kemungkinan jumlahnya sama besar dengan gaji bulanan sebelum pensiun. Untuk tahun 2019 ini, dalam program pensiun pemerintah, batas paling tinggi upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan adalah Rp 8.512.400. Dari jumlah ini, manfaat pensiun yang diperoleh maksimal Rp 4.095.750 per bulan.
Sayangnya, jika tidak diikuti dengan perencanaan pensiun pribadi, tunjangan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan gaji ketika masih aktif bekerja.
Maka, saat pensiun dengan posisi gaji terakhir Rp 15 juta, tunjangan bulanan yang didapatkan dari program pensiun pemerintah maksimal hanya sekitar Rp 4 juta.
Di beberapa perusahaan, perhitungan dasar pensiun tidak sama persis dengan perhitungan gaji pokok yang diterima saat masih bekerja aktif. Ini dipengaruhi berbagai faktor, seperti kondisi keuangan perusahaan. Akibatnya, dasar perhitungan pensiun menjadi lebih kecil dari gaji pokok bulanan yang menyebabkan manfaat pensiun bulanan juga lebih kecil.
Pekerja yang pensiun tentu berharap, gaya hidupnya tetap sama seperti ketika masih produktif. Sayangnya, jika tidak diikuti dengan perencanaan pensiun pribadi, tunjangan yang didapatkan lebih kecil dibandingkan dengan gaji ketika masih aktif bekerja. Sementara biaya hidup sesudah pensiun tidak lebih rendah dibandingkan ketika masih produktif. Biaya-biaya seperti biaya kesehatan semakin lama semakin mahal.
Mencari arus kas
Ketika masa pensiun tiba, perlu dicari sumber pendapatan baru untuk menggantikan arus kas yang biasanya berasal dari gaji bulanan. Jika tunjangan pensiun dari program pemerintah dan program perusahaan dirasakan masih kurang, tentu harus dicari lagi sumber untuk menutupinya.
Menata lagi arus kas merupakan salah satu cara untuk memastikan jumlah uang yang kita dapatkan setiap bulan. Meneliti lagi daftar aset, lalu memilih mana yang dapat menghasilkan arus kas merupakan awal yang baik. Misalnya saja, ada rumah atau sawah yang dapat disewakan. Mobil juga merupakan aset yang dapat menghasilkan arus kas jika disewakan atau dijadikan taksi daring.
Pekan ini, pemerintah mulai menawarkan obligasi ritel,Saving Bond Ritel seri SBR006 dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,97 persen per tahun.
Selain dari properti, arus kas juga dapat berasal dari aset portofolio, seperti reksadana, obligasi, dan saham. Pekan ini, pemerintah mulai menawarkan obligasi ritel, Saving Bond Ritel seri SBR006 dengan tingkat imbal hasil sebesar 7,97 persen per tahun. Pajak atas kupon bunga obligasi ritel sebesar 15 persen, lebih rendah ketimbang pajak bunga deposito yang sebesar 20 persen. Obligasi ritel dapat menjadi salah satu pilihan untuk mendapatkan arus kas. Kupon bunga yang diterima setiap bulan dapat dijadikan salah satu arus kas pengganti gaji.
Demikian pula dengan reksadana pasar uang atau reksadana obligasi. Ketika sudah masuk masa pensiun dan arus kas bulanan merupakan tujuan utama berinvestasi, maka pilihlah aset dengan fluktuasi rendah. Deposito, obligasi ritel, reksadana pasar uang, dan reksadana obligasi termasuk dalam kelompok tersebut. Imbal hasilnya memang tidak terlalu tinggi, tetapi relatif stabil.
Saham yang memberikan dividen besar juga dapat dijadikan sumber pendapatan. Perhatikan dividen yang diberikan kepada pemegang saham bukan fluktuasi harga sahamnya. Emiten perbankan, seperti Bank Mandiri Tbk dan Bank BRI Tbk, biasanya membagikan dividen cukup besar kepada para pemegang sahamnya.
Selain pembagian dividen, keuntungan dari saham juga bisa diperoleh dari kenaikan harga saham. Jika ingin memperoleh pendapatan dari pergerakan harga saham harian, berinvestasilah pada diri sendiri. Belajarlah terlebih dahulu. Investasi pengetahuan ini lebih penting ketimbang investasi uang. Sebaiknya, porsi dana yang digunakan untuk transaksi harian lebih kecil ketimbang porsi instrumen investasi lain yang berisiko lebih rendah.
Alokasi aset
Untuk mendapatkan arus kas yang teratur setiap bulan dari aset portofolio, diperlukan strategi untuk mengelola dana. Alokasi aset portofolio yang cocok untuk para pensiunan bergantung pada beberapa hal, antara lain usia. Kebutuhan dan daya tahan terhadap risiko para pensiunan yang berusia 50 tahun tentu berbeda dengan mereka yang berusia 70 tahun. Semakin bertambah usia, biasanya semakin menghindari risiko.
Selain itu, profil risiko juga akan menentukan alokasi aset. Semakin moderat, semakin besar bagian aset yang berisiko tinggi. Semakin konservatif, semakin banyak bagian aset yang berisiko rendah.
Misalnya begini, seorang pensiunan berusia 55 tahun dengan profil risiko moderat yang berani menanggung sedikit risiko fluktuasi harga aset dapat menempatkan 20 persen aset pada deposito, 20 persen pada reksadana pasar uang, 40 persen pada obligasi ritel dan reksadana obligasi, serta sisanya pada saham dengan dividen tinggi.
Sementara, seorang pensiunan berusia 65 tahun dengan profil risiko konservatif dapat menempatkan 30 persen dana pada deposito, 20 persen pada reksadana pasar uang, serta sisanya pada obligasi ritel dan reksadana obligasi. Selain itu, banyak faktor lain yang juga menentukan alokasi aset, seperti apakah ada arus kas dari sumber lain hingga situasi terkini di pasar keuangan.
Adapun produk keuangan lain yang dapat dijadikan arus kas adalah anuitas. Cara kerjanya secara singkat, pensiunan dapat memberikan dana dalam jumlah besar sekaligus kepada perusahaan asuransi dan setiap bulan menerima hasil yang dapat digunakan sebagai pengganti pendapatan. Sayangnya, produk ini kurang berkembang di Indonesia. Hanya ada empat perusahaan asuransi yang memiliki produk ini. Penawarannya pun tidak dilakukan secara terbuka dan masif.
Selain produk-produk keuangan, membuka bisnis juga dapat menjadi sumber pendapatan. Risiko bisnis tentu ada, apalagi jika belum pernah sama sekali menjalankan bisnis. Apa pun pilihannya, pastikan keputusan pengelolaan keuangan dilakukan secara cermat.
Selamat menata keuangan pada tahap kehidupan yang baru!
Kompas, 6 April 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar