Sejumlah jemaah calon haji telah mendarat di Arab Saudi untuk beribadah dan menunggu pelaksanaan haji. Haji mabrur menjadi dambaan seluruh jemaah.
Tak kurang dari 231.000 anggota jemaah tahun ini akan berangkat, termasuk tambahan kuota sebanyak 10.000 orang yang diterima Presiden Joko Widodo pada April lalu. Berdasarkan catatan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), hingga Mei 2019, calon haji yang menunggu keberangkatan berjumlah 4.341.969 orang. Jika kuota tidak bertambah, calon haji mesti menunggu sekitar 20 tahun untuk bisa berhaji.
Setiap tahun lebih dari 300.000 warga yang mendaftar sehingga sampai tahun 2025 saja diperkirakan jumlahnya mencapai 7,2 juta warga. Akibatnya, waktu tunggu bagi tiap anggota jemaah makin panjang. Waktu tunggu setiap jemaah berbeda-beda di setiap daerah.
Di sisi lain, pemerintah terus berupaya memperbaiki pelayanan terhadap jemaah. Tahun ini, sebagian jemaah Indonesia akan mendapat fasilitas jalur cepat keimigrasian di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, mulai hari Minggu (7/7/2019). Setidaknya ada lima kelompok terbang dari dua embarkasi dari total 70.000 anggota jemaah yang bakal menikmati jalur cepat imigrasi ini.
Ibadah haji tidaklah ringan. Berbeda dengan umrah yang bisa dilakukan kapan pun, ibadah haji tertentu waktunya dan ketat urutan ibadahnya. Ini menuntut kondisi fisik dan mental prima. Wajar jika pemerintah setiap tahun terus berupaya memperbaiki pelayanan. Hal ini penting agar jemaah dapat beribadah dengan tenang, nyaman, dan aman. Kita berharap tak ada lagi keluhan terkait tempat tinggal, makanan, atau hal lain yang dapat mengganggu kekhusyukan jemaah melakukan ibadah.
Niat yang ikhlas dan khusyuk dalam melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji menjadi sebagian prasyarat agar jemaah bisa meraih gelar haji mabrur. Haji yang pulang ke Tanah Air membawa keimanan dan ketakwaan, bukan membawa banyak oleh-oleh.
Seluruh jemaah haji ingin meraih haji mabrur, haji yang ibadahnya diterima Allah SWT. Yang perlu diingat, Tuhan menetapkan baiknya hubungan dengan sesama manusia sebagai kriteria meraih haji mabrur. Hal itu bertujuan agar sikap baik dan menghargai sesama menjadi semangat hidup kita bersama, yang tecermin antara lain dengan berkurangnya berita hoaks di tengah suasana kebangsaan yang "ribut" ini.
Persiapan sudah dilakukan dengan baik oleh pemerintah. Tinggal jemaah yang mempersiapkan diri untuk beribadah dengan khusyuk di Tanah Suci, termasuk persiapan dengan menjaga kesehatan.
Kita berharap jemaah haji juga ikut mendoakan agar Indonesia bisa terhindar dari berita yang menyesatkan, agar seluruh energi bisa tercurahkan untuk memperbaiki kesejahteraan dan kehidupan kebangsaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar