Tugas menjadi pendamping/perawat orang sakit, profesi guru, dokter, konselor, terapis, ataupun pelayanan kemanusiaan lainnya acap kali sangat menekan dan meletihkan.
Diperlukan strategi untuk mencegah terjadinya kelelahan emosional (burnout) agar mereka mampu mempertahankan kinerjanya secara berkelanjutan. Salah satu cara yang akan dibahas di sini adalah perawatan diri (self care).
Pentingnya merawat diri
Bagi mereka yang berkecimpung di bidang pelayanan kemanusiaan, umumnya akan dituntut untuk selalu siap memahami, dapat bertahan, dan bersikap positif dalam membantu orang/penyintas. Lingkungan acap kali mengira dan sekaligus menuntut agar mereka pasti tahu cara memecahkan berbagai masalah fisik ataupun psikologis, serta selalu dapat menampilkan profesionalitas dalam bekerja.
Padahal, sebagai manusia biasa, para petugas kemanusiaan juga bisa mengalami sakit, tidak siap, bermasalah dengan pasangan atau anggota keluarga. Selain juga mengalami keletihan karena menghadapi beban tugas terlalu berat. Banyak yang mengalami kelelahan emosional. Mereka secara tidak sadar mengalami kelelahan emosional karena perlu terus berbagi perhatian dan kasih sayang kepada orang lain.
Psikolog Herbert Freudenberger menyebutnya dengan istilah "burnout" (1974). Gejalanya terdiri dari tiga komponen, yaitu kehilangan empati, penurunan rasa pencapaian diri, dan perasaan lelah secara emosional.
Intensitas perasaan dapat berasal dari ketidakpuasan biasa hingga terlarut secara mendalam terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu, mereka juga perlu memikirkan kesehatan dan kesejahteraan fisik ataupun mental mereka dengan cara melakukan perawatan diri.
Cindy Ricardo (2019) menjelaskan bahwa perawatan diri bukanlah tindakan yang egois. Individu yang tidak mengurus kebutuhan emosional dan fisiknya sendiri sebelum mencoba untuk menyelesaikan kebutuhan orang lain mungkin mulai mengalami penurunan dalam kondisi emosi atau fisik mereka sendiri.
Orang-orang yang peduli kepada orang lain, baik secara profesional maupun dalam kehidupan pribadi, mungkin mendapati dirinya sangat terkuras jika mereka tidak mencurahkan cukup waktu untuk perawatan diri. Setelah mereka memenuhi kebutuhan mereka sendiri, mereka akan lebih mampu membantu orang lain sesuai masalah yang tengah mereka alami.
Howard Spector (2016) menambahkan bahwa perawatan diri dimaksudkan untuk mencegah terjadinya burnout. Praktik perawatan diri adalah upaya berkelanjutan yang perlu terus dilibatkan dalam karier mereka. Keadaan hidup berubah dari waktu ke waktu, demikian juga dengan kegiatan perawatan diri.
Selain itu, masing-masing harus terlibat dalam refleksi diri dan penilaian diri yang berkelanjutan untuk memastikan bahwa kebutuhan perawatan diri mereka terpenuhi secara memadai. Sejalan dengan hal ini, mereka harus menyadari dan memperhatikan tanda-tanda peringatan pribadi yang memberi tahu bahwa mereka harus menjalani perawatan diri.
Tanda-tanda
Kramen-Kahn (2002) mengemukakan sejumlah pertanyaan untuk menentukan tingkat perawatan diri pribadi yang harus dijalani para profesional saat ini. Saya pilihkan beberapa yang cukup penting, di antaranya: Apakah Anda:
• Tampil kompeten dan profesional?
• Tampil hangat, peduli, dan menerima?
• Menjaga keseimbangan antara kerja, keluarga, dan waktu luang?
• Memelihara jaringan dukungan yang kuat dari keluarga dan teman?
• Menggunakan kegiatan rekreasi yang sehat sebagai cara membantu diri Anda bersantai dari pekerjaan? Jika pekerjaan adalah dunia Anda sepenuhnya, waspadalah. Anda tidak memiliki kehidupan yang seimbang.
• Sering merasa diperbarui dan diberi energi ketika bekerja bersama klien?
• Mengembangkan minat baru dalam pekerjaan profesional Anda?
• Menganggap masalah klien sebagai hal yang menarik dan berharap untuk bekerja sama dengan klien?
• Menjaga obyektivitas tentang masalah klien?
• Mempertahankan batas-batas yang baik dengan klien, memungkinkan mereka untuk mengambil tanggung jawab penuh atas tindakan mereka sambil memberikan dukungan untuk perubahan?
• Mempertahankan selera humor dengan cara bisa tertawa bersama klien?
Makin banyak jawaban "tidak", berarti makin segera dan perlu Anda melakukan perawatan diri.
Makna dan cara
Menurut Cindy Ricardo (2019), istilah perawatan diri menggambarkan tindakan yang mungkin dilakukan seseorang untuk mencapai kesehatan fisik dan mental yang optimal. Para profesional kesehatan mental sering menggunakan istilah perawatan diri untuk merujuk pada kemampuan seseorang mengurus aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan, mandi, menyikat gigi, memakai pakaian
bersih, tidur, olahraga, dan memperhatikan masalah medis pribadinya.
Perawatan diri juga dapat merujuk pada kegiatan yang dilakukan seseorang untuk bersantai atau mencapai kesejahteraan emosional, seperti bermeditasi, membuat jurnal, atau mengunjungi seorang terapis. Kegagalan yang meluas untuk merawat diri sendiri dapat mengakibatkan penyakit atau rawat inap.
Orang-orang yang mendapati diri tidak mampu mengurus kebutuhan mereka sendiri mungkin akan merasa terbantu jika berbicara dengan seorang terapis.
Setiap orang memiliki persyaratan dan kebutuhan yang berbeda untuk perawatan dirinya, tetapi secara umum bertujuan mendapatkan kondisi kesehatan mental dan fisik yang baik, mengurangi stres, memenuhi kebutuhan emosional, mempertahankan hubungan dengan orang lain, serta menemukan keseimbangan antara kehidupan pribadi, akademik, dan profesional.
Secara terperinci, Barnett dan Sarnel (2003) telah memberikan berbagai cara agar kita dapat mengintegrasikan perawatan diri dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya:
• Luangkan waktu yang cukup untuk diri sendiri. Jadwalkan istirahat setiap hari.
• Lakukan hal yang Anda sukai, berusaha untuk terlibat dalam suatu hobi.
• Jaga diri baik secara fisik maupun spiritual melalui latihan rutin.
• Jaga hubungan sosial dan interpersonal dalam hidup Anda.
• Belajar bersikap tegas untuk mengatakan "tidak bisa" ketika Anda memang tidak sanggup.
• Jangan mengisolasi diri sendiri.
• Menerima bahwa perawatan diri adalah hal yang baik.
• Waspadai tanda-tanda peringatan, seperti melanggar batas profesi, berharap pasien/klien tidak datang, merasa sulit fokus pada tugas yang dihadapi, merasakan kebosanan dan kelelahan.
• Melakukan penilaian diri dan kompetensi secara berkala serta mencari bantuan ketika dibutuhkan.
• Fokus pada pencegahan.
• Mencari psikoterapis pribadi.
• Gunakan program bantuan sejawat.
• Berpartisipasi dalam kelompok dukungan sebaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar