AP PHOTO/MARK SCHIEFELBEIN

Rudal balistik China, Dongfeng-41 (DF-41), dipamerkan dalam parade militer untuk merayakan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China di Beijing, China, Selasa (1/10/2019). Rudal berdaya jangkau hingga 15.000 kilometer itu disebut mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir dengan sasaran berbeda dan bisa menjangkau wilayah Amerika Serikat dalam waktu kurang dari satu jam.

Peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China sangat meriah. Kemajuan yang dicapainya menempatkan China sebagai kekuatan penting di dunia.

Pada 1 Oktober 1949, Pemimpin Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China dalam pidato di Lapangan Tiananmen, Beijing. Seperti ditulis harian ini, Selasa (1/10/2019), sebelum deklarasi itu, rakyat China mengalami penjajahan Jepang 1931-1945, dilanjutkan periode perang saudara tahun 1945-1949. Setelah deklarasi pun, China masih mengalami situasi jauh dari ideal. Ada gerakan-gerakan politik yang menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

Akhir 1970-an, Presiden Deng Xiaoping meluncurkan reformasi membuka perekonomian negara. Asing dimungkinkan terlibat dalam pembangunan ekonomi China. Kemudian terjadi Peristiwa Tiananmen 1989, yaitu tindakan keras penguasa untuk mengakhiri gelombang demonstrasi. Perjalanan China berlanjut dengan terus membuka ekonominya, hingga menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua dunia setelah Amerika Serikat.

AFP/NOEL CELIS

Pasukan kehormatan China berdiri membentuk formasi dalam upacara penurunan bendera di depan Gerbang Tiananmen di Beijing, China, Senin (30/9/2019), atau sehari menjelang perayaan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat China.

Tumbuh setiap tahun rata-rata 9,5 persen, produk domestik bruto China naik dari 367,9 miliar yuan (Rp 731,1 triliun) pada 1978 menjadi 90 triliun yuan (Rp 178.860 triliun) tahun lalu. PDB per kapita naik dari 200 dollar AS pada 1979, yakni ketika 80 persen warganya hidup dalam kemiskinan absolut di perdesaan, menjadi sekitar 10.000 dollar AS tahun lalu. Mengangkat ratusan juta warganya dari kemiskinan disebut merupakan prestasi penting China yang memberi kontribusi sangat positif bagi dunia. China tak berhenti hanya menjadi tempat berlokasinya pabrik berbagai produk yang dijual di seluruh dunia. Negara ini terus melangkah menjadi pemain penting teknologi. Perusahaan China, Huawei, dikenal sebagai kontraktor 5G di berbagai negara. Teknologi yang ditawarkannya memadai dengan harga bersaing.

Di tengah kritik Barat bahwa China memaksa perusahaan asing mentransfer teknologi kepada perusahaan lokal, Beijing menggagas sebuah pendanaan infrastruktur (Belt and Road Initiative). Negara Afrika, Eropa, dan Asia bekerja sama dalam prakarsa itu meski ada tuduhan proyek ini berpotensi menempatkan negara penerima dalam jebakan utang.

Dalam beberapa analisis disebutkan, dengan kemajuan yang dicapainya sekarang, China memberikan jalur alternatif bagi negara berkembang lain. Mereka tak harus mengikuti jalur ala Barat yang ditandai penerapan terlebih dahulu demokrasi dan kebebasan. Dengan politik sangat terkontrol dan kehadiran pemerintah di berbagai aspek kehidupan, sebuah negara ternyata tetap bisa mencapai kemajuan. Hal itu tentu masih mengundang perdebatan dan memerlukan pembuktian lebih lanjut.