Apabila pedal rem diibaratkan program kesehatan penanganan Covid-19 dan pedal gas sebagai program ekonomi, ritme keduanya tampaknya akan disetel ulang.
Apabila pada saat awal pedal rem sempat ditekan dalam, kemudian setelah itu dikendurkan dan lebih banyak menggenjot pedal gas, setelah kasus baru positif Covid-19 per hari terus membesar, tidak ada cara lain selain menekan kembali pedal rem.
Sinyal itu ditunjukkan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan pengantar rapat terbatas membahas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, Senin (3/8/2020). Presiden menangkap adanya peningkatan kekhawatiran masyarakat. "Saya ingin agar yang namanya protokol kesehatan, perubahan perilaku masyarakat, betul-betul menjadi perhatian kita. Saya ingin fokus saja, mungkin dalam dua minggu, kita fokus kampanye mengenai memakai masker," kata Presiden.
Presiden menangkap adanya peningkatan kekhawatiran masyarakat.
"Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit" juga menjadi moto langkah strategis Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir selaku Ketua Pelaksana Komite menegaskan, "Kunci memulihkan ekonomi adalah memulihkan kesehatan terlebih dulu" (Kompas, 7/8/2020).
Program Indonesia Sehat yang memastikan rakyat aman dari Covid-19 dan reformasi layanan kesehatan ditempatkan sebagai prioritas pertama. Setelah itu baru program Indonesia Bekerja sebagai prioritas kedua untuk pemberdayaan dan percepatan penyerapan tenaga kerja. Prioritas ketiga barulah program Indonesia Tumbuh, yaitu pemulihan dan transformasi ekonomi nasional.
Mengacu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), banyak langkah strategis yang perlu segera dikejar untuk memastikan rasa aman. Hingga kini, kasus di Indonesia terus naik dan belum mencapai titik puncak. Berbagai hal vital perlu dipastikan, mulai dari pengadaannya, pembiayaannya, hingga pendistribusiannya yang cepat. Minim dan belum meratanya tim unit gawat darurat, dokter ahli, alat pelindung diri tenaga medis, alat bantu pernapasan pasien, serta kapasitas rumah sakit dan laboratorium perlu dikalkulasi. Tidak kalah penting kesiapan memerangi infodemi, penyebaran disinformasi.
Distribusi dokter ahli, kapasitas rumah sakit dan laboratorium, serta kecukupan alat bantu pernapasan perlu benar-benar dikalkulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar